BATAM TERKINI
TERUNGKAP! Ini Penyebab Pasar Wan Sri Beni Batam tak Juga Beroperasi hingga Rusak Lagi
Kabid Pasar Disperindag Kota Batam, Zulkarnain mengungkap penyebab pasar Wan Sri Beni di Batam, belum juga dioperasikan meskipun sudah mulai rusak.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kepala Bidang (Kabid) Pasar Disperindag Kota Batam, Zulkarnain mengungkapkan penyebab pasar Wan Sri Beni di Marina Sekupang, Batam, belum juga dioperasikan meskipun kondisinya mulai rusak.
Bukan itu saja, sejumlah fasilitas di dalam pasar sudah hilang dicuri orang yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Zulkarnain, semua itu karena masih belum adanya serah terima atau hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
"Saat ini dalam proses hibah dari Pusat ke Daerah, setelah itu kami akan segera melakukan sosialisasi dan seleksi kepada calon para pedagang sekitar pasar mudah-mudahan segera terisi," kata zulkarnain, Selasa (7/12/2021).
Namun sayangnya, sebelum adanya serah terima atau hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah Kota Batam, seluruh fasilitas di dalam pasar Wan Sri Beni, sudah tidak ada.
Bahkan kondisi pasar pun saat ini, sangat memprihatinkan, hampir seluruh bangian pasar sudah rusak, dan barang-barangnya hilang.
Mengenai hal tersebut, Zulkarnain, mengatakan pihaknya sudah menempatkan petugas penjagaan dan pengawasan di pasar tersebut.
"Penjagaan sudah dilakukan ada staf yang jaga dua shift," kata Zulkarnain.
Sebelumnya diberitakan, kondisi Pasar Rakyat Wan Sri Beni di Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang Batam saat ini cukup mengenaskan.
Lokasinya berada di lahan kosong, jauh dari permukiman penduduk.
Baca juga: Hindari Jalan Raja Isa Batam Centre karena Macet Ada Demo Buruh, Ini Jalur Alternatifnya
Baca juga: HARI Ini, Buruh Batam Berencana Demo Lagi, Kantor Graha Kepri Langsung Dipasang Pagar Kawat Berduri
Pasar yang dibangun sejak 2020 lalu menggunakan dana APBN hingga Rp 2,5 Miliar ini belum pernah digunakan.
Lokasi pasar ini berada di samping Perumahan Devin Premier.
Dari jalan Marina City ke Pasar Wan Sri Beni jaraknya sekira 800 meter.
Masuk gerbang perumahan sampai bundaran sekira 300 meter.
Dari situ ke lokasi lahan kosong dengan kondisi jalan tanah sebelah kiri bundaran dan kiri kanan jalan jaraknya kurang lebih 500 meter baru sampai titik lokasi pasar.
Meski belum digunakan sama sekali, namun sejumlah fasilitas pendukung di sana sudah hilang bahkan rusak.
Mulai dari partisi, rolling door pintu, pintu kamar mandi hingga instalasi kabel listrik tak tampak di lokasi pasar rakyat ini.
Kaca pada bangunan ini juga banyak yang pecah.
Bahkan plafon depan pasar sudah hancur.
Warga sekitar mengatakan pasar tersebut sangat tidak layak, karena lokasinya jauh dari permukiman.
"Siapa yang mau kesana, saya rasa pedagang tidak akan ada yang jualan di lokasi itu," ujar seorang warga sekitar, Winda kepada TribunBatam.id, Sabtu (4/12/2021).
Dia mengatakan Pasar Rakyat Wan Sri Beni kemungkinan bisa digunakan puluhan tahun ke depan.
"Ya tunggu dibangunlah lahan kosong itu, kalau sudah ramai baru pasar itu berfungsi," sebutnya.
Kepala Bidang Pasar pada Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Batam, Zulkarnain, yang dikonfirmasi TribunBatam.id terkait kondisi pasa rakyat Wan Sri Beni belum memberikan jawaban.
Pesan melalui saluran WhatsApp yang dkirimkan belum dibalas sampai berita ini diturunkan.
KONDISI Pasar TPID 2 Dreamland
Kondisi Pasar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2 Dreamland Batam nasibnya tak berbeda jauh dengan Pasar Rakyat Wan Sri Beni.
Lokasinya sama-sama di Jalan Marina City.
Tak terlihat lazimnya pasar yang ramai dengan aktivitas jual beli pedagang dan pembeli.
Sejatinya, hadirnya pasar ini merupakan terobosan Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk mengontrol harga kebutuhan pokok.
Pasar ini sebelumnya diresmikan pada Januari 2021 lalu.
Setidaknya untuk wilayah Kecamatan Batuaji dan Sagulung.
Sejumlah pedagang diketahui memilih meninggalkan pasar tersebut.
Pasar binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam itu pun terlihat sepi.
Pantauan TribunBatam.id, Sabtu (4/12/2021) pagi, tak ada seorang pun pengunjung yang datang.
Hanya lapak kios dan ruko dagangan yang berjejer.
Sementara beberapa pedagang tampak duduk diam berharap ada pembeli yang datang.
“Sepi di sini bang, Orang (pedagang) pada pindah ke pasar kaget karena lebih ramai pasar kaget dari pada di sini," ujar seorang pedagang sembako di pasar TPID II Dreamland, Usman.
Ia mengaku setiap hari, pembeli yang mendatangi dagangannya bisa dihitung jari.
Namun Usman enggan berkomentar banyak dengan kondisi pasar yang sejak diresmikan tak kunjung ramai.
Pedagang yang semula menempati lokasi pasar tersebut umumnya sangat senang dan ingin pasar tersebut berkembang.
Namun karena pandemi Covid-19 serta kurangnya perhatian dari Tim pembina pasar mengharuskan mereka hengkang satu persatu.
Sepi pengunjung dan pengelolaan yang kurang maksimal menjadi alasan pedagang untuk pindah ke lokasi pasar lain.
Kini tersisa segelintir pedagang saja dan itu pun kebanyakan yang mengisi kios sembako dan kedai makanan di deretan depan pasar.
Sementara lapak-lapak pasar basah di bagian dalam sudah kosong.
Pedagang tak bisa bertahan karena dagangan mereka tak laku.
Mereka berharap ada terobosan yang pasti dari Disperindag Batam agar pasar tersebut kembali hidup dan berkembang.
“Programnya sudah bagus untuk mengontrol harga kebutuhan pokok, tapi pengelolaan kurang maksimal sehingga tak berjalan dengan baik. Semoga kedepannya diatur yang baik lagi biar pasar ini kembali hidup," ujarnya.
Andi, pedagang lainnya mengusulkan agar Pemko Batam menertibkan keberadaan pasar kaget di sekitar wilayah Marina dan Tanjunguncang yang kini semakin menjamur.
Pedagang di pasar kaget diarahkan untuk menempati lokasi pasar TPID tersebut agar kembali ramai.
“Biar masyarakat juga ke sini. Kalau masih ada pasar kaget ya masyarakat ke pasar kaget ketimbang ke sini," katanya.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang/Bereslumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam