CORONA KEPRI
Satgas Covid-19 Kepri Sebut Puncak Omicron Mei 2022, 'Bukan Hari Besarnya yang Salah'
Jubir Satgas Covid-19 Kepri mengungkap alasan prediksi puncak omicron terjadi pada Mei 2022.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Satgas Covid-19 Kepri memprediksi puncak covid-19 varian Omicron terjadi pada Mei 2022.
Jubir satgas covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana mengungkapkan, prediksi ini bukan tanpa alasan.
Satu bulan sebelumnya, sudah masuk bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.
Menurutnya, saat itu diprediksi akan banyak terjadi kerumunan.
"Kami mundurkan. Kami tegaskan bulan salah Ramadhan dan lebarannya. Tapi kami memprediksi saat itu akan banyak terjadi kerumunan. Bila sudah tidak terbendung kerumunan, akan besar potensi penyebarannya," jawabnya.
Tjetjep pun mengungkap mesi tidak terlalu ganas dibanding varian lainnya, warga diminta tetap mewaspadai varian B.1.1.529 ini.
Varian ini dapat mengincar orang yang kita cintai, termasuk membahayakan pasien comorbid.
Baca juga: BEGINI Cara Menentukan Apakah Pasien Omicron Wajib Isolasi di RS Atau Boleh di Rumah
Baca juga: 19 Pasien Covid-19 di Batam Terkonfirmasi Positif Omicron, Pasien Baru Tambah 62 Orang
Pemerintah pun menyerukan masyarakat untuk mendapat vaksinasi booster untuk mengantisipasi penyebaran Omicron.
"Efektivitas vaksin itu rata-rata 6 bulan dalam daya tangkal melindungi kita dari virus. Makanya diperlukan satu kali lagi vaksin untuk meningkatkan kembali imun kita. Jadi dengan vaksinasi booster mencegah terpapar varian Covid-19," ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan, upaya pencegahan penyebaran varian Omicron.
Pencegahan dilakukan yang pertama adalah masyarakat harus terus menaati Protokol kesehatan (Prokes) dalam setiap aktivitasnya.
"Prokes menjadi faktor utama dalam pencegahan penyebaran Omicron atau Covid-19. Misalkan, saya berhadapan dan berbicara dengan orang yang tidak demam dan tidak ada batuk. Lalu dengan santai saya tidak menggunakan masker. Perlu diingat, bisa kemungkinan orang yang berhadapan dengan kita itu sedang terpapar Omicron. Karena kita lalai prokes, jadi tertular kita," ujarnya, Jumat (11/02/2022).
Tjejep pun menyampaikan, warga Kepri khususnya beranggapan saja bahwa setiap orang saat ini terpapar Omicron.
"Jadi anggaplah siapapun yang ada dihadapan kita, anggap aja positif dan kita jadi terus taat akan masker. Perlu diingat juga bahwa varian Omicron ini penyakit lebih ringan, tapi penyebaran lebih cepat," sebutnya.
KATA IDI Kepri Soal Banyaknya Omicron
Covid-19 varian Omicron masih menjadi perhatian.
Jumlah kasus positif virus corona pun terus meningkat sejak beberapa hari terakhir.
Baca juga: 90 PMI Probable Omicron Dirawat di RSKI Galang Batam, Masih Tunggu Hasil Swab Test Akhir
Baca juga: Omicron Merangsek Karimun, Masuk Klaster Perjalanan, Lihat Juga Update Covid-19 Bintan
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri, dr Rusdani menganalisa mengapa varian Omicron banyak di Batam.
Ia mengimbau masyarakat agar berkegiatan sesuai dengan koridor aturan PPKM yang berlaku saat ini.
Hal ini guna mencegah adanya persebaran virus corona varian baru Omicron.
Menurut Rusdani, saat ini kasus Omicron di Batam, atau Kepri secara keseluruhan disebabkan dari transmisi lokal.
Artinya, penyebaran virus tersebut berlangsung di dalam wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau, akibat adanya interaksi masyarakat.
Terkait penyebab melonjaknya kasus Omicron di Kepri, Rusdani menilai ini disebabkan karena mobilitas keluar masuk masyarakat yang sangat tinggi dari dan keluar wilayah Kepri.
"Arus keluar masuk orang di Kepri kan tinggi, sebab ini pintu masuk dari luar negeri maupun domestik," ujar Rusdani ketika dihubungi TribunBatam.id, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: Aturan Terbaru Syarat Penerbangan Pesawat Garuda Indonesia Februari 2022 saat Omicron Melanda
Baca juga: TOTAL Kasus Omicron di Kepri Sudah Mencapai 193 Orang, Paling Banyak di Batam
Menurutnya, kasus Omicron yang muncul di Kepri lebih banyak diakibatkan perjalanan domestik.
Pasalnya, pelaku perjalanan domestik kini tidak lagi diwajibkan karantina mandiri.
Sementara itu menurut penelitian, virus varian baru Omicron memiliki tingkat penyebaran sangat tinggi.
Bahkan mencapai lima kali lipat dibandingkan varian baru lainnya.
Meski, tingkat fatalitasnya masih lebih rendah daripada varian baru Delta.
"Memang menurut penelitian Omicron lebih gampang menular dibanding Delta, walaupun untuk gejalanya bisa dibilang lebih parah Delta. Tapi itu bukan berarti kita aman," jelas Rusdani.
Guna mencegah tertular dari varian baru Omicron, Rusdani menekankan dua langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat.
Pertama, menerima suntikan vaksin ketiga (booster), dan kedua, menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
Ia menilai, saat ini kegiatan masyarakat sudah semakin longgar.
Di sisi lain, temuan kasus Covid-19 kembali melonjak.
Rusdani berharap, baik pemerintah maupun masyarakat dapat mematuhi aturan yang ada terkait penanggulangan dan pencegahan Covid-19.
"Sebenarnya masyarakat sudah hapal luar kepala tentang protkes ini. Kuncinya adalah pada implementasinya. Terpenting adalah selalu pakai masker, patuhi protokol kesehatan, terima vaksin booster, makan makanan bergizi, mudah-mudahan aman," tambah Rusdani.
(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Corona Kepri