Menlu Amerika Serikat dan China Bakal Bertemu di Bali, Inflasi AS jadi Sorotan
Rencana pertemuan pejabat tinggi Amerika Serikat dan China di Bali dalam forum G20 menjadi yang terbaru. AS sedang dihadapkan pada inflasi yang sulit.
Namun para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi atau memberikan peralatan militer ke Rusia.
China dilaporkan telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina dan telah mengkritik sanksi Barat terhadap Moskow.
AS Desak Negara G20
Pertemuan para menteri luar negeri yang tergabung dalam G20 di Bali minggu ini dijadwalkan akan membahas mengenai ketahanan pangan dan energi yang saat ini tengah menjadi perhatian di seluruh dunia.
Selain membahas ketahanan pangan dan energi, pertemuan ini juga akan mendesak Rusia untuk mendukung upaya PBB membuka kembali jalur laut yang diblokir oleh pasukan Rusia.
Dilansir dari Reuters, Rabu (6/7/2022), asisten menteri luar negeri untuk urusan ekonomi dan bisnis, Ramin Toloui mengatakan, bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan meningkatkan keamanan energi dalam sesi utama para menteri G20 pada hari Jumat (8/7/2022) dan dalam pertemuan bilateral di Bali.
Baca juga: China Investasi Rp 44,8 Triliun ke Indonesia, Buka Investor Semua Sektor
"Negara-negara G20 harus meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersikeras mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman biji-bijian," kata Toloui.
“Entah itu terjadi di tingkat G20, atau di tingkat masing-masing negara G20, itu poin penting yang akan disampaikan Blinken,” imbuhnya.
Sementara itu, Diplomat utama AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink mengharapkan adanya pertukaran pandangan secara terbuka mengenai masalah di Ukraina.
Ketika Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela G20.
"Ini akan menjadi kesempatan lain untuk menyampaikan keinginan kami tentang apa yang kami harapkan untuk dilakukan dan tidak dilakukan China dalam konteks Ukraina," katanya.
Sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, China dan Rusia mengumumkan kemitraan tanpa batas. Tetapi para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China mendukung sanksi yang dipimpin AS terhadap Moskow.
Namun, China menolak untuk mengutuk tindakan Rusia dan mengkritik sanksi Barat yang luas.
Tribunnews.com melaporkan jika para pejabat AS juga telah memperingatkan konsekuensi.
Termasuk sanksi, jika China mulai menawarkan dukungan material untuk membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
(TribunBatam.id) (Tribunnews.com/Mikael Dafit Adi Prasetyo)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: Tribunnews.com