Mengenal Pasukan X, Komando Rahasia Yahudi, Pahlawan Tak Terlihat Perang Dunia II

Orang-orang Yahudi yang tak terhitung jumlahnya ternyata mengambil peran pada Pedang Dunia II (PD II), dengan bergabung ke militer Amerika dan Inggris

LA Times
Ilustrasi - Mengenal Pasukan X, Komando Rahasia Yahudi, Pahlawan Tak Terlihat Perang Dunia II 

TRIBUNBATAM.id - Orang-orang Yahudi yang tak terhitung jumlahnya ternyata mengambil peran pada Pedang Dunia II (PD II).

Mereka bertugas dengan baik di militer Amerika Serikat (AS), Inggris maupun Rusia, yang sedikit kisahnya hanya bisa terungkap sampai sekarang.

Tak main-main mereka berkontribusi vital untuk upaya perang bersama sekutu melawan Nazi.

Melansir Time pada Selasa (22/6/2021), ada alasan mengapa kisah-kisah mereka belum terungkap.

Salah satu contohnya kisah unit luar biasa yang kurang dikenal yang disebut sebagai Pasukan X atau "X Troop."

Untuk mengetahui alasannya, mari kembali ke masa Juni 1942, ketika Jerman tak terbendung di Eropa.

Pembentukan "Penjahat Bajingan"

Putus asa untuk mengubah arah perang, Winston Churchill dan Kepala Operasi Gabungan memutuskan untuk membuat unit komando dari pengungsi Yahudi.

Banyak dari mereka berada di kamp konsentrasi sebelum melarikan diri ke Inggris.

Baca juga: Sekte Yahudi Religius Penjaga Kota Jerusalem, Pembenci Israel dan Menentang Zionisme

Sebagian besar dari mereka telah kehilangan keluarganya karena Nazi.

Mereka datang dari Jerman dan Austria sebagai remaja.

Ketika perang pecah mereka tertawan sebagai musuh asing, seringkali dalam kondisi yang mengerikan di Australia dan Kanada.

Bagi mereka, perang itu bersifat pribadi, dan mereka tidak akan berhenti untuk mengalahkan ancaman Nazi.

Mereka bertarung melawan musuh dengan kontra-intelijen dan keterampilan bertarung yang mumpuni, kombinasi langka untuk prajurit modern.

Unit komando dari pengungsi Yahudi itu adalah X Troop, yang disebut sebagai "Penjahat Bajingan" yang sebenarnya.

Tugas sangat berbahaya

Setelah orang-orang tersebut dipilih atau menjadi sukarelawan untuk tugas baru yang berbahaya, mereka dibawa ke London dan diwawancarai oleh MI5.

Sejak awal mereka diberitahu akan melakukan perlawanan langsung ke Nazi.

Pekerjaan itu akan sangat berbahaya.

Baca juga: Jejak Kota Suci Yerusalem yang Sama-sama Diklaim Umat Islam dan Yahudi

Mereka pun memahami risikonya, tetapi merasa tidak ada ruginya.

Masalahnya, Hitler harus dihentikan dengan segala cara.

Jadi setiap orang rela menjadi sukarelawan.

Peter Terry, salah satu komando pasukan itu pernah berkata: "Kami semua menantikan pembunuhan itu (Nazi)."

Maka dimulailah kisah luar biasa Komando No 10 (antar-sekutu), Pasukan 3 atau yang lebih dikenal sebagai Pasukan X (X Troop).

Nama itu diberikan oleh Churchill sendiri.

Alasannya karena mereka akan menjadi pejuang yang tidak dikenal.

"Mereka harus dianggap sebagai jumlah yang tidak diketahui. Karena simbol aljabar untuk yang tidak diketahui adalah X, mari kita sebut mereka Pasukan X,” ujarnya yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Orang-orang dari X Troop melakukan beberapa misi perang yang paling berani, seperti mendarat di D-Day dan bertempur sampai ke jantung Kota Jerman.

Mereka semua dalam misi pribadi untuk menggulingkan Nazi yang telah membunuh keluarga mereka dan menghancurkan Eropa.

Meski sering terluka, mereka memilih keluar begitu saja dari rumah sakit lapangan lalu kembali ke unit mereka untuk melanjutkan perjuangan.

Baca juga: Rahasia Turun-temurun yang Membuat Ras Yahudi Pintar, Memiliki Keturunan dengan IQ Tinggi

Bahkan ketika perang usai, X Troopers akan sangat penting dalam memburu dan menghukum Nazi atas kejahatan perang.

Dalam penyamaran

Semua X Troopers harus menjalani transformasi luar biasa, untuk beroperasi langsung di belakang garis musuh.

Itu juga yang menjelaskan mengapa kisah mereka sebagian besar tidak terungkap sampai sekarang.

Mereka harus melepaskan kehidupan mereka sebelumnya sebagai pengungsi Yahudi, dan berpura-pura bahwa mereka adalah orang Inggris.

Hal itu perlu, karena sebagai orang Yahudi mereka akan langsung dibunuh jika ditangkap.

Setelah diterima di X Troop, setiap orang diberi waktu beberapa menit untuk memilih nama baru yang terdengar seperti Inggris.

Selanjutnya, mereka harus menghancurkan hubungan apa pun dengan diri mereka yang lama.

Antara lain dengan membakar setiap surat dari rumah, membuang apa pun dengan nama asli mereka, bahkan harus mengarang cerita palsu tentang asal-usul Inggris mereka.

Bagi mereka yang tewas dalam pertempuran, perubahan ini seringkali tetap permanen.

Pasalnya, para pengungsi Yahudi ini mengukir nama Inggris palsu mereka di kalung militer, yang menunjukkan Gereja Inggris.

