Ahok Prediksi SPBU Bakal Sepi 5 Tahun Lagi: Pertamina Harus Ada Perubahan
Komisaris Utama Pertamina, Ahok memprediksi nasib SPBU 5 tahun ke depan bakal sepi. Apa yang mendasarinya?
TRIBUNBATAM.id - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengeluarkan pernyataan menggelitik.
Apa yang disampaikan pria yang pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta ini bisa jadi membuat publik pro kontra mendengarnya.
Bagaimana tidak, ia memprediksi keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) bakal sepi dari kendaraan bermotor yang masih mengandalkan bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi ini menurutnya bakal terjadi dalam 5 tahun ke depan.
Tidak dipungkiri, kebutuhan BBM saat ini sangat bergantung pada sektor industri, termasuk bahan kebutuhan pokok warga.
Di Kota Batam, sejumlah SPBU bahkan sudah lama tidak menjual BBM jenis premium.
Baca juga: Pertamina Targetkan 10.000 Pertashop di Indonesia, Ini Kata Menteri Erick Thohir
Baca juga: Mengapa BBM Premium Tak Pernah Lagi Ada di SPBU Batam?
Mayoritas kendaraan bermotor di kota industri itu kini menggunakan Pertalite.
Ahok menjelaskan tren penggunaan kendaraan listrik di Indonesia mengalami peningkatan, jika industrinya makin berkembang serta didukung layanan kredit yang bikin harga lebih terjangkau, otomatis populasinya makin bertambah.
"Kami melihat sebuah ancaman, orang bilang butuh 10-20 tahun, saya yakin enggak sampai 5 tahun kendaraan bermotor ganti ke listrik. Kalau ada layanan kredit bunga murah, saya kita SPBU bisa langsung kosong karena operasional SPBU kebanyakan diisi motor," ujar Ahok dalam acara DBSI Spring Festival, Kamis (10/2/2022).
Ini menurutnya juga ditambah dengan industri baterai yang makin berkembang dan bisa membuat harga lebih terjangkau, maka tak menunutup kemungkinan angkutan di perkampungan juga akan beralih menggunakan kendaraan listrik.
Ahok juga mengatakan, adanya perubahan gaya hidup masyarakat pengguna kendaraan listrik yang hanya memanfaatkan pengisian baterai saat pergi ke luar kota.
Sementara selebihnya, akan dilakukan sendiri di rumah.
Pertamina menurut Basuki Tjahaja Purnama harus memikirkan langkah ke depan terkait kelangsungan bisnis ritel agar segera menyesuaikannya.
Baca juga: AHOK Disebut Masuk Daftar Calon Kepala Otorita Ibukota Negara Nusantara, Total Ada 4 Calon
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Isi BBM Kendaraan di SPBU? Ini Jawaban Pertamina, Bukan Malam, Pagi atau Siang
Karena itu, dia meminta Pertamina untuk bisa membangun logistik suplay change.
"Itu makanya Pertamina harus betul-betul memikirkan ke depannya ritel yang diandalkan ini mesti ada perubahan," ujar Ahok.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan 3 juta unit populasi kendaraan listrik di Indonesia pada 2030.
Target tersebut sejalan dengan komitmen untuk menurunkan emisi CO2 hingga 41 persen dalam periode yang sama, dengan asumsi tingkat CO2 berkurang 4,6 juta ton.
Tak hanya itu, 105.866 unit kendaran listrik berbasis baterai juga akan digunakan instasi pemerintah.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, menyebut pemerintah tengah berupaya untuk mempercepat era kendaraan bermotor listrik di dalam negeri.
Satu di antaranya melalui penggunaan sepeda motor dan mobil listrik dalam lingkup instansi pemerintah, sebagaimana yang ditetapkan dalam peta jalan atau roadmap EV selama 2021-2030.
"Pemerintah akan membeli produk-produk kendaraan listrik dari produsen otomotif yang bermanufaktur di Indonesia dengan basis TKDN," ujar Taufiek, akhir tahun lalu.
NASIB Premium di Batam
Sementara di Batam, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium saat ini jarang terlihat di sejumlah SPBU.
Baca juga: INI Alasan Harga BBM di SPBU Coastal Area Karimun Beda dengan SPBU Lain
Baca juga: Reaksi Ahok Dilaporkan ke KPK : Sudah Pernah Diperiksa Semua
Ternyata, stok BBM jenis premium berkurang pada 2022 ini.
"Premium di SPBU untuk sementara ini tak ada lagi," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, belum lama ini.
Diakuinya pemerintah saat ini masih menyediakan BBM jenis premium di Batam karena belum ada putusan pembatalan premium. Hanya saja BBM jenis premium saat ini diperuntukkan hanya untuk nelayan saja.
"Jadi sekarang peruntukkannya untuk nelayan saja," katanya.
Ia menuturkan ada 3 jenis BBM yang diusulkan kepada pemerintah pusat. Pertama LPG, BBM jenis premium dan BBM jenis solar.
"Khusus untuk solar dan premium sudah keluar alokasinya," ujar Gustian.
Diakunya untuk kedua jenis BBM tersebut, memang alokasinya berkurang untuk 2022 ini. Namun pihaknya masih menggunakan kartu Brizzi untuk mengontrol pembelian.
"Solar 2021 kemarin berlebih lantaran pendistribusiannya kita gunakan kartu Brizzi. Alhamdulillah, dengan kontrol kartu Brizzi solar di Batam mencukupi," katanya.
Baca juga: Bak Ketiban Durian Runtuh, Anak Sulung Ahok Berhasil Skakmat Adiknya Keluar Bertemu sang Ayah
Baca juga: Nama Ahok BTP Mencuat, Disebut Calon Kuat Untuk Kepala Otorita Ibukota Baru
Sementara untuk LPG, sejak adanya pandemi Covid-19 ini memang ada penurunan daya beli. Hal ini disebabkan banyaknya pelaku UMKM kuliner yang tidak berjualan lagi. Sehingga usulan stok 2021 sebanyak 4000 tabung berlebih.
"2022 ini kita menggunakan realisasi tahun sebelumnya. Maka pemerintah pusat melalui migas disalurkan sesuai realisasi sebelumnya," katanya.(TribunBatam.id) (Kompas.com)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Pertamina
Sumber: Kompas.com