BATAM TERKINI

PENGAKUAN Sherly Wahyuni, Pelaku Penipuan Arisan Online : Saya Dulu Pernah Jadi Korban

Sherly Wahyuni mengaku pernah menjadi korban penipuan arisan online hingga akhirnya tergiur untuk membuat arisan sendiri dan merugikan ratusan orang.

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak |
ISTIMEWA
Sherly Wahyuni mengaku pernah menjadi korban penipuan arisan online hingga akhirnya tergiur untuk membuat arisan sendiri dan merugikan ratusan orang. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sherly Wahyuni terlihat lesu ketika ditemui di Ruang Vice Control Unit I Reskrim, Polresta Barelang, Jumat (16/6/2022).

Saat bertemu dengan Tribun Batam, Sherly sudah 13 hari ditahan terkait investasi bodong bermodus arisan yang menjeratnya.

Sherly ditangkap oleh jajaran Polresta Barelang pada 6 Juni 2022, di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Ia dilaporkan oleh para member arisan tersebut karena keuntungan yang dijanjikan dalam arisan online tidak terbukti.

Bahkan, modal yang disetorkan tidak kembali.

Wanita mengenakan jilbab kuning dengan baju kemeja lengan panjang dilapisi kaus tahanan warna jingga berbicara dengan suara pelan.

Ia banyak tertunduk saat menceritakan kasus yang menjeratnya.

Tiba-tiba airmatanya menetes ketika berbicara tentang keluarga. Ia mengaku rindu pada anaknya yang baru saja ia lahirkan, beberapa waktu lalu.

"Kabar anak saya juga baik, sekarang dirawat sama suami dan Mamak (ibu)," tuturnya seraya mengusap airmata di pipi dengan tisu.

Ia mengaku sedih tak bisa merawat dan mendampingi anaknya.

Baca juga: Kelanjutan Kasus Hukum Arisan Bodong di Batam, Korban Minta Polisi Usut Aset Sherly Wahyuni

Baca juga: CERITA Korban Penipuan Arisan Online di Batam, Ngaku Slot Awal Harus Bayar Lebih Mahal

Apalagi sudah seminggu terakhir ini, kondisi tubuhnya tak fit sehingga Air Susu Ibu (ASI)-nya tak normal.

"Mungkin karena beban pikiran, kondisi saya jadi naik turun. Dia (anak) kemarin, sempat muntah dan nggak mau minum ASI lagi," katanya.

Sherly mengatakan, sebelum ia membuka arisan online yang membuatnya berurusan dengan aparat kepolisian, ia pernah menjadi korban praktik yang sama.

Ia merasa tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan.

Namun, seiring berjalannya waktu, arisan itu macet dan ia menjadi satu dari korban penipuan.

"Dulu saya pernah diajak ikut arisan online sama teman saat masih jadi karyawan PT. Ternyata macet dan jadi korban juga," kenangnya.

Ironinya, dari pengalaman buruk itu, Sherly terobsesi untuk membuat arisan sendiri.

Ia pun membuka arisan dengan member yang cukup banyak. Namun, arisan ini adalah arisan konvensional seperti pada umumnya.

"Dari situ saya dapat pengetahuan mengelola arisan online dan juga semakin mahir karena diajarkan seorang teman dekat," sebutnya.

Namun perjalanan arisan online yang ia buka tak semulus yang diharapkan.

Banyak member yang tidak membayar dan kabur setelah mendapatkan uang.

Karena tidak bisa menutupi itu, ia pun akhirnya memutar otak dan membuka sebuah investasi dengan dibantu seorang selebgram berinisial SO yang mempromosikan arisannya.

"Ide itu saya contoh dari orang lain di Instagram. Lalu saya tanya ke member (arisan) saya dan mereka bersedia ikut," ujarnya.

Ternyata usahanya itu menjadi besar dan banyak peminatnya hingga mencapai 400 member.

Lagi-lagi bisnis, Sherly merugi lantaran para member arisan kabur setelah menerima bagiannya sehingga ia harus bertanggung jawab membayar keuntungan para member lainnya.

"Sejauh ini saya sudah ada membayarkan cicilan. Kalau bisa dihitung sudah ada 12 kali. Tapi untuk investor baru yang dimasukkan oleh cover owner (selebgram), saya gak tahu data-datanya. Jadi, tidak ada pencicilan lagi," katanya.

Sherly mengatakan, hanya tujuh member saja yang uangnya belum dilunasi, bernilai total Rp 200 juta.

"Untuk tujuh orang ini saya tidak tidak bisa mencicil. Saya kurang tahu bagaimana caranya. Saya ditahan di sini dan nggak bisa nyari uang,” ungkapnya.

Sherly mengungkapkan, ia pernah ingin melegalkan bisnisnya ini.

Ia datang ke notaris untuk mengurus izin usaha. Namun karena tidak adanya aturan yang menguatkan, usaha itu gagal.

Suaminya pernah mengingatkannya untuk berhenti melakukan bisnis arisan itu ketika usahanya mulai mengalami kemacetan dan merugikan sejumlah member.

Apalagi, beberapa anggota keluarganya juga tergiur dengan arisan yang dikelolanya. Kakak, adik dan ibunya juga turut berinvestasi uang dan menjadi korban atas ulahnya.

"Tapi saya nggak bisa hentikan karena sudah terlanjut mempromosikan dan amanah para member. Sebelumnya saya nggak pernah telat membayarkan benefit ke korban. Banyak orang yang mendapat keuntungan, bisa beli ini beli itu, sehingga saya pun terus melakukan itu,” katanya.

Sampai pada akhirnya, karena banyak member yang curang, Sherly pun harus gali lubang tutup lubang.

Sebab, roda arisan berputar terus dan member lain menunggu pembayaran.

“Saya sadar saya salah, tapi saya tidak akan lari dari tanggung jawab," tuturnya. (TRIBUNBATAM.id/Noven Simanjuntak)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved