BATAM TERKINI

bright PLN Batam Butuh Lahan 1.000 Hektare Untuk Bangun PLTS di Kepri

bright PLN Batam membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare untuk membangun PLTS di Kepri. Saat ini, PLN sudah komunikasi Pemko dan BP Batam terkait lahan

TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Direktur Utama bright PLN Batam, Nyoman S. Astawa mengatakan, bright PLN Batam membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare untuk membangun PLTS di Kepri. Saat ini, PLN sudah komunikasi Pemko dan BP Batam terkait lahan. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sebagai salah satu syarat dalam MoU yang telah ditandatangai dengan Energy Market Authority (EMA) Singapura, kerjasama antara bright PLN Batam, PT Trisurya Mitra Bersama (Suryagen), dan perusahaan pengembang energi baru terbarukan Singapura, Sembcorp Industries (Sembcorp) membutuhkan lahan dengan luasan total 1.000 hektare.

Lahan ini untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 

"Saat ini hal itu juga menjadi konsen kami, dalam menjawab tantangan dalam menghadapi lelang yang diisyaratkan oleh EMA Singapura," ujar Direktur Utama bright PLN Batam, Nyoman S. Astawa, Jumat (5/11/2021).

Diakuinya untuk mencapai target itu bright PLN Batam sudah melaksanakan beberapa tahapan.

Salah satunya adalah melakukan komunikasi dengan Pemko Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dalam pembahasan pemanfaatan dan izin lahan. 

Selain itu, pihaknya juga sudah membahas terkait potensi pemanfaatan lahan di luar kawasan di Batam dengan berkoordinasi ke pihak Pemerintah Provinsi Kepri.

“Selain suplai ke Singapura, pengembangan proyek ini nantinya akan menjadi penyimpanan energi dan tenaga surya terintegrasi skala besar di wilayah Batam, Bintan, dan Karimun (BBK), Kepulauan Riau. Mudah-mudahan hal itu bisa kami penuhi,” katanya.

Nyoman menargetkan untuk proyek ekspor yang akan berlangsung pada 2025 mendatang, bright PLN Batam minimal telah dapat melakukan ekspor sebesar 1 GigaWatt peak (GWp). Dan akan dilakukan bertahap hingga tahun 2030 dapat melakukan ekspor hingga 3 GigaWatt peak (GWp). 

Pengembangan proyek PLTS ini juga dilakukan dalam rangka memenuhi target bauran energi Singapura sebesar 30 persen di 2035. 

"Berbicara peluang untuk memenangkan tender ini tentunya kami yakin bisa menang. Karena dari sisi site yang akan dihelat, lalu dari sisi rekanan kami sepertinya bright PLN Batam kemungkinan besar akan memenangkan ini," katanya.

Baca juga: JUMLAH Pasien RSKI Galang Batam Tambah 12 Orang, Total Rawat 132 Pasien

Baca juga: SEORANG Pegawai Puskesmas Sungai Langkai Batam Positif Covid-19, Ini Hasil Tracing Dinkes

Ia menambahkan untuk pelayan listrik di Batam, saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik bright PLN Batam.

Berdasarkan RUPTL bright PLN Batam, bauran energi sampai tahun 2021 energi baru terbarukan kurang dari 1 persen.

“Jadi saat ini hampir sebagain dari seluruh pembangkit yang ada di sistem Batam, Rempang, dan Galang menggunakan pembangkit fosil. Untuk batu bara sekitar 21 persen, lalu lebih dari 78 persen adalah gas, sisanya energi terbarukan yang angkanya masih kecil,” katanya. 

Nyoman menambahkan, dalam RUPTL pihaknya juga merencanakan membangun PLTS dengan tahapan sampai tahun 2025 sebesar 30 Megawatt peak. 

Menurutnya Kota Batam memiliki hambatan lantaran tidak memiliki sumber-sumber energi terbaharukan, yang bisa dimanfaatkan untuk penetrasi energi terbarukan. Sehingga memanfaatkan sinar matahari dengan cara memasang Plat Photovoltaic (PV), merupakan satu-satunya solusi yang dapat diambil. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved