FEATURE
Sejarah Masjid Raya Baitusysyakur Batam dan Misteri Tujuh Makam di Dalam Area Masjid
Ketua Harian Masjid Raya Baitusysyakur Batam Andi mengatakan, pihaknya cukup kesulitan menelusuri asal-usul 7 makam yang berada di dalam area masjid
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Tujuh makam keramat itu terletak di dalam kawasan masjid, dan kini sudah diperbaharui sehingga lebih indah jika dibandingkan dengan bentuk asli.
Ada pun makam-makam tersebut diperkirakan sudah berusia 200 tahun lebih.
Ketua Harian Masjid Raya Baitusysyakur Andi mengatakan, pihaknya cukup kesulitan menelusuri asal-usul 7 makam itu.
Lantaran tidak ditemukan artefak atau petunjuk di nisan yang menunjukan identitas makam tersebut.
Andi menjelaskan, dahulunya di kawasan itu merupakan tempat pemakaman umum. Karena hendak dibangun beberapa gedung, alhasil makam yang lain dipindahkan ke TPU Langgeng di Sei Panas, Batam.
Sementara tujuh makam tersebut tidak dipindahkan karena dianggap merupakan tokoh penting.
Dahulunya, tujuh makam itu sempat akan dipindahkan karena dinilai kurang pas berada di dalam masjid.
Namun setiap kali makam itu akan dibongkar, alat berat untuk memindahkan makam selalu mati, dan selalu ada hambatan hingga pada akhirnya tujuh makam tersebut dibiarkan hingga sekarang.
"Sampai hari ini, belum ada dari pihak terkait atau sumber lain yang menyatakan keterangan identitas 7 makam tersebut," sebut Andi, Rabu (6/4/2022) kepada Tribunbatam.id.
Ia mengaku, sejauh ini masyarakat Kampung Tua Tanjung Uma mengklaim makam-makam tersebut adalah makam leluhur mereka. Sehingga setiap bulan Ramadan, banyak warga Tanjung Uma Batam yang datang berziarah.
Tidak hanya itu, beberapa orang dari Tembesi hingga dari Singapura juga datang dan menyatakan hal yang sama.
Kendati demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Terpenting adalah sama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban saat berziarah di makam tersebut.
Ia menceritakan, sebelumnya lokasi masjid tersebut memang masih berada di area Tanjung Uma.
Maka diperkirakan, tujuh makam tersebut merupakan orang-orang yang pertama menempati wilayah Kampung Tua Tanjung Uma di sekitar Jodoh dan Nagoya.
Saat ini Masjid Raya Baitusysyakur terus mengalami perubahan dari bentuk awalnya.