BERITA KRIMINAL

Polemik Bantuan Kementan, Oknum Ormas Rampas Sapi Peternak Bawa Nama Kadis

Kelompok peternak menyebut jika oknum ormas merampas sapi yang mereka terima dari Kementerian Pertanian (Kementan) hingga menyeret nama Kepala Dinas.

TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Sapi dari Lampung yang baru tiba di Pelabuhan Beton Sekupang Batam disemprot disinfektan sebelum masuk ke area karantina, Senin (20/6/2022). Viral oknum ormas di Sumedang, Provinsi Jawa Barat (Jabar) disebut merampas sapi dari kelompok peternak bantuan Kementan hingga menyeret nama Kepala Dinas. Foto ilustrasi. 

TRIBUNBATAM.id - Sapi bantuan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) berbuntut panjang.

Kelompok Peternak Maju Jaya 2 yang merasa menerima 20 sapi bantuan Kementan RI itu mengaku mendapat ancaman dari oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Menurut Ketua Kelompok Peternak Maju Jaya 2, Jojo Atmaja, oknum ormas itu bahkan merampas 16 sapi bantuan Kementan RI itu.

Pria 62 tahun itu menyebut jika peternak juga mendapat intimidasi dari oknum ormas yang meminta para peternak untuk menandatangani surat yang menyatakan bahwa mereka tidak sanggup mengelola sapi bantuan Kementan.

Tak sampai di sana, Jojo Atmaja juga menyebut jika Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang Nandang Suparman memarahinya agar ia mau menandatangani surat yang berisi ketidaksanggupan mereka dalam mengelola bantuan.

"Akhir Juni, sapi datang ke kampung kami di Desa Cilopang, Kecamatan Cisitu. Total 20 sapi, kemudian kami pelihara oleh 13 orang anggota kelompok peternak kami. Lima hari kemudian, datanglah oknum ormas itu," ungkap Jojo.

Baca juga: 4 Artis Siapkan Hewan Kurban, Nathalie Holscher Pertama Kali Beli Sapi Sendiri

Jojo mengungkap jika 16 sapi bantuan Kementan yang tadinya mereka dirampas oleh 13 orang yang berasal dari oknum ormas itu.

Oknum ormas itu bahkan tiga kali mendatangi mereka.

Kedatangan pertama, mereka mengaku berasal dari oknum ormas perwakilan Sumedang.

Kedua dari ormas Jawa Barat, dan ketiga dari ormas pimpinan pusat masih dengan nama ormas yang sama.

Tujuan oknum ormas itu adalah untuk merebut sapi yang telah diberikan dan diurus oleh para peternak.

Padahal, Jojo mengatakan, sapi bantuan Kementan itu adalah hak kelompok ternak Maju Jaya 2.

Menurut Jojo, yang berhak atas sapi bantuan Kementan itu adalah kelompok peternak yang diketuainya.

Namun, belasan sapi itu justru dirampas oleh oknum ormas tersebut.

Pasalnya, kelompok ternak yang dipimpinnya itulah yang mengirimkan proposal.

Selain itu, tim dari Kementan telah dua kali datang ke Desa Cilopang untuk memastikan kesesuaian daerah itu sebagai area ternak sapi.

Baca juga: Wabup Lingga Siap Jadi Ketua MPW Ormas PP, Neko : Semangat Pancasila tak Hanya Bisa Diucapkan

"Kami yang legal, kami yang berhak menerimanya, kami yang ditunjuk kementerian sebagai peternak yang cocok, malah sapi kami dirampas," ujarnya.

Para peternak mendapat tekanan dari oknum ormas yang datang. Bahkan mereka menunggui para peternak hingga larut malam.

"Kami ditekan, di-press, ditungggui hingga tengah malam. Akhirnya sapi mereka angkut," ujar Jojo.

SERET Nama Kepala Dinas

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang Nandang Suparman, yang namanya terseret dalam kasus tersebut, membantah dirinya terlibat dan memberikan rekomendasi.

"Tidak ada, saya tegaskan tidak ada rekomendasi. Nama saya dicatut agar mereka mulus aksinya. Soal tudingan saya menekan peternak, silakan ngobrol langsung dengan saya, di mana tekanan saya?" tegasnya.

Menurut Nandang, namanya telah dicatut oleh para oknum ormas tersebut agar aksi perampasan sapi itu berlangsung lancar.

Nandang menjelaskan, polemik ini bermula ketika ormas itu memiliki perjanjian secara lisan dengan Kementan terkait pengelolaan sapi, namun ormas itu belum memiliki kandang sapi di wilayah Sumedang.

Baca juga: GRATIS! Ormas Gamawa Karimun Gelar Sunatan Massal bagi Warga tak Mampu

Ormas itu pun menghubungi kelompok ternak Maju Jaya 2 yang telah memiliki kandang dan sumber pakan sapi.

"Dengan perjanjian tertentu antara kedua belah pihak, tapi di tengah jalan perjanjian, mereka ribut," jelasnya.

Saat sapi bantuan dari Kementan datang, ormas menagih perjanjian.

Sebab ormas merasa memiliki jatah, sedangkan para peternak memiliki legalitas.

"Tapi peternak tidak mau karena mereka menganggap peternaklah yang berhak (atas sapi bantuan Kementan). Selanjutnya, terjadilah perampasan sapi yang dilakukan oknum ormas kepada kelompok ternak Maju Jaya 2. Komitmen mereka dengan mereka itu di luar dinas," tegasnya.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Muhamad Syahrial)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved