Ganjar Pranowo Berhasil Bujuk Luhut Binsar Pandjaitan Tunda Tarif Candi Borobudur Naik

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebelumnya mengusulkan kepada Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan untuk menunda kenaikan tarif Candi Borobudur.

TribunBatam.id via Tribunnews.com via https://jatengprov.go.id
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Usulan Ganjar untuk menunda rencana kenaikan tarif naik Candi Borobudur dikabulkan. 

TRIBUNBATAM.id - Upaya Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo 'merayu' Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Warves RI) berbuah manis.

Ini terkait rencana tiket untuk naik stupa Candi Borobudur untuk wisatawan lokal menjadi Rp 750 ribu per orang.

Ganjar Pranowo mengusulkan agar Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan untuk menunda rencana tersebut.

Menurutnya, penetapan tarif naik ke stupa Candi Borobudur perlu dikaji lagi bersama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur.

Luhut Binsar Pandjaitan pun menerima usulan Ganjar Pranowo tentang penundaan kenaikan tarif naik puncak Candi Borobudur itu.

Menurut Ganjar, diperlukan beberapa langkah sebelum akhirnya diberlakukan kenaikan tarif.

Baca juga: Harga Mulai Rp 50.000, Begini Cara Beli atau Pesan Tiket Masuk Candi Borobudur secara Online

Baca juga: HTM Candi Borobudur Tidak Berubah, Tiket Masuk Masih Rp 50.000, Tiket Naik ke Candi Rp 750.000

"Saya sampaikan kepada beliau, ini banyak yang protes, menurut saya diendapkan dan beliau setuju. Ini soal tarif jangan dibicarakan dulu, di-postpone dulu, dan memang TWC (Taman Wisata Candi) sama balai sedang komunikasi, maka masyarakat tidak perlu resah. Itu penting untuk disampaikan," kata Ganjar usai bertemu dengan Luhut, di Rumah Dinas Gubernur Puri Gedeh, Selasa (7/6/2022).

Mengutip jatengprov.go.id, Ganjar menjelaskan, penataan di kawasan Candi Borobudur memang masih terus dilakukan.

Maka dari itu harus dicarikan skema-skema terbaik untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke atas candi.

Baik dengan pembatasan kuota maupun dengan instrumen lain, seperti salah satunya penentuan tarif masuk.

Sebelumnya, Ganjar sudah memberikan penjelasan terkait wacana yang beredar tersebut.

Ia mengatakan, rencana tarif Rp750.000 itu khusus untuk wisatawan lokal yang hendak naik ke bangunan atau stupa Candi Borobudur.

Sementara, harga tiket masuk Candi Borobudur untuk wisatawan lokal dewasa dibanderol Rp50.000.

Wisatawan yang membayar tiket masuk Rp50.000 hanya sampai di pelataran Candi Borobudur, tidak dapat naik ke area stupa atau puncak Candi Borobudur.

Baca juga: Menguak Sosok Pria Berbaju Putih di Foto Lawas Candi Borobudur Tahun 1907, Siapa Dia Sebenarnya?

Baca juga: Ganjar Pranowo Dukung Penuh Borobudur Ditetapkan Jadi Destinasi Wisata Ramah Lingkungan

Sampai saat ini wisatawan memang belum diizinkan naik ke atas Candi Borobudur, dan hanya diperbolehkan sampai kawasan pelataran candi.

Ganjar mengatakan dalam rencana ini harga tiket untuk pelajar justru akan jauh lebih murah. Tiket pelajar yang sebelumnya Rp25.000 per orang akan turun menjadi Rp5.000 per orang.

"Kemarin justru diturunkan jadi Rp5.000. Saat nanti butuh edukasi perdalam konten ilmu pengetahuan, maka itu kebijakan khusus pelajar," ujarnya.

Berikut rincian harga tiket masuk sesuai keterangan pengelola dan juga yang tertera pada situs borobudurpark.com.

Tiket masuk kawasan Candi Borobudur untuk wisatawan domestik atau lokal dibanderol Rp50.000 untuk usia 10 tahun ke atas.

Wisatawan lokal dengan usia 3-10 tahun dibanderol Rp25.000.

Tiket wisatawan lokal khusus rombongan pelajar atau mahasiswa minimal 20 orang dibanderol Rp25.000 per orang.

Sementara untuk tiket wisatawan mancanegara dibanderol 25 dolar AS atau setara Rp350.000 per orang.

Wisatawan mancanegara kategori anak-anak dibanderol 15 dolar AS atau sekitar Rp210.000 per orang.

Berdasarkan situs tersebut, memang belum ada regulasi yang mengatur harga tiket wisatawan untuk naik ke atas area stupa Candi Borobudur.

RESPONS Tokoh Buddha

Pemberlakuan tiket khusus untuk wisatawan yang akan naik ke Candi Borobudur menuai ragam respons dari berbagai pihak.

Salah satunya dari tokoh agama Buddha, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, dari Vihara Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Baca juga: Menko Marves Umumkan Harga Baru Tiket Masuk Candi Borobudur, Pasang Target Ribuan Orang Sehari

Baca juga: Buddhists Participate in the Vesak Carnival from Mendut Temple to Borobudur Temple

Sri Pannyavaro menuturkan, umat Buddha dari kalangan rakyat kecil tidak akan mungkin dapat menjangkau harga tiket naik Candi Borobudur yang dibanderol Rp 750.000 per orang.

Padahal mereka biasa melakukan beribadah di situs Buddha terbesar di dunia itu.

"Rakyat kecil, (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka," tutur Pannyavaro, melalui keterangan pers, Senin (6/6/2022) sore.

Menurutnya, pembatasan kuota 1.200 orang per hari yang naik ke atas candi memang sangat perlu untuk penyelamatan candi.

Tetapi selayaknya tanpa harus membayar tiket yang dirasa mahal.

Pannyavaro berpendapat, pembatasan dapat lakukan dengan metode antrean.

Apabila pada hari itu pengunjung tidak bisa naik karena kuota sudah penuh, maka dipersilakan naik di hari berikutnya.

Pendaftaran pun dapat dilakukan secara online jadi lebih mudah pengaturannya.

"Jadi jangan hanya yang punya uang saja yang boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi bhiksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah. Tentu hal ini sangat tidak mungkin," sebutnya.

Baca juga: Prambanan and Borobudur Temples become a Worship Places for Hindus and Buddhists Around the World

Baca juga: Prambanan and Borobudur Temples become a Worship Places for Hindus and Buddhists Around the World

Lebih lanjut, kata Pannyavaro, tidak masalah jika umat Buddha harus mengantre untuk bisa naik ke Candi Borobudur.

Sama halnya dengan muslim saat hendak beribadah haji ke Mekkah.

"Biarlah umat Buddha sabar menanti antrean bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun," ungkapnya.

Pihaknya berharap, keinginan umat Buddha ini dapat diperhatikan oleh para pihak yang berwenang membuat keputusan-keputusan perihal regulasi Candi Borobudur.(TribunBatam.id) (Tribunnews.com/Widya Lisfianti) (Kompas.com/Ika Fitriana)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Tribunnews.com, Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved