PARIWISATA KEPRI AMAN
Natuna Punya Wisata Mangrove Terluas di Kepri, Buralimar Dorong Promosi Lewat Media
Kadispar Kepri Buralimar sebut, Natuna memiliki keunggulan dari keindahan alamnya. Satu di antaranya kawasan wisata hutan mangrove
"Sehingga orang yang datang ke Natuna tidak jenuh dengan satu pemandangan karena ragam wisata yang kita miliki," sebutnya.
Wan Siswandi juga mengemukakan, upaya Pemkab Natuna menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu pendapatan asli daerah, dengan melakukan kerja sama dengan hotel, resort yang ada di Natuna.
"Dengan kerja sama ini, nantinya setiap wisatawan yang datang ke Natuna akan diarahkan ke berbagai wisata yang kita miliki. Jadi tidak hanya ke pantai, tapi juga ke wisata batu, air terjun, kuliner, budaya dan wisata mangrove yang baru saja kita resmikan ini," pungkasnya.
Diketahui pembangunan wisata mangrove di Pering ini menelan biaya dari dana DAK sebesar Rp 2,2 miliar termasuk pembukaan jalan dan pembuatan pelantar.
Panjang pelantar pada wisata Mangrove di Natuna ini sepanjang 1.015 meter dengan lebar 2 meter. Hal ini menjadikannya sebagai wisata mangrove terluas di Provinsi Kepulauan Riau. Wisata mangrove ini akan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Darwis) yang ada di Pering.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar mengatakan bahwa Natuna memiliki keunggulan tersendiri dari keindahan alamnya.
"Jadi sangat wajar apabila mengembangkan pariwisata di sana sangat mudah. Kita hanya perlu melengkapi fasilitasnya," kata Buralimar kepada Tribunbatam.id, Rabu (23/3/2022).
Menurutnya untuk mengembangkan suatu wisata, ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Yaitu harus mengetahui dan memenuhi apa yang dibutuhkan wisatawan.
"Misalnya wisata mangrove yang baru diresmikan itu, tentunya akses jalan ke sana harus dibaguskan, kemudian lampu penerangan, karena biasanya di hutan mangrove itu kalau malam hari kita bisa melihat kunang-kunang, tentu ini akan menambah daya tariknya," ujarnya.
Selain itu, untuk menambah rasa nyaman bagi wisatawan perlu ditambahkan beberapa fasilitas seperti home stay.
"Karena ini hutan bakau tentu banyak agas (sejenis nyamuk), nah ini juga harus bisa kita atasi," ucap Buralimar.
Menurutnya untuk mengembangkan destinasi wisata di tengah pandemi Covid-19, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama memberikan sentuhan kreativitas, budaya menjadi basis pariwisata dan mengembangkan ekonomi kreatif.
"Kalau bisa Natuna ini kita jadikan seperti Raja Ampat di Papua, meskipun lokasi wisata Raja Ampat itu jauh dari ibu kotanya tapi pengunjung atau wisatawan yang datang tetap ramai, nah kita bisa belajar dari itu," tururnya.
Terakhir dikatakan Buralimar, untuk meningkatkan ekonomi dari bidang pariwisata promosi melalui media juga harus lebih digencarkan.
"Karena dengan promosi rekan-rekan media maka destinasi wisata apapun itu bisa lebih cepat dikenal sehingga berdampak pada ramainya pengunjung yang datang," pungkasnya.
(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google