WISATA KEPRI
Budaya Khas Melayu Ini Tak Lekang oleh Zaman, Jadi Daya Tarik Wisata Kepri
Budaya khas Melayu ini setidaknya masih terjaga lestari di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Apa itu?
Sejumlah barang yang harus dipersiapkan itu, mulai dari beras kunyit, beras putih, beras bertih, air tepung tawar, Inai yang digiling, daun perenjis serta mangkuk sebagai wadah.
Baca juga: Pulau Bintan Punya Wisata Gurun Pasir yang Viral di Medsos, Serasa di Timur Tengah
Baca juga: Tanam Mangrove saat Astindo Joybike 2021 di Batam, Ansar Apresiasi Terobosan Para Pelaku Wisata

Setiap jenis yang wajib ada di tepung tawar itu memiliki lambang tersendiri.
Seperti beras kunyit yang melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, beras putih melambangkan kesucian.
Kemudian beras bertih melambangkan kemakmuran, air tepung tawar melambangkan penyejuk hati, inai digiling melambangkan kerukunan, dan daun perenjis melambangkan kebersamaan.
Sementara itu tepung tawar juga digunakan dalam acara pengantin dan tamu khusus.
Prosesi yang kental dengan budaya Melayu ini, biasa terlihat di sejumlah wilayah di Provinsi Kepri, termasuk Kabupaten Kepulauan Anambas.
Untuk pengantin sendiri tata cara tepung tawar ditabur ke empat penjuru mata angin dengan doa agar pengantin dijauhkan dari bala.
Sedangkan untuk tamu khusus dilakukan dengan cara menabur hanya sebatas pinggang ke bawah tidak sampai ke atas maupun terkena kepala dan muka.
Ternyata bertepuk tepung tawar ini mempunyai makna dan artinya tersendiri.
Menepuk dahi ubun-ubun maknanya berpikiran sehat, menepuk bahu kanan dan kiri maknanya mendoakan semoga kuat memikul beban dalam hidup.
Kemudian menepuk telapak tangan artinya memohon doa semoga cekatan dalam melaksanakan pekerjaan.
Waktu pelaksanaan tepuk tepung tawar biasanya dilakukan saat acara calon pengantin berinai, pelaksanaan adat nikah, upacara mandi-mandi.
Baca juga: Batam Tak Melulu Kota Industri, Berikut Objek Wisata Kepri di Kecamatan Sekupang
Baca juga: Wisata Religi di Pulau Bintan, Ada Patung Berlapis Emas 22 Karat
Ada juga yang melakukan tepung tawar saat melenggang perut 7 bulan bagi ibu yang mengandung, lalu saat menyambut tamu khusus termasuk saat anak laki-laki yang melaksanakan khitan.
Budaya khas Melayu ini pula yang sebelumnya diakui Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri, Buralimar menjadi daya tarik tersendiri.
Selain destinasi wisata Kepri yang kaya, ragam budaya menjadi hal lain dalam mendukung sektor wisata Kepri.
"Kami optimistis sektor pariwisata Kepri dapat bangkit meski kondisi masih pandemi covid-19," sebutnya. (TribunBatam.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Wisata Kepri