INDONESIA Larang Ekspor CPO, Makin Perburuk Gejolak Harga Pasar Minyak Nabati Dunia
Larangan ekspor minyak kelapa sawit oleh Indonesia menambah gejolak pasar minyak nabati global yang telah mencapai rekor harga tertinggi tahun ini.
JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Larangan ekspor minyak kelapa sawit oleh Indonesia menambah gejolak pasar minyak nabati global yang telah mencapai rekor harga tertinggi tahun ini.
Sebab, minyak kelapa sawit atau CPO paling banyak diproduksi, dikonsumsi dan diperdagangkan di pasar global.
CPO digunakan untuk pembuatan produk makanan seperti biskuit, cokelat, pembuatan margarin, hingga deterjen.
Sumbangannya sekitar 40 persen dari empat minyak nabati paling populer, yaitu minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak canola dan minyak biji bunga matahari. Produksi CPO mencapai 77 juta per tahun.
Salah satu pemicu naiknya harga minyak nabati dunia beberapa bulan belakangan juga dipicu naiknya tandan buah sawit (TBS) menjadi Rp 2.670 per kilogram.
Banyak pabrik CPO kesulitan mendapatkan pasokan TBS karena banyak kebun sawit sedang musim ngetrek atau berhenti berbuah.
Selain itu, jumlah pekerja kebun sawit juga menurun akibat pandemi Covid-19.
Indonesia merupakan produsen, eksportir dan konsumen utama minyak kelapa sawit, yang telah menyumbang sekitar 60 persen dari total pasokan. Pemasok kedua minyak kelapa sawit terbesar yaitu Malaysia, 25 persen.
Sementara India adalah importir utama minyak kelapa sawit (40 persen) selain China, Pakistan, Bangladesh, Mesir dan Kenya.
Baca juga: SELAMA Maret 2022, Bea Cukai Batam Berhasil Bukukan Pendapatan Pajak Rp221,99 Miliar
Baca juga: Penjual Es Buah di Pasar Kaget Cahaya Garden Jual Murah Selama Ramadhan, Jupri : Sekalian Beramal
Negara-negara itu diperkirakan akan terguncang oleh kebijakan Presiden Jokowi yeng melarang ekspor CPO dan minyak goreng mulai 28 April nanti.
Penghentian ekspor minyak sawit ini sulit digantikan mengingat minyak kedelai juga sedang mengalami penurunan produksi.
Sumbangan minyak kedelai di pasar global saat ini 59 juta ton. China merupakan produsen terbesar dengan 15,95 juta ton, disusul Amerika Serikat (11,9 juta ton), Brasil (9 juta ton) dan Argentina (7,9 juta ton).
Harga minyak kedelai global juga melambung ke rekor tertinggi akibat kebijakan pemerintah.
Argentina bahkan sudah menyetop ekspor kedelai mereka karena akhir musim tanam kedelai yang buruk. Sama dengan Indonesia, Argentina, Maret lalu, menghentikan ekspor karena upaya menaikkan tarif pajak ekspor minyak kedelai menjadi 33 persen gagal.
Sementara produksi canola 29 juta ton, dihasilkan di wilayah Kanada (75 persen), Eropa, Amerika Serikat, dan China.
Tahun lalu, kekeringan telah memangkas panen canola di Kanada, sedangkan Eropa juga dihadapkan pada masalah kerusakan tanaman, yang membuat pasokan minyak canola untuk tahun ini berkurang.
Minyak nabati keempat , bunga matahari juga sedang dilanda masalah akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Dua negara itu menyumbang sekitar 55 persen produksi minyak biji matahari global dan memenuhi 76 persen dari ekspor dunia.
Presiden Jokowi, Jumat lalu mengungkapkan alasan menyetop ekspor CPO dan terunannya, termasuk minyak goreng.
Tingginya harga migor di pasar internasional membuat produsen minyak goreng cenderung ingin ekspor ke luar negeri ketimbang memasarkan di dalam negeri.
Berbagai upaya untuk mengurangi ekspor yang dilakukan pemerintah memang gagal.
Pemerintah menaikkan HET (harga eceran tertinggi) agar pengusaha mau membanjiri pasar migor.
Namun, upaya itu juga tidak membuahkan hasil.
"Di pasar saya lihat minyak curah banyak yang belum sesuai dengan HET yang kita tetapkan, artinya memang ada permainan," katanya.
Kewajiban perusahaan sawit untuk memasarkan 20 persen produksinya untuk pasar domestik juga cenderung dikangkangi. Meskipun tidak disampaikan dalam pernyataannya, terungkapnya permainan izin ekspor antara pengusaha sawit dengan pejabat tinggi Kementerian Perdagangan diduga menjadi salah satu pemicu pemerintah menghentikan ekspor minyak sawit.
"Dalam rapat saya putuskan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis 28 April 2022 sampai batas waktu yang ditentukan," kata Jokowi, Jumat lalu. (Yan/ktn/tribun network)