Baca juga: Orang Yahudi Dikenal Cerdas, Sebenarnya Apa yang Diajarkan Sekolah-sekolah di Israel?

Banyak dari mereka akhirnya dikubur di bawah salib.

Begitu mereka memiliki nama dan identitas baru, X Troopers harus menjalani pelatihan brutal di Wales dan Skotlandia.

Siang dan malam mereka mendaki gunung di dataran tinggi dengan peralatan lengkap dan senjata.

Ada juga pelatihan amunisi aktif, penskalaan tebing, pekerjaan penghancuran dan terjun payung.

Dengan pelatihan itu, orang-orang yang sebelumnya dihina sebagai pengungsi tanpa kewarganegaraan, setelahnya muncul sebagai pasukan komando yang keras.

Merekalah yang akan terus memainkan peran penting dalam kekalahan Nazi.

Kisah yang terungkap

Sebelum perang, George Lane (nama lahir Lanyi Gyorgi), dijuluki "Pria Hongaria" karena telah menjadi pengganti tim polo air Olimpiade Hongaria.

Sebagai X Trooper, dia dikirim dalam misi rahasia ke Perancis pada pekan -pekan sebelum D-Day.

Di sana, dia mengumpulkan intelijen yang memungkinkan kepemimpinan sekutu melanjutkan pendaratan sesuai rencana.

Baca juga: Trah Yahudi Dikenal Cerdas, Apa Sebenarnya yang Diajarkan Sekolah di Israel?

Lane tertangkap pada misi berikutnya dan diinterogasi oleh Field Marshal Rommel, yang tidak pernah menduga bahwa tentara Inggris ini sebenarnya adalah seorang Yahudi dari Budapest.

Salah satu rekan X Troopers Lane adalah Ian Harris (Hans Ludwig Hajos), seorang Yahudi Jerman yang diasingkan.

Dia pernah seorang diri menangkap seluruh resimen Jerman hanya dengan "Tommy Gun".

Dia senang melawan Nazi dan menerima Medali Militer Angkatan Darat Inggris, karena membunuh sejumlah SS Pemuda Hitler yang fanatik selama penyeberangan Rhine.

Peter Masters (Peter Arany) adalah seorang anak laki-laki artistik dari Wina.

Dia terpilih untuk mendarat di D-Day sebagai bagian dari 'Pasukan Sepeda'.

Setelah "digunakan" untuk menarik keluar sarang senapan mesin Jerman, Masters adalah salah satu tentara Sekutu pertama yang berhasil mencapai Jembatan Pegasus, tujuan utama dalam kampanye awal Normandia.

Tapi mungkin salah satu yang paling luar biasa dari semuanya adalah kisah Manfred Gans, seorang Yahudi ortodoks dari Borken, Jerman.

Gans berada di garis depan pendaratan D-Day.

Dia membunuh, menangkap serta menginterogasi Nazi yang tak terhitung jumlahnya.

Dia juga merebut pertahanan pantai Jerman yang penting.

Gans memiliki banyak luka yang mengancam nyawa di Normandia, namun berhasil bertahan hidup.

Seperti dilansir dari kompas.com, dia bertempur di Jerman, Belgia dan Belanda.

Baca juga: Inilah Sejarah Yahudi Identik dengan Israel hingga 12 Suku Keturunan Abraham

Pada hari-hari memudarnya perang, ia memimpin sebuah jip dan melaju menerobos "neraka apokaliptik" Nazi Jerman di kamp konsentrasi Theresienstadt.

Di sini dia berhasil menyelamatkan orangtuanya sendiri.

Rahasia yang terkubur

Itu hanyalah beberapa dari kisah luar biasa dari pasukan komando rahasia X Troop.

Banyak lagi yang tidak akan pernah diketahui, karena dari delapan puluh tujuh orang yang berhasil dalam tugas, lebih dari setengahnya terbunuh, terluka atau menghilang tanpa jejak.

Namun bahkan dengan tingkat eksploitasi yang luar biasa kepada pasukan ini, diketahui hingga kini mereka belum mendapatkan haknya.

Setelah perang, sebagian besar Pasukan X yang masih hidup mempertahankan "nom de guerre" (nama samaran).

Banyak yang tidak memberi tahu anak-anaknya tentang akar Yahudi mereka, atau membocorkan bahwa mereka telah kehilangan keluarga mereka dalam Holocaust.

Alasan keheningan ini beragam, dan menyoroti konflik status dari banyak Pasukan X.

Masalahnya, mereka mengangkat senjata untuk Inggris, tetapi tidak dinaturalisasi sampai bertahun-tahun setelah perang.

Mereka sebagian besar berasal dari latar belakang sekuler dan banyak yang memiliki satu orangtua non-Yahudi.

Beberapa orangtua mereka mengubah anak-anak mereka menjadi Kristen, untuk mencoba dan menjaga mereka tetap aman selama kebangkitan Nazisme.

Ada juga alasan lain yang sama tragisnya, terkait mengapa banyak veteran X Troop enggan mengungkapkan identitas mereka kepada publik.

Baca juga: Begini Kisah Wanita Arab Ini Menerima Donor Ginjal dari Pria Yahudi

Banyak pasukan komando bergulat dengan rasa tidak aman yang mendalam tentang apakah mereka bisa menjadi orang Inggris dan Yahudi.

Mereka merasakan tekanan untuk menjadi lebih Inggris daripada Inggris asli.

Ada juga yang dimotivasi oleh rasa takut akan antisemitisme yang masih ada di masyarakat Inggris.

.

.

.

(*/ TRRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved