Pria Bunuh Gadis yang Dihamilinya karena Tak Mau Pernikahannya dengan Gadis Lain Batal
Seorang pria di Jakarta tega membunuh pacarnya yang hamil karena ingin menikahi gadis lain
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA – Terbalut kardus, jasad M hampir tidak dikenali.
Tubuh Perempuan hamil tersebut dibungkus kardus dan diikat tali.
Tali yang mengikat kardus pembungkus jasad M cukut erat sehingga jika dilihat di luar tidak ada kesan bahwa di dalamnya terdapat jasad.
M Berusia 17 tahun. Dia adalah gadis asal Pemalang, Jawa Tengah.
Dia datang ke Jakarta mencari kerja dan menjalin cinta dengan AS, pria dari Pemalang juga.
Namun hubungan itu kandas. AS, sang pacar membunuhnya dan membuang jasadnya di pinggir jalan.
Jasad M kemudian ditemukan warga pada Selasa (10/8/2021).
Polisi yang menerima laporan warga tentang adanya jasad perempuan hamil terbungkus kardus datang ke lokasi melakukan penyelidikan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Bengkong Batam, Hanani Hananto Dikenakan Pasal Tambahan
Polisi memastikan M dibunuh.
Terungkap pembunuhnya adalah AS, pacarnya selama ini.
Awal Mula Kejadian
Polisi berhasil menguak penemuan jasad teronggok di tepi Jalan Raya Bekasi, Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur.
Jasad tersebut berinisial M dan korban pembunuhan. Pelaku pembunuhan adalah AS.
Diberitakan Kompas.com, AS dan M merupakan perantau dari kota yang sama.
Selama ini, keduanya tinggal bersama di kawasan Jakarta Timur.
Pelaku kerap mengantarkan korban bekerja.
Belakangan diketahui korban bekerja sebagai perempuan yang melayani pria hidung belang.
"Pengakuan tersangka, dia tahu dan sering mengantar kegiatan pekerjaan daripada si korban," kata Kabis Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Kamis (12/8/2021).
Pelaku ingin nikahi perempuan lain
Saat menjalin asmara dengan korban, ternyata AS punya wanita lain.
Dia pun berencana untuk menikahi tambatan baru hatinya.
Namun, di tengah rencana itu, AS mendapatkan kabar bahwa M tengah hamil.
"Bahwa tersanga ini memang sudah memiliki wanita dan sudah ada niatan untuk menikah."
"Namun, selama ini dia tinggal sama korban dan mengetahui sudah hamil 4 bulan," ujar Yusri.
AS pun menolak saat dimintai pertangunggjawaban oleh M.
Karena tak ingin pernikahannya gagal, AS pun mulai berencana untuk membunuh korban.
Pesan BO fiktif
AS kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa M pada Senin (9/8/2021).
Pelaku melakukan booking online (BO) fiktif kepada korban yang sedang tidur.
"Korban ini adalah seorang wanita yang memang pekerjaannya adalah biasanya melalui media online melakukan BO, dia adalah salah satu perempuannya," ungkap Yusri, dilansir Tribun Jakarta.
Setelah itu, kata Yusri, AS memesan ojek online untuk korban.
Lokasi tujuannya di sebuah halte di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
"Ketika korban berangkat untuk bertemu dengan order fiktif tersebut, korban ditinggalkan seorang diri," terangnya.
AS lalu mendatangi korban dan mengajaknya ke tempat sepi.
Setelah itu, AS menganiaya M menggunakan tangan kosong.
Pelaku juga memukul perut korban dan mencekik leher korban.
"Terakhir dengan menekan hidung korban hingga meninggal dunia," beber Yusri.
Korban lalu dibuang
Pelaku kemudian menyembunyikan jasad M di semak-semak sambil mencari kardus dan baliho untuk membungkus mayat korban.
Tak lama berselang, pelaku memesan mobil pikap untuk mengangkut jenazah korban.
Kepada sopir pikap, AS mengaku bahwa bungkusan kardus yang dibawanya adalah sampah.
"Pengakuannya ke Jalan Raya Bekasi di KM 21. Jarak dari TKP pembunuhan dan TKP terakhir itu sekira 8 Km."
"Setelah ditaruh di TKP (terakhir), tersangka meninggalkan tempat tersebut," paparnya.
Keluarga tahunya korban jadi ART
Diberitakan Tribun Jakarta, sepengetahuan Waryuni (40), tante korban, M berangkat dari kampung halamannya sekira dua bulan lalu.
Keluarga tahunya, M bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Jakarta bersama kekasihnya.
Sebelum ditemukan tewas, korban tiga hari tak ada kabar.
Padahal, biasanya korban selalu menghubungi orangtuanya yang berada di Pemalang.
"Kata orangtuanya memang sudah tiga hari terakhir enggak ada kabar."
"Padahal, setiap hari itu biasanya teleponan sama orangtuanya di kampung," kata Waryuni.
Sumber : Tribunnews.com