BERITA CHINA
Bukan SpaceX Milik Elon Musk, Ahli Sebut Roket Asal China Bakal Hantam Bulan
Ahli astronomi mengaku salah memprediksi dengan menyebut roket milik perusahaan Elon Musk, SpaceX akan menabrak bulan.
TRIBUNBATAM.id - Roket milik China diprediksi akan menabrak bulan pada awal Maret 2022.
Ini disampaikan ahli astronomi setelah mereka sebelumnya menyebut jika roket yang akan menabrak tersebut milik perusahaan Elon Musk, SpaceX.
Pengumuman ini dibuat oleh astronom Bill Gray, yang kali pertama mengidentifikasi dampak ke depan dan mengakui kesalahannya akhir pekan lalu.
Roket asal Negeri Tirai Bambu itu teridentifikasi sebagai 2014-065B, pendorong untuk Chang'e 5-T1, diluncurkan pada 2014 sebagai bagian dari program eksplorasi bulan badan antariksa China.
Roket Falcon 9, sebuah roket yang diluncurkan oleh perusahaan eksplorasi ruang angkasa Elon Musk pada 2015 sebelumnya disebut oleh ahli astronomi akan menabrak bulan dan meledak.
Roket itu dilaporkan tidak memiliki cukup bahan bakar untuk kembali ke Bumi dan malah tetap berada di luar angkasa.
Baca juga: Harga Bitcoin Langsung Melonjak Usai Elon Musk Sebut Tesla Bakal Terima Kripto Lagi
Baca juga: China Uji Coba Pesawat Amfibi, Bakal Emban Misi Khusus Tiongkok
Astronom Jonathan McDowell mengatakan kepada BBC News bahwa itu akan menjadi tabrakan roket tak terkendali pertama yang diketahui dengan bulan, tapi efeknya akan kecil.
Roket itu ditinggalkan di orbit tinggi tujuh tahun lalu, setelah menyelesaikan misi untuk mengirim satelit cuaca luar angkasa dalam perjalanan jutaan mil.
Itu adalah bagian dari program eksplorasi ruang angkasa Elon Musk SpaceX, sebuah perusahaan komersial yang pada akhirnya bertujuan untuk membuat manusia hidup di planet lain.
Pakar astronomi kini mengakui jika mereka salah membaca langit malam bulan lalu.
Ternyata roket yang diperkirakan menabrak Bulan pada awal Maret adalah milik China, bukan SpaceX.
Sebuah roket memang akan menghantam permukaan bulan pada 4 Maret, tetapi bertentangan dengan apa yang telah diumumkan sebelumnya.
Roket itu bukan dibangun oleh perusahaan Elon Musk, melainkan oleh Beijing, kata para ahli sekarang.
Baca juga: China Berang Umbar Ancaman saat Taiwan Selangkah Lagi Disokong Alutsista Canggih Negeri Paman Sam
Baca juga: Tiongkok - Amerika Serikat Makin Panas, China Tuduh AS Sabotase Olimpiade Beijing 2022
"(Kesalahan murni) ini hanya menekankan masalah dengan kurangnya pelacakan yang tepat dari obyek luar angkasa ini. Obyek itu memiliki kecerahan yang kami harapkan, dan telah muncul pada waktu yang diharapkan dan bergerak dalam orbit yang wajar. Namun di belakang, saya seharusnya memperhatikan beberapa hal aneh" tentang orbitnya, tambahnya," tulis astronom Jonathan McDowell, yang mengadvokasi regulasi lebih besar tentang limbah ruang angkasa dalam unggahan yang dikutip AFP.
NASA pada akhir Januari mengatakan, mereka akan mencoba mengamati kawah yang akan terbentuk oleh ledakan obyek ini, dengan wahana yang mengorbit di sekitar Bulan yaitu Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).