Anak Ridwan Kamil Bukan Korban Pertama Sungai Aare Swiss, 14-20 Orang Hanyut Tiap Tahunnya
Dubes Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad sebut, ada 14 sampai 20 orang setiap tahunnya menjadi korban hanyut di Sungai Aare, Swiss
BANDUNG, TRIBUNBATAM.id - Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad mengungkap fakta soal Sungai Aaree di Bern, Swiss.
Sungai yang menjadi salah satu favorit wisatawan itu, menjadi lokasi hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz, anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Emmeril atau Eril, dilaporkan hilang di Sungai Aare, Kamis (26/5/2022) siang waktu setempat.
Saat itu dia sedang berenang bersama adik dan temannya.
Eril mengalami kesulitan saat naik ke permukaan air.
Dia sempat mendapat bantuan, namun upaya itu gagal.
Hingga Eril hanyut dibawa arus sungai yang saat itu sedang deras.
Dubes Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad mengatakan, setiap tahunnya, sungai sepanjang 295 kilometer itu menghanyutkan antara 14 sampai 20 korban.
Baca juga: Bantu Pencarian Anak Ridwan Kamil yang Hilang, 2 Drone Berteknologi Tinggi Dikerahkan
Baca juga: Jadi Favorit Turis, Mengenal Sungai Aare Swiss yang Arusnya Seret Anak Ridwal Kamil
"Setiap tahun kejadian serupa 14 sampai 20 kasus. Kenapa cukup banyak, ini tempat di mana orang berenang," kata Muliaman dalam konferensi pers yang digelar secara virtual di Gedung Pauan, Kota Bandung, Sabtu (28/5/2022).
Ia mengatakan, biasanya sungai ini memang menjadi tempat berenang favorit masyarakat dan wisatawan saat musim semi dan musim panas. Airnya yang bening dan kadang keruh keputihan, berasal dari lelehan es di pegunungan.
Sungai ini pun memiliki sejumlah rambu untuk menjadi panduan bagian mana saja yang bisa dijadikan tempat berenang. Bahkan suhu airnya selalu terupdate melalui website khusus.
"Setiap saat kita bisa mengecek website pengelola sungai berapa suhu air dan lainnya. Data informasi lengkap ada, termasuk deras air. 180-200 meter kubik rata rata. Banyak informasi yang bisa didapatkan. Masyarakat biasanya mengacu pada sumber informasi tersebut," katanya.
Saat kejadian menimpa Emmeril, katanya, suhu air di sungai sekitar 16 derajat celcius, dengan kondisi cukup keruh karena adanya kristal putih. Kondisi air relatif konstan dari dataran tinggi ke hilirnya.
"Tidak ada rekayasa arus, konsisten arus seperti itu. Perbedaan dari hari ke hari. Tergantung apakah ada hujan atau fenomena alam yang mempengaruhi debit air, jadi tidak ada yang spesial. Dari tahun ke tahun dipelajari arus memang selalu agak deras. Untuk ukuran kita deras, dan itu yang menarik dari wisatawan. Anak anak muda yang loncat senang betul dengan arus ini," katanya.
Kronologi