CORONA KEPRI

BANYAK Orangtua Mengeluh, Sekolah Kasih Bethesda Dapur 12 Berharap Belajar Tatap Muka Dibuka

Baik sekolah maupun orangtua murid di Batam sangat menantikan izin belajar tatap muka di sekolah dari pemerintah kota. Bahkan sekolah sudah bersiap.

TRIBUNBATAM.id/PERTANIAN SITANGGANG
Pemberlakuan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka tingkat SMPN di Batam, belum lama ini. Baik sekolah maupun orangtua murid di Batam sangat menantikan izin belajar tatap muka di sekolah dari pemerintah kota. Bahkan sekolah sudah bersiap. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Proses belajar mengajar tatap muka di sekolah sudah dirindukan berbagai pihak, baik itu peserta didik, guru, kepala sekolah dan orangtua.

Mereka berharap belajar mengajar tatap muka di sekolah kembali digelar ditengah kasus Covid-19 yang sudah menurun ini.

Walaupun tetap berlandaskan protokol kesehatan (prokes yang ketat).

Mulai dari pakai masker, jaga jarak, mengecek suhu, cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.

Bahkan, di setiap titik depan kelas sudah tersedia tempat cuci tangan, sehingga para siswa tak harus ke kamar mandi apabila hendak mencuci tangan.

Hal ini yang terlihat di Sekolah Swasta Kasih Betesda Dapur 12.

Hingga saat ini mereka masih menaati peraturan Pemerintah Kota (Pemko) Batam yakni belajar dalam jaringan (daring) ataupun secara online.

"Kita tetap mengikuti edaran dari Dinas Pendidikan Kota Batam. Kalau Dinas mengizinkan belajar mengajar tatap muka sebagian kita ikuti juga," ujar Ketua Yayasan Sekolah Kasih Betesda Dapur 12, Pendeta Fresly Sihombing kepada Tribunbatam.id, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: MUNCUL Situs Web Mirip PeduliLindungi, Warga Batam Diminta Waspada

Mulai dari tingkat TK, SD dan SMP tetap belajar mengajar dalam jaringan (daring). Sehingga belum ada satupun siswa yang belajar tatap muka di sekolah.

"Kita masih belajar secara online," tegasnya.

Diakuinya, banyak orangtua yang sudah mengeluh terkait proses belajar daring ini. Ada berbagai faktor yang membuat orang tua mengeluh.

Baca juga: MUNCUL Situs Web Mirip PeduliLindungi, Warga Batam Diminta Waspada

"Misalnya orangtuanya kerja, tak ada yang mengajari anak-anak ini di rumah. Lalu keluhan lainnya, kalau dalam 1 rumah ada 3 anak yang daring, sementara HP yang ada cuma 1 saja. Jadi susah juga. Sudah saya lihat, belajar daring ini, saya rasa orangtuanya yang belajar lagi. Bukan anaknya, anaknya malah sering game," paparnya.

Sejauh ini, pihaknya masih menunggu instruksi Dinas Pendidikan terkait kapan pelaksanaan belajar mengajar tatap muka ini.

Walapun pihaknya sudah siap dengan berbagai protokol kesehatan yang ketat.

Pendeta Fresly menceritakan aturan protokol kesehatan di Sekolah Kasih Betesda Dapur 12 ini. Mulai dari gerbang sekolah, sekuriti sudah berjaga-jaga sembari memegang alat mengecek suhu (thermogun).

"Sekuriti mengecek suhu satu persatu siswa yang masuk. Apabila ada yang suhunya tinggi, maka akan disuruh pulang dan belajar dirumah. Kalau suhu normal maka diperbolehkan masuk ruang kelas.," katanya.

Kemudian peserta didik akan diarahkan ke kelasnya masing-masing. Tepat di depan kelas, wali kelasnya atau gurunya mengarahkan peserta didik untuk mencuci tangan, menggunakan handsanitizer dan menggunakan masker. Bahkan didalam kelas, jarak dari kursi satu ke kursi lainnya berjarak 2 meter.

"Nah setelah semuanya sudah, peserta didik dan guru baru boleh mesuk kelas," kata Pendeta Fresly.

Peserta didik juga tidak diperbolehkan untuk jam istirahat. Usai belajar, peserta didik diperbolehkan pulang dengan menunggu masing-masing jemputan orangtua.

"Tak boleh pakai kendaraan umum. Orangtuanya harus menjemput. Tapi ada juga anak yang jalan kaki," katanya.

Selama pandemi Covid-19, Sekolah Kasih Betesda ini tidak melakukan pemotongan uang sekolah. Lantaran, tarif uang sekolah mereka lebih murah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta yang berada di lokasi Batam Center ataupun Nagoya.

Pihaknya hanya memberikan keringanan untuk tunda bayar saja. Apabila orangtua siswa lagi mengalami kesusahan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

"Kalau kita potong uang sekolahnya, gaji gurunya nanti pakai apa. Lagian uang sekolah kita itu murah dibanding sekolah swasta di Batam Center dan Nagoya," tutur pria yang menjabat sebagai Ketua IPMB ini. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Corona Kepri

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved