DISKOMINFO NATUNA

Tunjukkan Rangkaian Pernikahan Adat Melayu, Pemkab Natuna Ajak Warga Lestarikan Budaya Nusantara

Pemkab Natuna memperkenalkan dan mengajak serta menjaga budaya nusantara dan makanan khas melalui panggung Seni Dendang Piwang, Sabtu (11/6/2022).

ISTIMEWA
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna memperkenalkan dan mengajak serta menjaga budaya nusantara dan makanan khas melalui panggung Seni Dendang Piwang, Sabtu (11/6/2022) malam. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna memperkenalkan dan mengajak serta menjaga budaya nusantara dan makanan khas melalui panggung Seni Dendang Piwang, Sabtu (11/6/2022).

Panggung Seni Dedang Piwang ini sempat ditutup dikarenakan Pandemi COVID-19 dan kini telah kembali digelar sebab telah masuk ke era Endemi Covid-19.

Event yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Natuna, Hadisun mengatakan, tujuan diadakannya panggung seni dendang piwang untuk memperkenalkan budaya nusantara kepada warga Natuna.

Karena kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat budaya mulai hilang dan perlahan dilupakan oleh masyarakat.

"Bukan hanya budaya Melayu nanti kita akan menampilkan budaya dari etnis lain," ucapnya di Pantai piwang, Kecamatan Bunguran Timur, Minggu (12/6/2022).

Ia mengatakan, tujuan lain diadakannya panggung seni itu guna menjaga budaya yang ada dan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat agar selalu diingat dan diharapkan dapat selalu lestari.

Baca juga: Bupati Wan Siswandi Lepas 46 CJH Asal Natuna, Calhaj Datang Lebih Awal ke Batam

Baca juga: Ketua TP PKK Natuna Tinjau Kegiatan BIAN, Septi Minta Masyarakat Dukung Program Pemerintah

Hadisun mengungkapkan, panggung seni itu akan digelar setiap Sabtu malam dan dilaksanakan setiap dua kali dalam sebulan.

Pada Sabtu 11 Juni 2022 salah satu budaya yang ditampilkan adalah budaya melayu, berupa tarian, musik dan rangkaian pernikahan etnis melayu.

Untuk rangkaian pernikahan dimulai dari arak-arakkan pengantin menuju ke rumah mempelai perempuan, kemudian dilanjutkan dengan penampilan silat dari perwakilan kedua pengantin, penyerahan seserahan dari pengantin pria, ijab kabul, penjemputan pengantin wanita dikamar dan ditutup dengan tepung tawar.

"Di setiap rangkaian ada nilai-nilai yang ditanamkan," katanya.

Ia berpesan kepada generasi muda khususnya anak Natuna untuk belajar mengenal budaya agar ada penerus di masa depan.

"Kalau tak kite, siape lagi? Kalau tak sekarang bile lagi?," katanya.

Selain panggung Seni, Disdikbud juga menyediakan bazar yang dikelola oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Disdikbud.

Ketua DWP Disdikbud Reni Indra Joni mengatakan, di stand bazar yang mereka buat tersedia makanan khas Melayu Natuna dan makanan khas daerah lainnya, untuk harga dimulai dari Rp 1.000 hingga Rp 10 ribu.

"Ada kernas, tabel mando, empek-empek dan makanan dari olahan sagu lainnya ," ucapnya.

Diketahui, produk yang mereka jual merupakan hasil kreatifitas dari anggota DWP.

"Dari ibu-ibu DWP," ucapnya.

Tampak ratusan warga turut memeriahkan panggung Seni itu, bahkan beberapa warga ikut menari bersama.

Amnah, warga Natuna mengaku takjub dengan penampilan anak-anak di panggung seni itu.

"Bulu kuduk saya merinding saat sesi tepung tawar, sewaktu pembacaan mantra," ucapnya

Ia mengapresiasi apa yang telah dibuat oleh pemerintah, pasalnya menurut Amnah generasi muda banyak yang tidak tahu budaya dan enggan mempelajarinya.

"Jenius, apa lagi yang mementaskannya anak-anak," pujinya. (TRIBUNBATAM.id/Muhammad Ilham)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved