INFO CUACA KEPRI
Warga Anambas Diminta Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG: Potensi Gelombang Tinggi
BMKG Kelas III Tarempa juga meminta warga mewaspadai potensi gelombang tinggi. Transportasi laut diminta berhati-hati.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Kelas III Tarempa meminta Warga Anambas diminta mewaspadai cuaca ekstrem.
Pihaknya juga meminta khususnya pengguna transportasi laut untuk senantiasa berhati-hati.
Kepala BMKG Kelas III Tarempa Sirajul Munir mengatakan, ada potensi munculnya hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi.
Kondisi hujan dengan intensitas sedang hingga berawan diprediksi terjadi pada pagi hingga dini hari, Kamis (12/8/2021).
Ini berlaku untuk wilayah Pulau Jemaja dan Pulau Siantan.
Sirajul Munir menyebutkan ketinggian gelombang di perairan Kepulauan Anambas berkisar antara 0,5 meter sampai 1,25 meter.
“Ketinggian gelombang masih aman, namun tetap waspada bagi pengguna transportasi laut.
Waspda juga terhadap potensi hujan lebat yang disertai angin kencang, kemudian potensi gelombang tinggi,” ucapnya.
Adapun kecepatan angin di wilayah Kepulauan Anambas 30 kilometer per jam, kelembapan udara 60-90 persen dengan suhu udara 26-34 derajat Celcius.
Cuaca Ekstrem di Natuna
Dua unit tiang listrik milik Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ranai Kabupaten Natuna sebelumnya tumbang karena cuaca ekstrem.
Proses perbaikan diakui Manajer ULP PLN Ranai, Boni Sofianto terkendala sarana yang mereka miliki.
Biasanya, mereka menggunakan alat berat milik salah satu perusahaan di sana.
Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem Natuna, Harga Bilis Melonjak Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Baca juga: Cuaca Ekstrem Natuna, Dua Tiang Listrik di Ranai Tumbang, PLN Terkendala Alat Berat

Hanya saja, kondisi alat berat tersebut sedang rusak.
Sebagai alternatif, mereka menggunakan alat berat yang ukurannya lebih kecil dibandingkan crane yang biasa mereka pinjam pakai.
"Kondis cranenya kecil, jadi tiang listriknya belum bisa tegak seperti awal," ungkap Boni, Rabu (4/8/2021).
Meskipun kondisi tiang listrik akibat cuaca ekstrem itu belum normal, namun ULP PLN di Natuna memastikan aliran listrik untuk Kecamatan Batubi tetap menyala.
Ini karena kabel yang berada pada tiang tumbang itu telah dilepaskan.
"Pokoknya kami usahakan terlebih dulu agar aliran listrik tidak terganggu," tambah Boni.
Sedangkan untuk mendirikan tiang listrik yang tumbang itu, masih akan menunggu kren milik PT. KSP normal kembali.
Kondisi cuaca di Natuna yang sulit diprediksi karena masuk dalam kawasan non zona (nonzon) menyebabkan perubahan cuaca di daerahnya sulit terdeteksi.
Bahkan menurut prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranai Natuna, Reza Fahlevi, perubahan dapat saja terjadi secara lokal.

"Misalnya didaratan kita merasakan cuaca panas dan angin tenang, tapi ternyata di laut mengganas, itu kita sebut perubahan cuaca lokal," ujar Reza, di kantornya, Rabu (4/8/2021).
Kondisi ini lazim terjadi, namun tambah Reza secara garis besar saat ini cuaca di Natuna masih didominasi curah hujan yang ringan meskipun frekwensinya tidak menentu.
Sementara ketinggian gelombang berkisar antara 1,25 meter hingga, 2,05 meter.
"Kami tetap mengimbau para nelayan agar dapat memantau kondisi cuaca sebelum turun melaut, dikarenakan perubahan cuaca yang sulit diprediksi," tambah Reza.
Sedangkan untuk kecepatan angin masih dalam kondisi normal, dominan dari arah selatan hingga barat daya, dengan kecepatan 5 hingga 30 kilometer perjam.(TribunBatam.id/Rahma Tika/Wina)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Info Cuaca