Nelayan Anambas Minta Kuota Solar Saat Ini Ditambah, Desak Pemkab Temui BPH Migas

Sekretaris HNSI Cabang Anambas, Dedy Syahputra sebut, solar adalah kebutuhan dasar nelayan. Karena itu, kelangkaan solar mengancam para nelayan

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Noven Simanjuntak
Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) para nelayan bersama DPRD dan Pemkab Anambas, membahas soal BBM solar, Selasa, (7/6/2022) di Kantor DPRD Anambas. 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Puluhan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Anambas kembali hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Anambas, Selasa (7/6/2022).

Kedatangan mereka untuk meminta solusi terkait masalah stok BBM solar yang terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Persoalan ini telah berlangsung sejak 4 bulan lalu.

Pantauan Tribunbatam.id di Ruang Rapat Paripurna Dewan, puluhan nelayan itu memenuhi kursi yang tersedia hingga penuh.

Terlihat sejumlah polisi berseragam dan Satpol PP siaga di luar untuk mengamankan jalannya rapat.

Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Ketua II DPRD Anambas Syamsil Umri yang didampingi Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setdakab Anambas Ody Karyadi.

Sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga hadir dan duduk memenuhi kursi yang tersedia di hadapan para nelayan.

Rapat yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB pagi itu berlangsung lebih kurang 3 jam dan berjalan tertib dan lancar.

Baca juga: Solar Tak Didapat, Nelayan Bintan Terpaksa Tak Melaut, Kepala Daerah: Kita Cari Solusinya

Baca juga: Sikapi Keluhan Nelayan Soal BBM, Pemkab Anambas Akan Audiensi ke DPD RI dan BPH Migas

Sekretaris HNSI Cabang Anambas, Dedy Syahputra mengatakan, hingga 3 kali pertemuan dilaksanakan, belum terlihat adanya progres kerja keras pemerintah mengatasi persoalan kelangkaan solar di Anambas.

"Ini terkait kelangkaan solar sejak bulan Februari hingga Juni. Kita belum melihat progres kerja keras dari pemerintah, maka hari ini kami mendorong pemerintah agar serius bekerja untuk menuntaskan kelangkaan solar di Anambas," ujarnya.

Meski telah tersedia 321 ton solar dari BPH Migas pada bulan Mei sebelumnya, Dedy mengaku bahwa pasokan tersebut sangatlah terbatas dan jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Anambas.

"Solar itu ada, hanya sangat terbatas dan jauh dari kata cukup. Oleh karena itu banyak nelayan yang biasanya bisa 15 sampai 20 hari melaut, sekarang hanya bisa 3 hari melaut dalam sebulan," sebutnya.

Ditambahkannya lagi, persoalan tersebut harus dengan segera direspons pemerintah.

Sebab biasanya para nelayan mendapat 500 liter solar per bulan. Namun saat ini hanya mendapat 100 liter per bulan.

"Solar adalah kebutuhan dasar nelayan. Dengan kelangkaan solar ini mengancam pemenuhan kebutuhan hidup nelayan dan keluarganya. Karena nelayan menggantungkan hidupnya dari hasil laut," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved