Wanita Dirampok Usai Ambil Uang di ATM, Lapor Polisi Malah Dimarahi
Kisah wanita korban perampokan malah dimarahi polisi viral di media sosial, kini oknum polisi diperiksa propam
TRIBUNBATAM.id - Niat hati melaporkan kejadian perampokan, seorang wanita malah dimarahi polisi.
Cerita korban perampokan dimarahi polisi ini viral di media sosial.
Kisah bermula saat seorang wanita korban perampokan di Jalan Sunan Sedayu, Jakarta Timur pada Jumat (10/12/2021) mengungkapkan kekecewaan karena laporannya ditolak polisi.
Bukan hanya menolak, polisi yang bertugas malah memarahi wanita berinisial KM ini.
Aksi oknum polisi yang justru memarahi korban perampokan pun menuai kritikan dari sejumlah pihak.
Buntutnya, oknum polisi yang menolak laporan dan memarahi korban itu kini sudah diperiksa Propam Polres Metro Jakarta Timur.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan menjelaskan, anggota tersebut masih diperiksa oleh Propam Polres Metro Jakarta Timur.
Baca juga: Supir Taksi Online Jadi Korban Pembunuhan dan Perampokan, Mobil Korban Dibawa Kabur
"Anggota sudah ditarik ke Polres Jaktim, sedang diperiksa," ujar dia Minggu (12/12/2021), dilansir Warta Kota.
Sementara, Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan belum mengungkap identitas anggotanya yang diperiksa Propam.
Erwin hanya menyebut, anggota tersebut sudah dibina di Polres.
"Yang bersangkutan kita bina di Polres," kata Erwin.
Kisah Perampokan saat Parkir
Sebelumnya diberitakan, sebuah unggahan berisi cerita dari seorang pengemudi mobil yang menjadi korban kejahatan jalanan, viral di media sosial.
Video tersebut tentang seorang perempuan yang menjadi korban perampokan setelah mengambil uang dari anjungan tunai mandiri (ATM) viral di media sosial.
Video tersebut disertakan narasi kronologi kejadian dan pengakuan korban yang ditolak polisi ketika hendak membuat laporan.
Cerita tersebut diunggah akun ini beserta video peristiwa pencurian yang dialaminya pada Jumat (12/12/2021) di Instagram.
Adalah seorang wanita bernama Meta (32) yang menjadi korban perampokan di Jalan Sunan Sedayu, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Saat hendak melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, Meta malah mendapatkan perbuatan yang tidak menyenangkan.
Baca juga: Perampokan dan Rudapaksa Suami Istri, Pelaku Sekap Suami dan Gilir Istri di Balik Pondok
Kejadian bermula saat Meta melintas di Jalan Sunan Sedayu.
Kejadian pada Selasa (7/12/2021) berawal saat Meta yang yang baru pulang kerja dari Tangerang ke Jakarta berhenti di satu ATM dalam minimarket Jalan Sunan Sedayu, Kecamatan Pulogadung.
Beberapa ratus meter setelah meninggalkan minimarket, satu pengemudi sepeda motor membuntuti sambil menunujuk bagian belakang.
"Saya jalan terus, nah beberapa meter lagi ada lagi motor, dia ketuk spion saya. Tapi saya hiraukan, sampai dua kali saya hiraukan," kata Meta saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu (12/12/2021).
Namun beberapa ratus meter setelahnya, sekira pukul 19.20 WIB seorang pengemudi sepeda motor lain kembali melakukan hal serupa kepadanya sambil mengetuk kaca mobil.
Lantaran panik korban akhirnya menepikan kendaraan depan satu pabrik yang dinilai memiliki penerangan terang dan ramai sehingga aman, lalu keluar mengecek kendaraannya.
Tapi saat lengah itu pelaku yang membuntuti korban membuka pintu mobil lalu mengambil tas Meta yang berada di bagian dalam mobil, kejadian ini tersorot CCTV yang rekamannya viral.
"Enggak lama sadar tas saya diambil dari mobil, padahal di sekitar situ ada tukang bensin eceran juga. Tapi mereka juga enggak engeh, karena posisi pencuri lagi jongkok," ujarnya.
Nahas saat Meta hendak melaporkan kejadian ke Polsek Pulogadung, Polrestro Jakarta Timur laporannya diduga tidak ditanggapi serius oleh jajaran yang saat kejadian bertugas.
Seorang personel Polsek Pulogadung yang tidak berpakaian dinas justru meledek Meta.
Meta menjelaskan kronologis kejadian dan rincian barang hilang di antaranya lima kartu ATM.
Namun tak ditanggapi secara serius oleh pihak kepolisian.
"Ngapain sih punya ATM banyak-banyak intinya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal begitu. Terus saya saja punya ATM cuman Mandiri sama BRI saja," tuturnya menirukan ucapan.
Meta mengatakan ucapan tersebut tidak patut diucapkan seorang aparat penegak hukum kepada korban tindak pidana.
Terlebih disampaikan dalam nada bicara yang menurutnya tinggi.
Dia bahkan sempat mengurungkan niat membuat laporan kasus pencurian dialami karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari anggota Polsek Pulogadung.
"Nah kan maksudnya bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi."
"Saya langsung sudah ilfeel (tidak menyenangkan) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih engga ada iba, enggak ada simpati," lanjut Meta.
Setelah memberi pernyataan tidak menyenangkan, oknum anggota Polsek Pulogadung itu disebut Meta langsung naik ke lantai dua tanpa mengarahkannya cara membuat laporan.
Perlakuan tidak menyenangkan kembali dialami Meta saat menemui anggota Polsek Pulogadung lain diduga di ruang pembuat laporan atau Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Menurutnya dalam ruang SPKT dia hanya dimintai keterangan nama, tanggal lahir, dan rincian barang yang hilang, tanpa menjelaskan kronologis pencurian yang dialami di Jalan Sunan Sedayu.
"Jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa. Enggak ada sama sekali dari polisi di sana itu."
"Malah saya disuruh pulang sama polisi yang tadi di lobby (berpakaian bebas). Sudah ibu mendingan pulang saja tenangin diri," sambung dia menirukan ucapan anggota Polsek Pulogadung.
Baru setelah kasus perlakuan tidak menyenangkan dialaminya itu viral di media sosial Meta didatangi sejumlah anggota Polsek Pulogadung yang datang meminta maaf.
Kabar terakhir yang didapat juga menyebut bahwa anggota polisi yang tidak menindaklanjuti laporan korban dugaan pencurian tengah diperiksa Propam.
Pemeriksaan dilakukan di Polres Jakarta Timur.
(Tribunnews.com/Maliana, WartaKotalive.com/Miftahul Munir, TribunJakarta.com/Bima Putra)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasib Polisi yang Marahi Korban Perampokan di Jaktim saat Lapor, Kini Diperiksa Propam