Covid-19 Varian AY.4.2 Gentayangan di Inggris, Apa Itu dan Benarkah Sudah Masuk Indonesia?
Setelah beberapa waktu lalu sempat heboh istilah varian Mu kini publik dunia kembali dikejutkan dengan AY.4.2. Apa itu varian AY.4.2 dan sebahaya apa
3. Kappa, pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020
4. Lambda, pertama kali terdeteksi di Peru pada Desember 2020
5. Mu, pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021.
Baca juga: BPJS Kesehatan Umumkan Lomba Karya Jurnalistik 2021, Gelar Workshop Media Penanganan Pandemi Covid
Baca juga: Sejak Sekolah Tatap Muka di Bintan Digelar, Ada Satu Siswa SMA Terpapar Covid-19
Apa itu varian AY.4.2?
Covid-19 varian AY.4.2 merupakan turunan Delta, yang saat ini menyerang Inggris.
Inggris diketahui cakupan vaksinasinya telah mencapai 67 persen untuk dosis lengkap.
Dengan fakta tersebut, Sagtas Covid-19 memandang vaksinasi belum cukup menekan laju penularan corona.
Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia saat ini terus mempelajari ledakan kasus Covid-19 di Inggris.
Meski belum terdeteksi di Tanah Air, Nadia menegaskan Indonesia mewaspadai kehadiran turunan Delta itu.
"Peredaran varian atau virus Inggris tetap kita harus diwaspadai," ujar Nadia dalam kegiatan konferensi pers virtul BPJS Kesehatan, Kamis (28/10/2021).
Ia menuturkan selain meningkatkan kewaspadaan varian baru yang muncul dari kasus di luar negeri, pemerintah juga menghadapi varian Delta yang kini 96 persen mendominasi kasus Covid-19 di dalam negeri.
Di Indonesia tercatat ada 4.358 kasus Covid-19 varian Delta, yang terdeteksi dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing.
"Artinya harus kita waspadai musuh di dalam negeri atau musuh domestik kita ini masih cukup besar," kata dia.
Dilansir dari Tribunnews, varian Delta disebut Nadia, sampai saat ini memiliki 23 varian turunan.
Baca juga: Singapura Diamuk Corona, Kasus Harian Covid-19 Tembus 5.324
Baca juga: Covid-19 Kepri: Batam Masih Nihil Kasus Baru Virus Corona
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, varian terbaru tersebut kini sedang berkembang di Inggris.