Stres Diduga PPKM Ketua Asosiasi Kafe Coba Akhiri Hidup, Pelik Bos Pempek Usaha Tutup Cicilan Numpuk

Stres diduga karena PPKM membuat Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat berinisial GB mencoba bunuh diri dengan cara melukai diri

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang. Foto ilustrasi 

TRIBUNBATAM.id - Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat berinisial GB mencoba bunuh diri.

Percobaan bunuh diri itu ia lakukan sebagai bentuk protes Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Menurut sang istri, GB stres karena usaha mereka saat ini banyak yang gulung tikar alias tutup.

Hanya tersisa satu restoran dari enam cabang yang ada.

 Aksi nekt GB pun berlangsung di depan gerbang Balai Kota Bandung.

GB melancarkan aksinya pada Rabu (4/8/2021) pukl 13.10 WIB.

Akhir Juli 2021, GB dikabarkan sempat menyerukan aksi pemasangan bendera putih sebagai bentuk protes terhadap kebijakan PPKM.

Namun seruan tersebut batal dilakukan.

Sebelum melancarkan aksi bunuh dirinya, GB menghubungi seorang staf Humas Pemkot Bandung bernama Jajang Jaenudin.

Dilansir Tribun Jabar, GB mengabarkan jika dirinya hendak melakukan upaya bunuh diri.

Jajang lalu berusaha untuk mencegah tindakan GB. 

Namun, sesampainya di depan Balai Kota Bandung, Jajang melihat GB sudah tergeletak.

Baca juga: Seorang Imigran Pencari Suaka di Bintan Diduga Mau Bunuh Diri, Ada Luka di Tangan

GB tergeletak dengan kondisi terluka di bagian leher dan perut kanan.

Mengutip dari Kompas, seorang saksi melihat adanya pisau dapur tergeletak tak jauh dari korban.

Korban pun langsung mendapat penanganan dari PMI Bandung, kemudian dibawa ke RS Hasan Sadikin.

Belakangan diketahui aksi yang dilakukan GB ternyata di luar dugaan sang istri, ER.

ER mengaku kaget atas tindakan sang suami.

"Enggak tahu, saya tidak tahu banget.

Di luar dugaan," ujar ER saat dihubungi, Kamis (5/8/2021), mengutip Tribun Jabar.

ER mengungkap, GB memikul beban berat di tengah aturan PPKM yang terus diperpanjang.

Ia bercerita, usaha pempek milik GB banyak yang tutup.

Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang.
Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Karyawan pun diberhentikan.

Awalnya, GB memiliki 6 cabang usaha pempek.

Selama PPKM Darurat diberlakukan, cabang tersebut terus berkurang hingga tersisa 2 lalu tinggal tersisa 1.

Terlebih, restoran yang kini tersisa berada di area jalan yang ditutup.

"Dari zaman PSBB tinggal dua cabang dari enam, terus dari dua tinggal satu.

Itu lokasinya di penutupan jalan.

Walaupun sekarang solusinya take away,  ada grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situnya jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil," katanya.

Menurut ER,  pendapatan sang suami berkurang hingga 80 persen.

Mereka pun kesulitan membayar sejumlah cicilan.

Baca juga: Pedagang Protes PPKM Level 4, Kompak Pasang Bendera Putih

Meskipun mendapat keringanan, ER menaku tetap kesulitan.

"Walaupun dikatakan ada keringanan tapi kan tetap saja faktanya bayar, bukan kita gak mau bayar, kita pasti bayar kalau ada juga kita mah pasti bayar," katanya.

Sebelum nekat beraksi, GB diduga sempat mengirim sebuah rekaman.

Dalam rekaman tersebut, ia meminta maaf kepada teman seperjuangan dan keluarga.

Ia juga menyinggung soal PPKM hingga berharap pemerintah dapat bijak dalam menerapkan aturan.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif percobaan bunuh diri yang dilakukan GB.

"Jadi, kami sudah hubungi korban, di sana belum bisa dimintai keterangan di ruang perawatan RSHS," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Tri Handoyo saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

(*/ TRIBUNBATAM.id/ Tribunnews.com/ Tribun Jabar/ Kompas)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved