KAPAL TERBAKAR DI LINGGA
Pertamina Diminta Perhatikan SOP Terkait Kebakaran Kapal, SPBB Satu Lokasi dengan Galangan
Kapal pengakut BBM yang terbakar terus menjadi sorotan publik. Warga mengeluhkan SPBB masih satu lokasi dengan galangan kapal dan agen minyak tanah
Penulis: Febriyuanda |
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Insiden tenggelamnya kapal kayu pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) di perairan Desa Sungai Buluh, Kabupaten Lingga Rabu (24/11), mendapat sorotan dari sejumlah pihak.
Selain ditanggapi oleh masyarakat, hal ini juga mendapat tanggapan dari Kabag Ekonomi Pemerintah Kabupaten Lingga, Darmawan.
Dia mengaku akan menyurati pihak PT Pertamina Sungai Buluh untuk memperhatikan SOP dalam pengisian BBM. Dari Informasi yang ia dapatkan di lapangan, bahwa secara SOP atau administrasi dari Pertamina kurang diperhatikan
"Mungkin bukan ranah kita. Tapi kita sebagai mitra kerja kita bisa memberikan masukan-masukan," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya ada kegiatan rutinitas sebagai tim pengawasan penyaluran BBM.
Baca juga: Korban Kapal Terbakar di Lingga Alami Luka Bakar Parah di Tangan, Begini Kondisinya
Baca juga: BREAKING NEWS - Kapal Pengangkut Minyak Terbakar di Perairan Lingga
"Jadi karena kejadian semalam memang di ketahui oleh publik, jadi saya singgung juga (dalam kegiatan rapat koordinasi-red pengawasan BBB), mana pengawasan kita," kata Darmawan kepada media, Kamis (25/11/2021).
Dalam hal ini, Darmawan menjelaskan bahwa pengawasan insiden tersebut tidak ada kaitannya dengan tim pengawasan BBM.
"Karena tim yang kita bentuk ini, supaya minyak itu tepat sasaran, tepat harga, dan tidak terjadi gejolak di masyarakat," ucapnya.
Setidaknya 81 drum yang terdiri dari 74 pertalite dan 7 solar itu tidak sampai ke kebutuhan publik, akibat insiden tersebut.
"Kalau seandainya minyak itu habis, tidak ada solusi, cepat kasi laporan kepada kami. Mudah-mudahan bisa kita carikan solusinya," kata Darmawan.
Sementara itu, Azam salah satu tokoh masyarakat Sungai Buluh mengatakan dekatnya lokasi pengisian BBM Pertamina atau di SPBB dengan pemukiman rumah warga, membuat sejumlah masyarakat menjadi waspada akan keselamatannya.
Dia mengaku, kejadian yang ini tidak hanya kali ini terjadi, namun sudah beberapa kali. Pasalnya kapal terbakar tersebut kejadian di area yang sama dan sudah lima kali, yakni di SPBB Pertamina Desa Sungai Buluh.
Hal ini membuat kekhawatiran baginya, jika sewaktu-waktu dengan kecerobohan seperti ini bisa berakibat merambatnya api ke Pertamina.
Ia menjelaskan, SPBB Pertamina di Sungai Buluh ini juga satu lokasi dengan SPBU, agen minyak tanah, dan galangan kapal atau tempat perbaikan kapal.
"SPBB masih satu lokasi dengan galangan kapal. Kami juga khawatir sebagai masyarakat, karena jika tidak ada aturan yang benar tentang prosedur pengisian minyak di Pertamina, suatu saat bisa berakibat terbakar ke rumah," kata Azam.
Dia berharap Pertamina dan aparat terkait bisa tinjau ulang dan melakukan investigasi izin yang diberikan. Pertamina harus periksa persyaratan, perlengkatan, instalisasi serta standarisasi SPBU dan SPBB di dalam 1 lokasi bersamaan
"Izin lingkungan, amdal atau UKL/UPL apakah ada atau sudah sesuai karena luas lokasi SPBU dan SPBB dan galangan pengelasan atau perbaikan kapal hanya lebih kurang 2000 meter per segi. Sementara tangki-tangki BBM di satu lokasi yang sama," katanya.
Ia pun berharap, bisa mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi kejadian yang sama di kemudian hari, bahkan bisa lebih parah.
Sementara itu, Camat Singkep Barat, Febrizal Taufik berharap pelaku usaha yang melakukan pengisian minyak, lebih melakukan pengamanan diri.
"Safety kan diri agar kejadian ini tidak terulang lagi," ungkap Febrizal.
Dari apa yang Febrizal lihat di lokasi, tingkat keamanan pada prosedur pengisian minyak di Pertamina masih minim.
"Saya harap juga kepada pelaku usaha juga bertanggung jawab soal ini. Karena kapal yang terbakar dan sudah hanyut bisa berdampak pada Kelong setempat, karena ada tumpahan-tumpahan minyak yang jatuh ke laut," jelasnya.
Kronologi Kejadian
Diberitakan, kebakaran kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) di perairan Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, akhirnya bisa diatasi, Rabu (24/11/2021).
Api bisa dipadamkan lebih kurang 3 jam.
Tim Satpolairud Polres Lingga bersama Tim Pemadam Kebakaran, melakukan upaya pemadaman di tengah laut dengan cara menggunakan terjangan air laut.
Tim pun menggunakan kapal tug boat untuk mendekati kapal kayu yang terbakar itu.
Lalu tug boat dibuat mengelilingi area kapal, agar bisa memakai terjangan air laut untuk memadamkan api.
Kepala Satpolairud Polres Lingga, AKP Thomas Charles menerangkan kronologi kapal pengangkut BBM itu terbakar.
Disampaikan, kapal tersebut berangkat dari Daik menuju ke Pertamina Sungai Buluh untuk melakukan pengisian BBM.
Setelah BBM selesai diisi dan hendak lepas tali, terjadi percikan api saat mesin dinyalakan hingga membuat api membakar kapal kayu dari Daik itu.
Thomas menuturkan, upaya awal yang dilakukan masyarakat dengan menjauhkan kapal kayu itu dari area Pertamina.
Tujuannya agar api tidak merambat ke area pengisian atau kapal-kapal milik masyarakat setempat.
"Kami bersama tim berupaya melakukan pemadaman api di tengah laut, agar tidak merambat ke kelong-kelong warga," kata Thomas saat diwawancarai.
Ia melanjutkan, dengan upaya itu tim berhasil memadamkan api sekira pukul 11.30 WIB.
"Kendala kita untuk saat ini, kita belum mempunyai pemadam kebakaran apung kalau terjadi kebakaran di laut," ungkap Thomas.
Menindaklanjuti kejadian ini, pihaknya akan melakukan pemeriksaan kepada pihak-pihak terkait, untuk mengetahui kesesuaian syarat atau prosedur.
"Sebelum meninggalkan TKP, kita sudah pastikan api yang masih tersisa itu kita sudah padamkan dengan menyiramnya atau timbulkan gelombang dari kapal tug boat yang kita naiki," terangnya.
Ia menambahkan, bahwa puluhan BBM yang diangkut tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan masyarakat.
"Nanti kita carikan solusi terkait ini," ujarnya.
Diketahui ada dua orang yang menggunakan kapal tersebut. Namun hanya satu orang yang menaiki kapal saat kejadian.
ABK itu pun menjadi korban kebakaran kapal hingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Sementara, nakhoda kapal saat kejadian sedang berada di darat.
Korban Alami Luka Bakar
Diberitakan, satu orang dilaporkan mengalami luka bakar, dalam insiden kapal pengangkut minyak terbakar di perairan Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Rabu (24/11/2021) pagi.
Menurut seorang saksi, Marzuki, saat api membesar korban terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.
Saat itu hanya ada satu orang berada di kapal.
"Korban dibawa ke rumah sakit pagi tadi," kata Marzuki kepada TribunBatam.id.
Terpisah, Direktur RSUD Dabo Singkep melalui Kasi Keperawatan, Fitria Syarini mengatakan, kondisi korban lumayan parah.
Saat dibawa ke ruang IGD rumah sakit, korban atas nama Junaidi itu dalam keadaan sadar.
Korban mengalami luka bakar di area wajah, tangan kanan dan tangan kiri.
"Bagian wajah hanya sedikit dan tangan kiri sedikit. Yang lumayan parah di bagian tangan kanan. Namun tidak begitu luas, cuma sekian persenlah," jelasnya.
"Agak parah, derajat 3 cuma tidak luas atau tidak terlalu banyak. Luasnya sekitar 11,5 persen, tidak ke seluruh tubuh," sambungnya.
Syarini menuturkan, saat ini pasien harus dirawat inapkan untuk mendapatkan perawatan yang cukup dari pihak rumah sakit.
"Dia akan dirawat inapkan, karena akan dibersihkan dulu luka-luka bakarnya itu," ucapnya.
Syarini pun tidak bisa memprediksi, berapa lama Junaidi akan dilakukan penanganan rawat inap.
"Mungkin dia tidak terlalu luas, jadi kita tidak terlalu khawatir, di tangan saja soalnya. Kemungkinan sembuh itu ya mudah-mudahan lebih cepat seminggu atau dua minggu mungkin ya, karena cuma prediksi," jelasnya.
(*)
(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Lingga