WISATA KEPRI
Melihat Wisata Batam Hutan Mata Kucing, Ternyata Punya Penemuan Mencengangkan
Wisata Batam hutan Mata Kucing ternyata punya penemuan mencengangkan di dalamnya. Berikut kondisinya.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lokasi wisata di Batam ini tak hanya menghadirkan hawa sejuk dan suasana asri saja.
Namun juga edukasi yang diharapkan sampai kepada pengunjung.
Bahwa menjaga lingkungan dan alam penting untuk keberlangsungan hidup.
Yup, wisata di Batam itu bernama Hutan Wisata Mata Kucing.
Lokasinya berada di Jalan Diponegoro, jalan akses Sekupang - Batuaji Batam.
Ekowisata di Batam ini sempat terpuruk imbas pandemi covid-19.
Baca juga: Destinasi Wisata Kepri di Natuna Ini Ternyata Punya Pesan Hidup Mendalam
Baca juga: Kabar Baik, Malaysia Siap Buka Diri untuk Wisatawan Mancanegara Mulai 1 Januari 2022
Terlihat dari turunnya jumlah pengunjung yang dirasakan, Netty Herawati, pengelola Hutan Wisata Mata Kucing ini.
Sebelum pandemi Covid-19, pengunjung bisa melihat aneka satwa yang ada di kawasan seluas 200 Hektare ini.
Sekarang aneka hewan langka tersebut sudah dikelola oleh pihak yang berkompeten.
"Hewan kita tinggal sedikit, hewannya sudah di ambil oleh pemerintah BKPSDA. Tadinya kan ada beruang madu, buaya, elang, beruk ekor pendek. Sekarang yang ada hanya keistimewaan kita di sini itu ikan ada yang usianya puluhan tahun, ada arwana juga, mujair, bawal. Itu berat nya di atas 8 kilogram semua," ungkapnya kepada TribunBatam.id.
Usut punya usut ternyata Netty yang dulunya ahli konservasi hutan iba dengan adanya ulah oknum yang menebang pohon secara sembarang di lokasi ini.
Apa yang ditemukannya ini ia laporkan ke Otorita Batam, sebutan Badan Pengusahaan (BP) Batam ketika itu.
Dari situlah Netty berpikir untuk menjadikan tempat ini yang awalnya hutan menjadi tempat wisata.
Baca juga: Budaya Khas Melayu Ini Tak Lekang oleh Zaman, Jadi Daya Tarik Wisata Kepri
Baca juga: Tanam Mangrove saat Astindo Joybike 2021 di Batam, Ansar Apresiasi Terobosan Para Pelaku Wisata

Pembangunan ekowisata ini dari hutan belantara menjadi tempat wisata itu pada tahun 2000.
"Ini kan ada UU No 41 Tahun 1999, namanya hutan wisata yang surat izinnya yang keluar jasa lingkungan.
Jadi hutan lindung yang diberikan izin untuk menjual lingkungan, tapi karena saya memang suka sama pohon kerjaan saya nanam pohon mahal dan langka di sini," ungkapnya.
Nama Mata Kucing pada lokasi wisata ini ternyata ada sebabnya.
Netty yang hampir belasan tahun mengelola hutan wisata ini menuturkan jika nama Mata Kucing sendiri dibuat karena adanya sejarah yang melekat.
"Dahulu orang kan tidak bisa bilang harimau, jadi kucing besar. Daerah ini dulunya dikenal dengan daerah tempat tinggal harimau," ungkapnya.
Sebelum hutan wisata Mata Kucing ini ada, tak banyak yang tahu jika daerah ini dulunya merupakan daerah pertanian yang kemudian ditinggalkan.
Tak sampai di sana, setelah diteliti, ternyata ada tanda-tanda bekas kerajaan dan diduga ada perjanjian yang disebut Batam Estate.
Di lokasi tersebut ditemukan sejenis batu yang mengkilap itu seperti granit dan ada tulisan Batam Estate.
Netty juga sempat menanyakan temuan nya tersebut kepada para ahli sejarah.
Baca juga: Pengurus Dilantik, Genpi Diminta Bikin Wisata Lingga Jadi Trending Topic
Baca juga: Pulau Ini Tak Hanya Destinasi Wisata Kepri, Tapi Juga Lokasi Konservasi Penyu

Dari hasil yang ia peroleh itu adalah perjanjian yang harusnya habis tahun 1980-an yang dimulai dari 1800-an.
"Sekarang pun batu itu masih ada di atas sana.
Namun jarang pengunjung yang mau melihat batu tersebut, dikarenakan lokasinya yang cukup jauh sekitar kurang lebih 400 meter," sebutnya.
Berkunjung ke Hutan Mata Kucing pasti membuat kita penasaran, apa saja hal yang menarik saat kita datang ke ekowisata ini.
"Yang paling dicari pengunjung dan yang paling ramai itu lokasi di kolam renang, karena kolam renangnya itu dari mata air yang disedot secara alami ada ijuk, arang, busa, airnya kemudian dialirkan ke kolam renang, jadi orang terminum pun kita tidak khawatir," jelasnya.
Pantauan TribunBatam.id saat mendatangi lokasi, memang pengunjung saat akhir pekan sangat sepi sekali, hanya ada beberapa motor yang parkir di dalam lokasi wisata.
Waktu operasional di Hutan Wisata Mata Kucing ini setiap hari mulai pukul 08.00 WIB - 18.00 WIB.
Sementara itu untuk tiket masuk dewasa Rp 15 ribu dan anak-anak Rp 10 ribu.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad sebelumnya mendorong bangkitnya sektor pariwisata Kepri sebagai salah satu sektor andalan.
Baca juga: Pulau Bintan Punya Wisata Gurun Pasir yang Viral di Medsos, Serasa di Timur Tengah
Baca juga: Wisata Religi di Pulau Bintan, Ada Patung Berlapis Emas 22 Karat
Ansar menilai branding pariwisata Provinsi Kepri semakin kuat dengan banyaknya dstinasi wisata yang ada.
Geliat sektor pariwisata menjadi salah satu aspek dalam pemulihan ekonomi di Kepri yang sedang digaungkan oleh Gubernur Ansar Ahmad.
Hal ini pula yang diakui Kadispar Kepri, Buralimar.
Ia optimistis geliat pariwisata Kepri akan kembali bangkit meski kondisi pandemi covid-19.
"Selain menjadi daya tarik sekaligus memperkenalkan diri sebagai kota wisata secara luas ke masyarakat Indonesia maupun mancanegara," ujar Ansar Ahmad.(TRIBUNBATAM.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Wisata Kepri