Singapura Buka Pelabuhan HarbourFront 15 Juni 2022, Batam Bersiap Hadapi Lonjakan Wisman
Pelabuhan HarbourFront Singapura dijadwalkan akan dibuka kembali pada 15 Juni 2022 mendatang. Terkait hal ini Pemko Batam antusias sambut re-opening
Editor:
Dewi Haryati
Disbudpar Batam untuk Tribun Batam
Suasana rapat di Batam dengan pihak terkait jelang dibukanya Pelabuhan HarbourFront Singapura
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota (Pemko) Batam antusias menyambut dibukanya kembali Pelabuhan HarbourFront Singapura untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Batam.
Pelabuhan utama Singapura ini dijadwalkan akan dibuka kembali pada 15 Juni 2022 mendatang.
Karena itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengambil langkah cepat dengan menggelar Rapat Koordinasi bersama CIQP (Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina, serta Syahbandar) dan pengelola pelabuhan, Jumat (10/6/2022).
Dalam rapat tersebut, Ardi menyampaikan beberapa catatan penting terkait persiapan pembukaan (Re-Opening) Pelabuhan Harbourfront Singapura. Di antaranya terjadinya lonjakan jumlah penumpang Batam-Singapura.
Dan sebaliknya akibat dari dibukanya kembali rute Harbourfront ke seluruh terminal feri internasional di Batam, dengan jadwal yang lebih padat dibandingkan dengan sekarang yang hanya dari Pelabuhan Tanah Merah Singapura saja.
Kemudian Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dipandang perlu untuk segera menambah jumlah personel, terutama di front line yang terhubung untuk memproses QR Scan sekaligus membantu wisatawan mengakses aplikasi Peduli Lindungi.
Karena tidak semua wisatawan mengerti dengan aplikasi Peduli Lindungi. Kebersihan di sekitar lokasi pelabuhan juga perlu menjadi perhatian untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
“Ada juga kendala seperti keberangkatan ferry dari Malaysia ke Batam yang sering tidak tepat waktu," kata Ardi, Sabtu (11/6/2022).
Baca juga: HARGA Tiket Ferry Batam - Singapura Masih Rp 800.000, Kadispar Kepri Bakal Temui Agen Tiket Kapal
Baca juga: Kunjungan Wisman ke Kepri Meningkat, Kadispar: Batam Bintan Jadi Daya Jual Pariwisata
Dalam rapat tersebut juga disampaikan beberapa usulan, yakni Visa on Arrival (VOA) ditiadakan dan digantikan dengan bebas visa kunjungan (BVK) atau Visa Exemption dan Visa Exemption diusulkan tidak terbatas kepada wisatawan dari sembilan negara Asean saja, akan tetapi menyeluruh 169 negara. Sebagaimana dilakukan pemerintah RI sebelum pandemi Covid-19.
Ardi mengatakan, pertemuan tersebut disamping untuk melakukan koordinasi juga sebagai ajang silaturrahmi.
"Di masa ini kita harus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Apa yang kita lakukan ini untuk menambah kekuatan Batam. Mudah-mudahan Batam khususnya pariwisatanya kembali bangkit lagi," katanya.
Ia melanjutkan pada 15 Juni 2022 tersebut ia akan turut menyambut wisman yang datang ke Batam. Kegiatan tersebut akan diwarnai dengan penampilan musik Melayu.
"Kita akan tampilkan musik Melayu sebagai cara memuliakan tamu dalam hal ini menyambut kedatangan wisman ke Batam," terangnya.
Ia juga mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu. Perda tersebut diantaranya berisikan anjuran untuk mengunakan pakaian adat melayu, memperdengarkan musik dan lagu daerah melayu dan menghidangkan makanan khas melayu di pelabuhan, hotel, restoran, pengelola bandara, dan pusat perbelanjaan.
"Apapun yang kita lakukan dalam pariwisata tetap mengedepankan kebudayaan. Bukan hanya kebudayaan melayu saja, tetapi seluruh budaya Indonesia namun payungnya adalah kebudayaan Melayu," jelasnya.
Dalam rapat tersebut, Kepala Disbudpar Kota Batam didampingi oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan dan Promosi (PPW) Disbudpar Kota Batam, Ratna Sari dan Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batam, Edi Sutrisno. (*/tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google