HUMAN INTEREST

Tangis Nopriani Pecah Terbayang 3 Anaknya di Batam, Ditangkap Polisi Karena Pencurian

Tangis Nopriani pecah. Ia terbayang tiga anak yang menunggunya di Batam. Apalagi si kecil yang usianya baru 3 minggu. Ia kini tersangkut kasus hukum

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Alfandi Simamora
Foto Nopriani, ibu tiga anak menangis saat diwawancara di ruangan kantor Kejari Bintan, Senin (28/3/2022). Dia ditangkap polisi bersama suaminya karena kasus pencurian 

BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Nopriani (31), ibu rumah tangga ini menangis sesenggukan di balik maskernya.

Tangis Nopriani pecah. Ia terbayang tiga anak yang menunggunya di Batam. Apalagi si kecil yang usianya baru 3 minggu.

Bagaimana tidak, Nopriani kini terjerat kasus hukum.

Ia ditangkap bersama suaminya, Alamsyah (44) atas kasus pencurian.

Tempat Kejadian Perkara (TKP)-nya sejumlah swalayan di Bintan dan Tanjungpinang.

Saat ini kasusnya bahkan sudah dilimpahkan penyidik Polres Bintan ke Kejaksaan Negeri Bintan.

Saat ditanya awak media di Kantor Kejari Bintan, Nopriani mengaku, sebenarnya ia tak setuju dan tak ingin melakukan perbuatan melawan hukum itu.

Hati kecilnya berontak.

Baca juga: Ibu 3 Anak Asal Batam Disuruh Suami Mencuri Karena Faktor Ekonomi, Beraksi di Pulau Bintan

Baca juga: Truk ODOL Makin Marak di Jalanan Lintas Bintan, Ini Langkah Satlantas

Bahkan, ia sempat ribut dengan suaminya, sesaat sebelum berangkat dari rumah kontrakannya di Batam menuju Bintan untuk melakukan aksi pencurian.

Istri kedua Alamsyah itu sempat menolak keras ajakan sang suami.

Namun dirinya tak dapat berbuat banyak.

Sang suami terus memaksanya, apalagi membawa embel demi anak-anak untuk memuluskan aksinya.

Karena himpitan ekonomi, ibu tiga anak ini pun terpaksa ikut kemauan suaminya.

"Saya dipaksa suami saya untuk ikut. Hati kecil saya sebenarnya menolak karena saya baru lahiran 3 minggu. Apalagi suami saya menyebutkan, apakah saya tega lihat anak-anak kesusahan. Karena kata-kata itu saya pun ikut," tuturnya, Senin (28/3/2022).

Sebelum berangkat, Nopriani pun berpamitan dengan anak sulungnya untuk pergi sebentar.

Nopriani dan Alamsyah lantas bertolak dari Batam menuju Bintan menggunakan Kapal Roro.

Sesampainya di Tanjunguban, suaminya mulai mengincar salah satu swalayan di sana.

Setelah target didapat, yakni Swalayan Aneka di Tanjunguban, suaminya pun beraksi dengan modus berbelanja dengan membawa tas.

Sementara Nopriani diminta menunggu di mobil. Saat itu ia ketakutan.

Di lokasi pertama, aksi Alamsyah ketahuan. Dia pun buru-buru masuk ke dalam mobil dan lantas kabur menuju Kota Tanjungpinang.

Nopriani semakin ketakutan.

Ia sempat meminta sang suami mengurungkan niatnya dan kembali pulang ke Batam.

Akan tetapi suaminya tidak mau. Malah mengajaknya menuju Tanjungpinang untuk melancarkan aksinya lagi.

"Jadi ketika ketahuan, saya sudah bilang kepada suami untuk pulang ke Batam saja atau menurunkan saya di Tanjunguban supaya bisa balik ke Batam menjumpai anak-anak saya. Tapi suami saya tidak mau dan membawa ke Tanjungpinang," ucapnya.

Sesampainya di Km 16 Kecamatan Toapaya suaminya melancarkan aksinya lagi dan berhasil mengambil sejumlah barang.

Tak puas, mereka kemudian menuju Kota Tanjungpinang. Di sana suaminya melancarkan aksinya ke Swalayan Kencana, Pinang Busana dan Trendshop.

Di dalam mobil, istrinya pun mulai cemas dan hanya bisa pasrah saat suaminya melakukan aksi pencurian di beberapa toko di Tanjungpinang.

Setelah berhasil melakukan pencurian, dan membawa beberapa barang curian di dalam mobil yang dirental, mereka berencana balik menuju Pelabuhan Roro Tanjunguban untuk pulang.

Di sana, pihak kepolisian ternyata sudah menunggu mereka dari hasil laporan pemilik swalayan Aneka. Suami istri itu pun ditangkap.

"Ketika kami ditangkap polisi, pikiran saya hancur dan sangat mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya saya," ucapnya.

Nopriani juga mengaku menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Ia pun bercerita bahwa beberapa bulan belakangan ini suaminya yang bekerja sebagai kurir online penghasilannya tidak cukup untuk kebutuhan ekonomi lantaran terdampak pandemi Covid-19.

Dimana orderan untuk pengantaran paket mulai sepi. Apalagi dirinya baru lahiran, sehingga membutuhkan biaya dan kebutuhan sehari-hari.

Hal itulah yang membuat suaminya nekat dan memaksa dirinya juga ikut dalam perkara tersebut.

"Jadi sebenarnya kami itu memang sedang susah, dan penghasilan suami saya yang kerja sebagai kurir online juga sepi. Karena terdampak pandemi"

"Apalagi saya tidak ada pekerjaan. Mau bayar kontrakan pun kadang telat dan sudah sering diusir dan pindah. Belum lagi kebutuhan untuk makan dan anak saya," jelasnya sembari menangis.

Di akhir kata, Nopriani pun berharap ada belas kasihan agar dirinya mendapatkan kesempatan kembali untuk menjaga dan merawat anak-anaknya serta bisa memberikan ASI kembali kepada bayinya.

Dirinya mengaku, hanya diajak sang suami dengan sangat terpaksa. Bahkan dirinya selalu dihantui rasa ketakutan saat menemani sang suaminya melakukan aksi kejahatan.

Bila diberikan kesempatan untuk kembali berkumpul dengan anak-anaknya, Nopriani berjanji tidak akan mau mengulangi perbuatannya lagi.

"Saya berharap korban saya juga bisa memberikan maaf kepada saya. Saya sangat menyesal dan ingin merawat anak saya saat ini dan selalu kepikiran bagaimana kondisi mereka. Soalnya dikabarkan anak saya yang bayi sering menangis dan yang 4 tahun sedang sakit," harapnya. (tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved