Singapura Konfirmasi Kasus Cacar Monyet, Belasan Pramugari Langsung Dikarantina
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mengonfirmasi satu kasus impor infeksi monkeypox atau cacar monyet dari seorang pramugara British Airways.
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri, dengan sebagian besar pasien pulih dalam dua hingga tiga minggu.
Namun, dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan komplikasi serius.
Individu yang berisiko tinggi termasuk anak kecil, wanita hamil, atau individu dengan gangguan kekebalan tubuh.
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia jarang terjadi, tetapi dapat terjadi melalui percikan pernapasan atau kontak fisik langsung dengan darah, cairan tubuh atau carian lesi (bisul) dari individu yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi.
British Airways, kemarin mengatakan, mereka bekerja sama dengan otoritas kesehatan Singapura setelah pramugari maskapai asal Inggris itu terpapar cacar monyet.
The Daily Mail melaporkan bahwa dua pilot dan sembilan awak kabin dikarantina selama 21 hari sejak temuan itu.
Para kru berada dalam penerbangan dari London ke Sydney, melalui Singapura.
"Kami bekerja sama dengan Otoritas Kesehatan Singapura dan telah menawarkan bantuan dengan informasi apa pun yang mereka butuhkan," kata British Airways dalam sebuah pernyataan. “Kami berhubungan dengan kru kami dan memberikan dukungan yang diperlukan.”
Ini adalah kasus cacar monyet kedua yang ditemukan di Singapura.
Pada awal Juni lalu, seorang pelancong dari Barcelona, Spanyol, menuju Australia, juga positif cacar monyet saat transit transit di Bandara Changi, Singapura.
Penumpang pesawat itu tetap berada di area transit di Bandara Changi sampai keberangkatannya ke Sydney pada hari yang sama.
Dia tidak mengunjungi daerah lain di Bandara Changi, kata MOH.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan, temuan cacar monyet di Singapura tidak mengejutkan karena orang-orang di negara itu bepergian ke seluruh dunia dan posisi Singapura sebagai jalur penerbangan danbisnis internasional. (TRIBUNBATAM.id)