CORONA KEPRI
Satgas Covid-19 Kepri Sebut Puncak Omicron Mei 2022, 'Bukan Hari Besarnya yang Salah'
Jubir Satgas Covid-19 Kepri mengungkap alasan prediksi puncak omicron terjadi pada Mei 2022.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Covid-19 varian Omicron masih menjadi perhatian.
Jumlah kasus positif virus corona pun terus meningkat sejak beberapa hari terakhir.
Baca juga: 90 PMI Probable Omicron Dirawat di RSKI Galang Batam, Masih Tunggu Hasil Swab Test Akhir
Baca juga: Omicron Merangsek Karimun, Masuk Klaster Perjalanan, Lihat Juga Update Covid-19 Bintan
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri, dr Rusdani menganalisa mengapa varian Omicron banyak di Batam.
Ia mengimbau masyarakat agar berkegiatan sesuai dengan koridor aturan PPKM yang berlaku saat ini.
Hal ini guna mencegah adanya persebaran virus corona varian baru Omicron.
Menurut Rusdani, saat ini kasus Omicron di Batam, atau Kepri secara keseluruhan disebabkan dari transmisi lokal.
Artinya, penyebaran virus tersebut berlangsung di dalam wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau, akibat adanya interaksi masyarakat.
Terkait penyebab melonjaknya kasus Omicron di Kepri, Rusdani menilai ini disebabkan karena mobilitas keluar masuk masyarakat yang sangat tinggi dari dan keluar wilayah Kepri.
"Arus keluar masuk orang di Kepri kan tinggi, sebab ini pintu masuk dari luar negeri maupun domestik," ujar Rusdani ketika dihubungi TribunBatam.id, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: Aturan Terbaru Syarat Penerbangan Pesawat Garuda Indonesia Februari 2022 saat Omicron Melanda
Baca juga: TOTAL Kasus Omicron di Kepri Sudah Mencapai 193 Orang, Paling Banyak di Batam
Menurutnya, kasus Omicron yang muncul di Kepri lebih banyak diakibatkan perjalanan domestik.
Pasalnya, pelaku perjalanan domestik kini tidak lagi diwajibkan karantina mandiri.
Sementara itu menurut penelitian, virus varian baru Omicron memiliki tingkat penyebaran sangat tinggi.
Bahkan mencapai lima kali lipat dibandingkan varian baru lainnya.
Meski, tingkat fatalitasnya masih lebih rendah daripada varian baru Delta.
"Memang menurut penelitian Omicron lebih gampang menular dibanding Delta, walaupun untuk gejalanya bisa dibilang lebih parah Delta. Tapi itu bukan berarti kita aman," jelas Rusdani.