PENEMUAN BAYI DALAM KARDUS DI BINTAN
Sebelum Temukan Bayi Dalam Kardus, Warga Bintan Ini Lihat Ada Dua Orang Bolak-balik
Mbah Suni melihat ada dua orang naik motor bolak-balik di samping Panti Asuhan Yayasan Bina Insani Bintan, sebelum dirinya menemukan bayi dalam kardus
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Penemuan bayi laki-laki dalam kardus di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur, Sabtu (18/6/2022) lalu, masih menjadi pembicaraan hangat masyarakat setempat.
Adalah Mbah Suni, warga Bintan yang pertama kali menemukan bayi dalam kardus tersebut.
Sebelum menemukan bayi itu, perempuan ini mengaku melihat ada dua orang naik motor bolak-balik di samping Panti Asuhan Yayasan Bina Insani.
"Kalau tidak salah, satunya laki-laki, dan satunya lagi perempuan. Mereka bolak-balik ada tiga kali di samping panti, ketika saya hendak salat Ashar di masjid," katanya, Senin (20/6/2022).
Suni juga melihat dua orang itu meletakkan kardus di samping panti asuhan, setelahnya pergi. Karena merasa curiga, Suni lantas membuka kardus yang ditinggalkan dua orang yang dilihatnya itu di samping panti asuhan.
"Ketika saya buka, saya terkejut melihat ada bayi di dalam kardus," ujarnya.
Suni pun berteriak memberitahu anaknya dan warga sekitar.
Di tempat terpisah, Kapolres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan bayi yang ditemukan di dalam kardus.
Baca juga: Heboh Penemuan Bayi Dalam Kardus di Bintan, Si Ibu Diduga Melahirkan Tanpa Bantuan Medis
Baca juga: Warga Bintan Temukan Bayi Laki-laki Dalam Kardus saat Hendak Salat Ashar
Dalam hal ini, Polsek Bintan Timur sudah melakukan koordinasi dengan puskesmas, dan pihak Kelurahan Seilekop terkait penemuan bayi tersebut.
"Terkait kasus ini sudah ditindaklanjuti Polsek Bintan Timur. Kita juga akan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk langkah selanjutnya sambil melihat kondisi anak," jelasnya.
Tidar tidak lupa berpesan kepada masyarakat melalui Bhabinkamtibmas, jika ada warga di lingkungannya yang diduga baru melahirkan, agar dapat berkoordinasi dengan polisi.
"Kita sebar pesan dulu ke masyarakat. Karena tidak ada CCTv di lokasi ditemukan bayi," tutupnya.
Ditemukan Warga saat Hendak Salat Ashar
Sebelumnya diberitakan, warga Kampung Sidomulyo RT 003/RW 003, Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan dihebohkan dengan penemuan bayi laki-laki di dalam kardus, Sabtu (18/6/2022) sore.
Lurah Sei Lekop, Riswan Efendi membenarkan adanya penemuan bayi dalam kotak kardus itu.
Bayi tersebut ditemukan warga tepat di samping Panti Asuhan Bina Insani.
"Bayi itu ditemukan warga yang hendak salat Ashar sekitar pukul 15.30 WIB," kata Riswan, Minggu (19/6/2022).
Saat ditemukan, bayi masih terbalut dengan kain, dan berada di dalam sebuah kardus.
Ada botol berisikan susu di sampingnya.
Riswan mengatakan, kondisi bayi sehat. Kulitnya masih memerah. Ada bekas pemotongan tali pusar di tubuh bayi.
Pihak medis memperkirakan usia bayi malang itu baru 6-7 jam saat ditemukan warga.
Saat ini sang bayi dalam penanganan khusus pihak Puskesmas Sei Lekop.
"Untuk sementara waktu akan kita rawat selama seminggu di Puskesmas Sei Lekop," ucapnya.
Dari hasil kesepakatan, bayi itu juga akan dititipkan di Puskesmas Sei Lekop untuk sementara waktu...
"Penemuan bayi ini sudah dilaporkan warga kepada pihak kepolisian," tutupnya.
Melahirkan tanpa bantuan medis
Bayi yang ditemukan dalam kardus di samping Panti Asuhan Bina Insani, Kampung Sidomulyo, Bintan, Sabtu (18/6/2022) lalu dinyatakan dalam kondisi sehat.
Hal itu diketahui setelah pihak kepolisian bersama kelurahan dan Yayasan Panti Asuhan Bina Insani membawa bayi ke Puskesmas Seilekop untuk pengecekan kondisi kesehatannya.
Bidan Puskesmas Seilekop, Anita mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan bayi laki-laki tersebut.
"Kondisi kesehatannya baik. Bayi itu memiliki bobot 2,47 Kg dan panjangnya 46 Cm," ujar Anita.
Ia melanjutkan, di bagian tubuh bayi juga tidak ditemukan adanya luka atau tanda-tanda kekerasan. Namun ada yang aneh dengan bentuk tali pusar bayi tersebut.
Sesuai standar medis, sisa pusar yang telah dipotong sepanjang 2-3 cm.
Tapi berbeda dengan pusar yang dimiliki bayi ini, panjangnya tidak sampai 1 Cm.
Kemudian, pusarnya masih ada bercak darah, dan rambutnya juga masih basah dengan air ketuban saat ditemukan.
"Dari bentuk pusar, diduga bayi ini bukan dilahirkan di tempat fasilitas kesehatan, melainkan prosesnya kelahirannya ditangani sendiri," jelasnya.
Anita menambahkan, bayi yang ditemukan warga itu masih ditangani pihak medis.
Sebab harus dijaga dan ditangani ekstra, apalagi proses persalinannya tidak sesuai dengan standar medis.
Ia menyebut, bayi juga rentan infeksi dan demam. Maka dari itu perlu mendapat penanganan khusus.
"Paling tidak kita tunggu sampai tali pusarnya mengering. Diperkirakan bisa 4-7 hari ke depan. Jadi selama proses itu, bayi dirawat di puskesmas untuk sementara waktu," tutupnya. (tribunbatam.id/Alfandi Simamora)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google