Inflasi Batam 2022 Dipicu Kenaikan Harga Pada 7 Kelompok Pengeluaran, Apa Saja?
BPS Batam mencatat inflasi di bulan Januari 2022 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 7 kelompok pengeluaran
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat perbandingan inflasi dan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Batam.
Tercatat, pada bulan Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,74 persen, lebih tinggi jika dibandingkan Januari 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,68 persen.
Tingkat inflasi tahun ke tahun Januari 2022 terhadap Januari 2021 sebesar 2,51 persen, lebih besar dibandingkan dengan inflasi tahun ke tahun Januari 2021 terhadap Januari 2020 sebesar 1,65 persen.
Dari 24 kota IHK di Sumatera, tercatat semua kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,53 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung dan Kota Tanjungpinang sebesar 0,38 persen.
"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-17 dan ke-24 dari 24 kota yang mengalami inflasi di Sumatera," kata Kepala BPS Batam, Rahmat Iswanto, baru-baru ini.
Selanjutnya bila dilihat dari 90 kota IHK, tercatat 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,53 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,02 persen.
Baca juga: Bakal Jadi Tempat Parkir, Dishub Batam Kaji Kekuatan Lantai 2 Pelabuhan Pengumpan Sekupang
Baca juga: Gubernur Kepri Minta Batam dan Tanjung Pinang Perketat Pengawasan Pintu Masuk Imbas Corona
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Kotamobagu sebesar 0,66 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Jayapura sebesar 0,04 persen.
Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-38 dan ke-76 dari 85 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia.
Dari 370 komoditas yang menyusun inflasi Batam, 138 komoditas mengalami kenaikan harga dan 40 komoditas mengalami penurunan harga.
Inflasi di bulan Januari 2022 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada tujuh kelompok pengeluaran.
Yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik sebesar 1,95 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 1,69 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 1,05 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,73 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,63 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,41 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,16 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok transportasi turun sebesar 0,86 persen serta kelompok kesehatan turun sebesar 0,10 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (relatif stabil)," pungkasnya.
(*/TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google