Imigran Afganistan Ternyata Belum Pernah Divaksin, Gubernur Kepri Ansar Ahmad Lapor Pemerintah Pusat

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengungkap sebab mengapa pengungsi yang jumlahnya ditaksir mencapai ratusan itu belum mendapat suntik vaksin corona sama se

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Para pengungsi asal Afganistan kembali melakukan aksi unjuk rasa, di Jalan Engku Puteri Batam Center tepatnya Kantor Wali Kota Batam, Rabu (1/12/2021).  

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Nasib pengungsi Afghanistan di Kepri, ternyata sejauh ini mereka belum pernah medapatkan Vaksin.

Fakta mengejutkan datang dari sejumlah pengungsi Afghanistan yang ada di Provinsi Kepri.

Jangankan vaksinasi corona dosis tiga atau yang dikenal dengan vaksin booster covid-19.

Vaksin corona dosis pertama dan kedua saja mereka belum mendapatkannya.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengungkap sebab mengapa pengungsi yang jumlahnya ditaksir mencapai ratusan itu belum mendapat suntik vaksin corona sama sekali.

Sesuai arahan pemerintah pusat, pemberian vaksin corona diprioritaskan untuk warga negara Indonesia (WNI).

Diakuinya dalam aturan orang asing tertentu bisa menerima vaksinasi.

Namun, belum tahu apakah pencari suaka masuk di dalamnya.

Untuk itu, vaksinasi bagi para pengungsi di Kepri masih menunggu aturan pemerintah pusat.

Baca juga: AKSI Demo Pengungsi Afghanistan di Batam Mulai Meresahkan, Pemprov Kepri Segera Cari Solusi

Baca juga: Pengungsi Afghanistan di Batam Ancam Bakal Demo Lagi, Kecewa Aksi Tak Berbuah Hasil

"Kalau dapat arahan dari pusat pasti kami berikan. Untuk dosis satu dua juga belum (mereka terima)," ungkap Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, Selasa (18/1/2022).

Ansar menuturkan pemerintah Kepri saat ini hanya memberikan bantuan kepada pengungsi yang sedang memiliki penyakit berat.

"Kalau ada diskresi penyakit-penyakit berat tak mungkin tak kita tangani," kata Ansar Ahmad.

Meski begitu, mantan Bupati Bintan itu tak menampik bahwa pencari suaka sering berinteraksi dengan masyarakat sehingga vaksinasi perlu demi menciptakan kekebalan komunal.

"Semoga ada arahan dari pusat. Fokus kami saat ini untuk warga Kepri dulu," katanya.

Terkait tuntutan para pengungsi yang ingin dipindahkan ke Negara ketiga, Ansar menyebut hal itu merupakan wewenangnya UNHCR dan IOM.

"Kami juga tidak bisa memberikan jaminan dan peluang apa yang mereka minta karena itu kewenangan UNHCR dan IOM jadi bukan kita. Kami juga sudah berkomunikasi dengan mereka tapi itu bukan kewenangan kami," kata Ansar Ahmad.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Ungkap Alasan Demo di Depan Perumahan Royal Grande Batam

Baca juga: DEPRESI Terjebak di Batam, Pengungsi Afghanistan : Bantu Kami karena Kami Juga Manusia

BELUM Terdeteksi Varian Omicron

Setelah sempat dua hari nihil kasus, Kota Batam sebelumnya mendapat tambahan satu kasus positif covid-19 baru.

Kasus terkonfirmasi positif tersebut tergolong sebagai kasus yang tidak bergejala.

Temuan kasus baru ini merupakan seorang warga Kecamatan Batu Ampar.

Pasien kasus baru tersebut kini tengah menjalani pemulihan secara isolasi mandiri.

Penambahan satu kasus ini mengakibatkan wilayah Kecamatan Batu Ampar pun kini berzona kuning.

"Saat ini yang berzona kuning hanya Batuampar, wilayah lainnya masih zona hijau tanpa kasus positif," ujar Ketua Bidang Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmardjadi.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Adu Mulut dan Fisik dengan Polisi saat Demo di Batam

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Tuntut Janji UNHCR, Sebut Bakal Gelar Aksi Lagi

Penambahan ini juga membuat tren grafik perkembangan kasus Covid-19 per bulan meningkat sedikit.

Sejak awal bulan hingga 17 Januari 2022, sudah ada penambahan 9 kasus positif.

Dengan demikian, saat ini tercatat total kasus positif Covid-19 di Batam mencapai 25.856 kasus, yang mana 25.013 orang selesai isolasi, 842 orang meninggal dunia, dan 1 kasus masih aktif.

"Kasus meninggal dunia belum ada penambahan. Kebanyakan meninggal tanpa komorbid, sedangkan kasus dengan komorbid paling banyak berpenyakit Diabetes Melitus, Hipertensi dan Pneumonia," jelas Didi.

Kendati terdapat penambahan satu kasus baru, namun hingga kini belum terdeteksi adanya kemunculan kasus varian baru Omicron di Batam atau pun Kepulauan Riau.

Menurut data Balitbangkes RI, varian baru di Kepri masih berjumlah 7 varian Alpha, dan 52 varian Delta. (TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi/Hening Sekar Utami)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Corona Kepri

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved