Elon Musk Sebut Amerika Serikat Bakal Hadapi Resesi Ekonomi, Pebisnis Lain Cemas
CEO Tesla Elon Musk mengungkap kekhawatirannya akan resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dalam waktu dekat.
TRIBUNBATAM.id - Bos Tesla Elon Musk memprediksi resesi ekonomi Amerika Serikat dalam waktu dekat.
Prediksi satu di antara orang terkaya di dunia ini, juga diungkap oleh beberapa pebisnis dari Negeri Paman Sam lainnya.
Kekhawatiran akan resesi muncul setelah kebijakan Federal Reserve yang baru-baru ini menaikkan suku bunga.
Kenaikan suku bunga juga akan dilakukan secara agresif untuk menekan inflasi.
Sebelumnya, dalam email internal kepada para eksekutif Tesla, Musk mengatakan dia memiliki kekhawatiran tentang ekonomi yang terjadi saat ini.
Hal inilah yang menjadi sebab kebijakan PHK di Tesla.
Baca juga: Warga Malaysia Puji Presiden Jokowi Pakai Sepatu Lokal saat Bertemu Elon Musk
Baca juga: Bukan SpaceX Milik Elon Musk, Ahli Sebut Roket Asal China Bakal Hantam Bulan
Country Manager Tesla di Singapura, Christopher Bousigues terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) secara global.
Ia merupakan bos Tesla pertama di Negeri Singa pada Juni 2021.
Bousigues juga mendirikan sejumlah bisnis Tesla dari nol.
“Resesi tidak terhindarkan, dan resesi lebih mungkin terjadi dalam waktu dekat,” kata Musk saat berbicara di Forum Ekonomi Qatar mengutip Forbes.
Forbes mencatat, 76,1 persen CEO percaya, mereka akan menghadapi resesi sekitar akhir tahun 2023 di wilayah operasi mereka.
Survei tersebut, dilakukan oleh kelompok riset bisnis Conference Board pada bulan Mei.
Baca juga: Harga Bitcoin Langsung Melonjak Usai Elon Musk Sebut Tesla Bakal Terima Kripto Lagi
Baca juga: Cuitan Elon Musk Bikin Harga Bitcoin Melesat, Nyaris Tembus US$ 40.000 per Keping
Atau sebelum kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve, yang meningkatkan kekhawatiran tentang resesi.
CEO Morgan Stanley James Gorman juga mengungkapkan kekhawatirannya akan resesi.
Gorman mengatakan, peluang resesi yang terjadi 50:50, dengan tingkat yang cukup dalam dan waktu yang panjang.
Sementara itu, CEO JP Morgan Jamie Dimon, juga menyebutkan resesi sebagai badai ekonomi yang dipicu oleh perang Ukraina dan inflasi AS yang tinggi.
Dimon mengatakan, bank-nya saat ini sedang mempersiapkan pilihan yang terburuk jika resesi terjadi.
Hal senada disampaikan juga oleh CEO Wells Fargo Charles Scharf yang mengakatan akan sulit untuk menghindari resesi.
Namun ia memperkirakan resesi tidak terjadi dalam waktu dekat ini.
Pekan lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke kisaran target 1,5 persen hingga 1,75 persen.
Baca juga: CANGGIH, Chip Buatan Elon Musk Bikin Monyet Bisa Main Game
Baca juga: Elon Musk Bingung Hasil Tes Covid-19, 4 Kali Diperiksa Bos Tesla Dinyatakan 2 Positif 2 Negatif
Kenaikan suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi dalam 28 tahun terakhir.
Di sisi lain, inflasi pada bulan Mei juga masih cukup tinggi yakni 8,6 persen atau tertinggi dalam 40 tahun.
TESLA Umumkan PHK Besar-besaran
Country Manager Tesla di Singapura, Christopher Bousigues dilaporkan terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) secara global.
Ia merupakan bos Tesla pertama di Negeri Singa pada Juni 2021.
Christopher Bousigues diketahui telah mendirikan sejumlah bisnis Tesla dari nol.
Kontribusinya terhadap Tesla juga tak bisa dianggap sebelah mata.
Satu di antaranya membuat mobil Tesla Model 3 populer di Singapura.
Termasuk membangun dua showroom serta sebuah pusat perbaikan di Negeri Singa itu.
Sebelum Christopher Bousigues terkena PHK, ia juga membawa Tesla Model Y mengaspal di Singapura dan mengembangkan tujuh supercharger di negara tersebut.
Baca juga: Elon Musk Siap Pamerkan Chip AI yang Ditanam di Otak Manusia, Bisa Kontrol Hape Lewat Pikiran
Baca juga: Ketika Elon Musk Menggoda Game GTA V Dimainkan di Mobil Tesla, Apakah Mungkin?
Bousigues mengaku tidak keberatan dengan keputusan yang diambil Tesla.
CEO Tesla, Elon Musk sebelumnya memperingatkan tentang adanya PHK besar-besaran secara global.
Pemutusan kerja yang dilakukan Tesla terhadap Christopher Bousigues terkesan mendadak.
Sebab, Bousigues baru menghabiskan waktu selama satu tahun menjabat sebagai bos Tesla di Singapura.
"Saya bangga menjadi country manager pertama perusahaan di Asia Tenggara, dan mendirikan bisnis di Singapura," imbuh Bousigues.
Setelah tak lagi memimpin Tesla di Singapura, Bousigues berencana untuk kembali ke Eropa dan Perancis Selatan bersama keluarganya mulai musim panas 2022.
Bousigues menjelaskan bahwa tidak ada lagi alasan baginya untuk menetap di Singapura, mengingat masa tuntutan pekerjaan telah berakhir.
Pada halaman Linkedin miliknya, Bousigues mengumumkan jika ia seorang karyawan yang terkena dampak dari PHK besar tersebut.
Tesla mengumumkan adanya pengurangan 10 persen jumlah tenaga kerja.
Dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Kamis (16/6/2022), Tesla telah memperkerjakan setidaknya 100.000 karyawan pada akhir 2021.
Pekan lalu, Tesla dilaporkan tengah melakukan rekrutmen untuk 24 posisi baru di China. Perusahaan mulanya nampak bersikeras untuk segera mencari orang baru.
Namun, Tesla kemudian membatalkan tiga acara perekrutan yang direncanakan bakal digelar di China pada Juni 2022 ini.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Kiki Safitri)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: Kompas.com