Awal Puasa Muhammadiyah dan Kemenag Berbeda, tapi Mungkin Lebaran Bersamaan, Kok Bisa?

Artinya, Muhammadiyah menjalankan puasa selama 30 hari, sedangkan Kemenag atau pemerintah hanya berpuasa selama 29 hari. Mengapa bisa demikian?

TRIBUNNEWS / DANY PERMANA
Ilustrasi - Awal Puasa Muhammadiyah dan Kemenag Berbeda, tapi Mungkin Lebaran Bersamaan, Kok Bisa? 

TRIBUNBATAM.id - Penetapan awal puasa Ramadhan tahun 2022 berbeda antara Muhammadiyah dengan NU dan pemerintah.

Guru Besar Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri mengatakan, seluruh umat Islam sepakat bahwa puasa dimulai pada 1 Ramadhan.

Namun, yang menjadi perbedaan adalah bagaimana menentukan awal Ramadhan tersebut.

"Semua sepakat bahwa munculnya hilal adalah 1 Ramadhan, tetapi berbeda pendapat tentang apakah malam itu sudah muncul atau belum," kata Syamsul, Senin (25/4/2022) malam.

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan kemunculan hilal, yakni rukyat dan hisab.

Rukyat adalah melihat hilal atau Bulan dengan mata atau teropong.

Sementara hisab, yakni menggunakan ilmu astronomi atau ilmu falak.

Syamsul melanjutkan, dengan menggunakan ilmu hisab, awal bulan sudah dapat diketahui tanpa harus mengamati hilal secara langsung.

Baca juga: Dibaca Rasulullah agar Berjumpa Ramadhan Tahun Depan, Inilah Doa Akhir Puasa Ramadhan

Baca juga: Siapa Sangka Buah-buahan Ini Tidak Sehat! Mengandung Tinggi Gula dan Kalori

Seperti diketahui, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H atau hari raya Idul Fitri jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan memutuskan waktu perayaan Idul Fitri di sidang isbat yang dilaksanakan pada Ahad (1/5/2022) petang.

Meski begitu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni tinggi hilal minimal harus 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

"Di Indonesia, pada 29 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat," jelas Kamaruddin di Jakarta, Senin (25/4/2022), dikutip dari laman Kemenag.

Jika saat pengamatan atau rukyat hilal nanti benar demikian maka Idul Fitri 1443 H akan dilaksanakan secara serentak pada Senin, 2 Mei 2022.

Artinya, Muhammadiyah menjalankan puasa selama 30 hari, sedangkan Kemenag atau pemerintah hanya berpuasa selama 29 hari. Mengapa bisa demikian?

Baca juga: Komunitas Bintan Dirt Bike Squad Berbagi dan Buka Puasa Bersama Anak Yatim

Baca juga: Cara Cegah Asam Lambung Naik saat Puasa dan Tips Mengatasinya

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved