KARIMUN TERKINI
Basarnas Cari Dua Nelayan Meranti Riau Hilang Kontak Sejak Pergi Melaut dari Karimun
Dua nelayan asal Meranti, Provinsi Riau hilang kontak sejak pergi melaut dari Karimun. Basarnas dibantu TNI dan Polri memfokuskan pencarian.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Basarnas Karimun mencari dua nelayan tradisional yang hilang saat melaut.
Dua nelayan asal Kabupaten Meranti, Provinsi Riau bernama Syahrul dan Mukhtar berangkat dari Kabupaten Karimun menuju Desa Sungai Gayung Kiri, Pulang Rangsang, Provinsi Riau.
Kabar hilangnya dua nelayan ini sempat menjadi perbincangan di media sosial (medsos), Facebook.
Kepala Pos Basarnas Kabupaten Karimun, Kahairul Nazri mengungkap jika pihaknya bersama TNI dan Polri sdang mencari nelayan yang hilang itu.
Dari keterangan keluarga, dua nelayan itu melaut sejak Rabu (22/6/2022) pukul 16.00 WIB.
Namun hingga saat ini nelayan belum pulang.
Baca juga: Pencarian Jais Membuahkan Hasil, Nelayan Hilang 4 Hari Ditemukan Dalam Kondisi Tak Utuh
Baca juga: Info Nelayan Hilang - Warga Temukan Kapal Berikut Hasil Tangkapan, Kartu HNSI Jadi Kunci
"Kami bersama petugas lainnya sudah turun ke laut melakukan pencarian, kita akan berupaya semaksimal mungkin," ujarnya.
Basarnas Karimun pun memberi nomor kontak bagi mereka yang mendapat informasi mengenai keberadaan dua nelayan yang hilang itu.
"Mereka menggunakan pompong saat melaut. Kami mohon bantuannya jika menemukan korban dapat menghubungi kami di 0813-7166-3791," ujarnya.
NELAYAN Karimun Terusik Limbah
Tidak hanya mengenai nelayan tradisional yang hilang kontak saat melaut.
Nelayan tradisional Karimun sebelumnya mengeluhkan kemunculan limbah kertas dan tisu.
Ini terlihat dari tepi Pantai Pongkar.
Salah satu objek wisata di Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini tiba-tiba muncul tumpukan limbah kertas dan tisu.
Terlihat puluhan gulungan kertas dan tisu berwarna putih berserakan di tepi pantai Pongkar.
Hal ini yang membuat kondisi laut menjadi kotor.
Warga sekitar menduga limbah berasal dari muatan tongkang BG Marcopollo 188 yang mengalami insiden, Kamis (26/5/2022).
Baca juga: Dua Nelayan Hilang Kepri Ditemukan Tak Bernyawa, Basarnas Tanjungpinang Tutup Pencarian
Baca juga: Nelayan Hilang saat Melaut Ditemukan Selamat, Berlindung di Pulau Gegara Cuaca Buruk
Tongkang yang memuat ratusan peti kemas ini dilaporkan berasal dari Perawang, Provinsi Riau dengan tujuan Singapura.
Tongkang yang ditarik oleh kapal Mega Daya 43 tersebut karam saat melintasi perairan Karimun.
Cuaca buruk diduga menjadi sebab utama insiden itu.
Dampaknya, puluhan kontainer berisi gulungan kertas dan tisu itu, diketahui jatuh ke laut.
Sekretaris Desa Pongkar, Murhalim mengatakan tumpukan limbah tersebut pertama kali diketahui oleh warga sekitar
"Dari laporan yang kita terima dari warga sekitar, ditemukan ada sekitar 27 bundel gulungan. Selebihnya ada yang hanyut kembali ke laut," ujar Murhalim, pada Kamis (9/6/2022).
Baca juga: UPDATE Nelayan Hilang di Lingga, Warga Desa Tajur Biru Ditemukan Tewas di Pulau Nyamuk
Baca juga: Solar Tak Didapat, Nelayan Bintan Terpaksa Tak Melaut, Kepala Daerah: Kita Cari Solusinya
Akibat tumpukan limbah tersebut, menjadi keluhan tersendiri bagi para nelayan setempat. Pasalnya, nelayan banyak menemukan sampah saat mencari ikan di laut.
"Ini sangat menganggu banyak nelayan kita yang menjaring, saat mengangkat jaring sampah itu ikut tersangkut di jaring mereka," tambahnya.
Dalam hal ini, pihaknya juga telah melakukan koordinasi bersama Camat Tebing dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karimun.
"Kami sudah koordinasi namun kita juga masih menunggu tindak lanjut terkait solusi penanganannya. Karna ini sangat menganggu," terangnya.(TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Karimun