Jangan Konsumsi Makanan Ini Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Jika Abai Antibodi Tidak Optimal
Masyarakat harus mematuhi larangan setelah vaksin Covid-19 agar setelah divaksin, memiliki antibodi atau kekebalan terhadap virus corona optimal.
TRIBUNBATAM.id - Informasi dan edukasi terkait dengan vaksinasi Covid-19 masih belum merata diterima masyarakat.
Masih ada yang belum mengetahui larangan setelah melakukan vaksinasi.
Misalnya saja, ada rumor yang mengatakan tidak boleh minum susu atau minum es setelah divaksin Covid-19.
Informasi yang simpang siur membuat masyarakat bingung, bahkan ada yang mengiyakan meski belum diketahui kebenarannya.
Masyarakat harus mematuhi larangan setelah vaksin Covid-19 agar setelah divaksin, memiliki antibodi atau kekebalan terhadap virus corona secara optimal.
Untuk mengetahui larangan apa saja yang harus dihindari setelah melakukan vaksin, simak penjelasan yang dilansir dari Sonora.id.
Dalam program Kamusehat di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa setidaknya ada 4 larangan setelah vaksin Covid-19, apa saja?
Baca juga: 11 Aplikasi yang Bisa Akses Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi Mulai Oktober 2021
Baca juga: TIPS Mengunduh Sertifikat Vaksin Covid-19 Beserta Petunjuk Scan QR Code di HP
1. Alkohol
Larangan pertama setelah vaksin Covid-19 adalah minum alkohol.
“Jauhi alkohol, tapi banyak yang bertanya kalau tape bagaimana, karena kan ada alkoholnya. Kalau makanan atau minuman berfermentasi itu alkoholnya rendah. Yang tidak boleh itu minuman beralkohol,” jelasnya.
Karena di dalam minuman beralkohol cenderung tidak ada zat gizi yang lain yang bisa mengalahkan kandungan alkohol tersebut dan yang berguna bagi tubuh.
Sedangkan dalam makanan atau minuman fermentasi, di dalamnya terdapat probiotik yang baik bagi tubuh.
2. Lemak trans
Larangan kedua setelah vaksin Covid-19 konsumsi makanan mengandung lemak trans.
“Asupan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk membentuk antibodi adalah yang tinggi gula dan tinggi lemak trans atau lemak jahat,” ungkap dr. Santi menegaskan.