Kapal Pembawa PMI Ilegal Tenggelam di Batam, Nasib 7 Orang Masih Belum Jelas Hingga Kini
Semenjak informasi adanya kapal penyelundupan PMI ilegal ini tenggelam, Tim SAR Gabungan sudah melakukan pencarian. Hingga saat ini, Tim SAR memperlua
Menurut pengalaman Wawan semestinya jika sudah memasuki hari ke-4 pencarian korban tenggelam, korban yang tenggelam sudah seharusnya mengapung.
“Biasanya dua hari hingga tiga hari, seorang korban yang tenggelam seharusnya sudah mengapung. Karena tubuh manusia itu kan mengandung bakteri, gas, nah itulah yang membuat korban ketika tenggelam akan timbul,” terang Wawan.
Berbeda halnya kalau organ tubuhnya pecah, lanjut Wawan menerangkan maka korban akan tenggelam. Itulah alasan mengapa SOP SAR dilakukan tujuh hari karena mempertimbangkan hal tersebut.
Kendati pencarian belum membuahkan hasil tim SAR gabungan hingga kini terus melakukan upaya pencarian.
Pantauan Tribun di lokasi, tepatnya di bibir pantai Pulau Putri Nongsa telah berdiri posko SAR.
Posko dilengkapi sejumlah perlengkapan dan peralatan SAR. Tim informasi juga tersedia di sana.
Sebelumnya, proses pencarian pekerja migran Indonesia (PMI) korban kapal tenggelam di sekitar perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam terkendala cuaca buruk.
Tim SAR gabungan bahkan terpaksa menghentikan sementara proses pencarian tujuh PMI itu.
Kepala Pos SAR Batam, Reza mengatakan, pihaknya belum dapat menyelam hari ini untuk mencari karena jarak penglihatan hanya berkisar 200 meter.
Kendati dihentikan sementara, Reza menyampaikan tim SAR gabungan tetap siaga di posko yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian kapal tenggelam.
“Pagi ini, cuaca buruk, hujan lebat berangin dan ombak kuat. Terpaksa kita hentikan sementara menunggu cuaca membaik,” ujarnya kepada TribunBatam.id, Senin (20/6) pagi.
Memasuki hari keempat, proses pencarian belum membuahkan hasil.
Pagi ini, tim SAR telah menyusun rencana operasi SAR dengan perluasan area pencarian.
Sebanyak 30 PMI asal Nusat Tenggara Barat (NTB) sebelumnya berada dalam kapal itu dengan tujuan Malaysia, Kamis (16/6/2022) malam.
Nahas, kapal yang mereka tumpangi tenggelam setelah menabrak kayu.