BATAM TERKINI

DEPRESI 'Terjebak' di Batam, Pengungsi Afghanistan : Bantu Kami karena Kami Juga Manusia

Pengungsi asal Afghanistan yang berada di Batam sejak 2013 silam semakin merasa depresi saat berlama-lama tinggal di kota ini tanpa kejelasan.

TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Para pengungsi asal Afganistan kembali melakukan aksi unjuk rasa, di Jalan Engku Puteri Batam Center tepatnya Kantor Wali Kota Batam, Rabu (1/12/2021).  

BATAM, TRIBUNBATAM.id -  Sejumlah pengungsi asal Afghanistan kembali melakukan aksi unjuk rasa, di Jalan Engku Puteri Batam Center tepatnya Kantor Wali Kota Batam, Rabu (1/12/2021).

Mereka yang sudah tinggal di Batam sejak 2013 silam semakin merasa depresi saat berlama-lama tinggal di Batam. Sehingga mereka meminta agar segera dipindahkan ke negara tujuan. 

Berbeda dengan aksi sebelumnya, kali ini para pengungsi memilih menggelar aksi tepat di seberang kantor Wali Kota Batam, dan para peserta aksi juga terlihat mulai didominasi oleh para wanita yang turut membawa anak mereka.

Salah satu pengungsi, Ali Rifaii mengatakan mereka sudah tidak tahan hidup dalam ketidakpastian.

Sebagian besar mereka sudah tinggal di Indonesia kurang lebih selama 9 tahun hingga 10 tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, Ali menyebutkan para pengungsi sudah mengalami depresi.

Dan ada 15 kasus bunuh diri, serta 100 kasus percobaan bunuh diri. 

“Tidak hanya itu saja, 100 orang teman-teman kami meninggal dunia secara alami karena depresi,” ujarnya. 

Hidup sebagai pengungsi, banyak hak-hak mereka dibatasi, seperti tidak mendapat hak untuk berpergian, hak untuk bekerja, hak untuk mengemudi, hak untuk membeli dan mengendarai sepeda motor dan lainnya. 

“Kami sudah memberanikan diri keluar dari negara kami dulu, namun rupanya kami belum mendapat kepastian,” katanya.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Adu Mulut dan Fisik dengan Polisi saat Demo di Batam

Baca juga: Pencari Suaka Asal Afghanistan Kembali Gelar Aksi di Tanjungpinang: Indonesia Wake Up

Ali menyampaikan negara tujuan seperti Kanada, telah mengumumkan untuk menerima 80 ribu orang pengungsi Afganistan melalui UNHCR.

Mereka semua telah terdata di PBB, dalam hal ini UNHCR. 

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah untuk dapat membantu proses kepindahan mereka ke negata tujuan. 

“Bantu kami, karena kami juga manusia,” katanya.

Pengungsi lainnya, Fatimah (30), salah satu peserta aksi mengaku akhirnya nekat untuk mengikuti aksi unjuk rasa, dikarenakan perasaan yang semakin depresi selama berada di Indonesia.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved