Picu Percekcokan, Ini Asal Usul Uang Rp 10 Juta Milik Ryan Jombang yang Dipinjam Bahar bin Smith
Terungkap, asal usul uang Rp 10 juta milik Ryan Jombang yang dipinjamkan ke Bahar bin Smith di penjara.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Terungkap, asal usul uang Rp 10 juta milik Ryan Jombang yang dipinjamkan ke Bahar bin Smith di penjara.
Uang Rp 10 juta yang dipinjamkan Ryan Jombang ke Bahar Bin Smith ternyata berasal dari tabungan Ryan selama di penjara.
Hal itu diungkapkan oleh Kuasa Hukum Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang, Kasman Sangaji.
Selama ini, Ryan Jombang mengumpulkan uang yang diberikan keluarganya setiap menjenguk ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat hingga bisa dipinjamkan ke Habib Bahar.
"Uang itu hasil nabung dikit-dikit. Pas setiap besuk dikasih (uangnya kepada Ryan)," kata Kasman saat dikonfirmasi, Jumat (20/8/2021).
Ryan Jombang memang masih memiliki keluarga yang kerap menjenguk ke lapas yakni ibu dan saudaranya.
Sementara itu, kuasa hukum Ryan Jombang yang lain, Benny Daga mengatakan, uang yang dipinjam itu tidak diberikan sekaligus senilai Rp 10 juta.
Namun, uang itu dipinjamkan secara bertahap selama Ryan dan Habib Bahar di dalam lapas.
"Klien kami uangnya dipinjam beberapa kali oleh Habib Bahar secara bertahap dengan jumlah tertentu. Lalu ketika hendak diminta kembali uangnya tidak pernah dibalikkan. Yang ada klien kami dianiaya," katanya.
Baca juga: Ryan Jombang Babak Belur Nekat Tagih Utang ke Bahar bin Smith, Bibir Pecah Muka Bengkak
Sebelumnya diberitakan, Habib Bahar bin Smith dikabarkan terlibat percekcokan dengan Ryan Jombang di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/8/2021).
Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Rika Aprianti mengatakan, permasalahan yang melibatkan Habib Bahar dan Ryan Jombang sudah selesai.
"Itu sudah selesai. Sudah tidak ada masalah. Namanya ada sedikit konflik. Itu sudah terselesaikan," kata Rika kepada Tribunnews.com, Rabu (18/8/2021).
Rika menyebut permasalahan biasa terjadi antar sesama penghuni lapas.
Dikarenakan latar belakang dan kepribadian tiap warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang berbeda-beda.
"Itu permasalahan pribadi antar dua orang, itu memang bisa terjadi dengan siapapun termasuk di dalam lapas. Orang-orang yang punya latar belakang, kepribadian berbeda, tapi semuanya sudah diselesaikan," katanya.