BATAM TERKINI

TAHUN Ini, Pemko Batam Lanjutkan Proyek Penanganan Banjir

Pemerintah Kota (Pemko) Batam akan melanjutkan proyek yang menangani banjir 2022 ini termasuk di wilayah Batu Aji.

TribunBatam.id/Argianto DA Nugroho
Warga melintasi luapan air sungai yang masih menggenangi Kampung Aceh, Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kepri, Sabtu (1/1/2022). Pemerintah Kota (Pemko) Batam akan melanjutkan proyek yang menangani banjir 2022 ini. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota (Pemko) Batam akan melanjutkan proyek yang menangani banjir 2022 ini.

Seperti, lokasi Batu Aji yang berdekatan dengan RSUD Embung Fatimah dan Pasar Aviari.

"Untuk lokasinya yang sekarang masih dalam proses bertahap yakni di RSUD Embung Fatimah Batu Aji tahap pertama. Tahap kedua kita lanjutkan 2022 ini. Kawasan Aviari juga dilanjutkan," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam, Yumasnur, Selasa (4/1/2022).

Selanjutnya, untuk lokasi Perumahan Seram Masyeba Batam Center karena di hilir drainasenya belum selesai, di tahun 2022 ini juga dilanjutkan kembali.

Namun pihaknya masih menyiapkan alat berat di lokasi tersebut.

"Kita sudah kirim alat berat untuk menormalisasi kolam di situ untuk bersihkan enceng gondok. Pada intinya titik-titik banjir di Batam akan diselesaikan," katanya.

Ia menambahkan di ruas jalan nasional kota, pihaknya juga sudah koordinasi dengan Kementerian PU untuk mengganti bangunan pelintas yang selama ini menampung air.

Kemudian di beberapa lokasi lain, bahwa memang ada beberapa lokasi yang harus dibuka untuk membuat drainase baru. 

"Lokasi-lokasi ini sudah kita diskusikan dengan BP Batam dan Pengembang. Artinya memang harus kita selesaikan," katanya. 

Kendala Pemko Bangun Drainase

Wilayah Kota Batam rentan mengalami banjir di sejumlah titik saat musim hujan melanda.

Salah satu upaya mengatasi persoalan ini adalah membuat drainase baru yang lebih besar, sehingga bisa menampung curah hujan dalam jumlah besar.

"Kalau jumlahnya sudah banyak, alirannya tak sesuai, maka air akan mengalir ke tempat yang rendah dan akibatnya banjir. Itulah yang terjadi di Kota Batam saat ini," ujar Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi di kantor Pemko Batam lantai IV, Senin (3/1/2022).

Sementara untuk membuat drainase ini, Rudi mengaku memiliki kendala yang sulit, penyelesaiannya tidak mudah dan melalui proses panjang.

Adapun kendalanya, lahan-lahan di Kota Batam sudah memiliki PL semua, termasuk lahan yang peruntukkannya untuk drainase.

"Saya duduk di Kepala BP Batam baru 2 tahun. Tak mudah menyelesaikan persoalan itu," kata Rudi.

Salah satunya lahan di wilayah Batu Aji, dan Tembesi.

Yang tadinya lahan tersebut diperuntukkan untuk drainase, namun lahan tersebut sudah ada PL-nya.

Baca juga: DAFTAR Persiapan BP Batam Realisasikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai Hub Logistic Internasional

Baca juga: 11 Syarat Ajukan Poligami ke Pengadilan Agama Batam, Termasuk Melampirkan Jumlah Kekayaan

"Ini yang harus saya dudukkan. Mana yang menjadi fungsi aliran air, kalau sudah ada PL harus kita dudukkan. Tak bisa main cabut saja, kita dudukan bersama rapatkan," ujarnya.

Dalam hal ini, Rudi meminta PL tersebut harus dikembalikan kepada pemerintah dalam hal ini BP Batam.

Sehingga pembangunan drainase di daerah tersebut bisa dikembalikan.

"Bagaimana penyelesaiannya? Kita minta lahan itu dikembalikan," tegasnya.

Ia tampak menyesalkan, rata-rata lahan tersebut sudah 10 hingga 20 tahun tidak digunakan.

Oleh sebab itu pihaknya akan menarik lahan tersebut sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku.

"Membangun rakyat tak kasih, ditarik kembali rakyat tak mau. Harus ada prosesnya kita lewati. Kalau proses sudah dilewati, maka proses hukum jadinya. Kita tarik dengan resmi. Saya akan coba bagaimana caranya," paparnya.

Ia menambahkan sebenarnya pihaknya selalu berupaya mengurai titik banjir di Kota Batam.

Namun selalu ada titik banjir baru yang bertambah. Hal ini lantaranya masih banyaknya pembangunan di Batam.

"Kita sudah selesaikan setengah, ada titik baru yang muncul. Hal ini lantaran kita masih pembangunan. Dia tidak pernah akan berkurang. Semua daerah yang membangun pasti daerah resapan air ditutup dan membangun drainase cadangan untuk aliran air. Sehingga tak mampu menampung air hujan," katanya. (TRIBUNBATAM.id/ Roma Uly Sianturi)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved