WISATA ANAMBAS
Wisata Religi Makam Keramat Siantan Anambas, Tujuan Ziarah Warga Malaysia
Makam Keramat Siantan Anambas di Desa Teluk Siantan menjadi satu di antara destinasi wisata religi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Wisata di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak hanya tentang keindahan pulau saja.
Daerah terdepan di Kepri ini punya wisata religi yang memikat warga negeri jiran Malaysia berkunjung rutin ke sana.
Wisata religi di Anambas itu bernama Makam Keramat Siantan di Dusun Air Nangak, Desa Teluk Siantan.
Destinasi wisata yang satu ini kerap menjadi kunjungan wajib bagi setiap pendatang yang berlibur atau menetap sementara di Anambas.
Sebabnya, bagi masyarakat di sana, destinasi ini dianggap sebagai ikonik yang dipercaya apabila belum mampir ke makam Keramat Siantan sama artinya belum menginjakkan kaki di Anambas.
Sebagian masyarakat di sana juga masih mempercayai adanya aura mistis yang menyelimuti makam Keramat Siantan.
Baca juga: Banyak Spot Instagramable, Ini 9 Alasan Wisata Pantai Tanjung Siambang Wajib Dikunjungi

Tak pelak, setiap menjelang puasa dan perayaan hari Idul Ftri ataupun Idul Adha masyarakat atau wisatawan domestik akan menyempatkan diri ke sana untuk berziarah.
Makam yang dikelilingi rerimbunan pepohonan bakau itu juga terdapat tempat khusus untuk berdoa, itu membuat suasana ziarah menjadi lebih tenang dan khusyuk bagi peziarah.
Kepala Desa Teluk Siantan, Ismaya Lokadi mengatakan, keberadaan makam Keramat Siantan sudah ada sejak dahulu sebelum pulau itu dihuni oleh masyarakat Dusun Air Nangak.
Terdapat lima jumlah makam yang bersemayam di kawasan rerimbunan bakau dan rawa tersebut.
Namun, ia juga tak mengetahui secara persis usia dan siapa penghuni yang ada di dalam makam tersebut.
Pasalnya dari hikayat sejarah yang berkembang di masyarakat, keberadan makam itu memiliki cerita ragam versi sehingga tidak ada catatan peninggalan yang pasti.
"Sejarahnya banyak versi. Hanya yang paling banyak disebut-sebut masyarakat adalah makam Opu Daeng Relaka tokoh bugis. Kita sebagai masyarakat asli Air Nangak juga tidak mengetahui secara persis silsilahnya," kata Ismaya, Jumat (15/7/2022) di Tarempa.
Meski begitu, beberapa versi lainnya yang berkembang memperkirakan di antara sejumlah penghuni makam di sana juga terdapat penghuni bangsa Melayu dari Johor, Malaysia.
Cerita itu dibuktikan dengan adanya sejumlah keluarga dari Malaysia yang datang mengunjungi makam Keramat Siantan beberapa tahun yang lalu untuk memastikan kebenarannya.
"Cuman sampai saat ini, kita juga tidak tahu apakah betul itu bagian dari keluarga mereka atau tidak. Tapi kemungkinan sih tidak, karena sejak saat itu mereka tidak pernah lagi datang berkunjung ke makam itu," ungkap Ismaya.
Dahulunya makam Keramat Siantan sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh pohon bakau yang di sekitarannya berpenghuni penduduk Air Nangak.
"Dulu sebelum ada akses jembatan, untuk ke lokasi itu kita pakai jongkong atau perahu kecil. Dan dapat juga berjalan kaki, tapi saat air laut kering," ucapnya.
Dirinya juga mengungkapkan, di waktu-waktu tertentu banyak pengunjung khususnya masyarakat Anambas yang datang berdoa untuk meminta restu terhadap keinginan dan cita-cita mereka ke makam tersebut.
"Ya keyakinan sebagian masyarakat masih ada yang seperti itu untuk meminta doa restu, apabila mereka ingin menjadi apa dan mau pergi merantau kemana. Bahkan ada juga yang melakukan semacam ritual seperti mengelilingi makam sebanyak tujuh kali," tutur Ismaya lagi.
Dari beberapa versi sejarah lainnya, makam keramat Siantan diduga sebagai kuburan nakhoda Alang dan kuburan para lanun gunung yang tewas waktu merampok di laut.
Di antara sekian banyak kuburan di situ, ada satu kuburan yang dianggap keramat. Yaitu kuburan yang ukurannya paling besar dari pada kuburan lainnya.
Kuburannya bertembok dengan batu karang setinggi lebih kurang 70 cm.
Makam itu diyakini oleh warga itu sebagai kuburan nahkoda Alang yang disebut dengan keramat Pulau Siantan.
MENUJU Makam Keramat Siantan
Bagi warga Anambas yang ingin berwisata religi ke makam Keramat Siantan bisa menggunakan transportasi laut berupa kapal pompong atau speed boat dari masing-masing pulau.
Begitu pun untuk wisatawan dari luar Anambas juga tidak perlu bingung.
Akses menuju destinasi wisata religi dan sarat nilai sejarah ini tidak lah sulit.
Bila anda yang datang dari Pelabuhan Sri Siantan, pusat kota Tarempa dapat menggunakan speed boat atau kapal cepat menuju Dusun Air Nangak.
Speed boat yang terparkir di Pelabuhan Sri Siantan juga cukup banyak dan selalu beroperasi sejak pagi hingga sore.
Setiap speed boat berkapasitas memuat penumpang sebanyak delapan hingga sepuluh orang.
Waktu tempuh lebih kurang 40 menit untuk sampai menuju ke dermaga Air Nangak.
Biaya yang sobat Tribunners keluarkan juga terbilang murah. Anda hanya cukup merogoh uang sebesar Rp 50 ribu dalam sekali perjalanan.
Setibanya di dermaga, anda dapat lansung berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua menuju ke makam Keramat Siantan yang hanya berjarak lebih kurang 500 meter.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Religi di Anambas, Ada Makam Keramat Siantan di Desa Teluk Siantan
Akses jalan ke sana juga sudah terbangun semen panjang dengan pemandangan sisi kiri dan kanan hamparan laut dan hunian penduduk.
Kepala Desa Teluk Siantan, Ismaya lokadi menjelaskan, untuk saat ini tidak ada biaya tiket masuk yang dikenakan bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana.
"Untuk saat ini belum ada biaya tiket masuk kalau mau berkunjung ke sana, tapi setelah terbentuknya pengurus kelompok sadar wisata yang baru saat ini, mungkin nantinya akan dikenakan biaya masuk atau pun kotak uang seikhlasnya," ucap Ismaya.
WISATA Mangrove
Selain destinasi wisata religi makam Keramat Siantan, wisatawan juga dapat menikmati panorama wisata manggrove yang ada di Dusun Air Nangak.
Wisata manggrove ini masih berada di lokasi yang sama mengelilingi lima makam yang dipercaya oleh masyarakat Anambas dihuni Opu Daeng Relaka asal Bugis.
Pohon manggrove di sana terbilang cukup luas dan masih sangat terawat keasriannya.
Rerimbunan daunnya yang menghijau lebat juga menambah suasana keteduhan bagi setiap wisatawan yang datang.
Sebelum memasuki kawasan hutan manggrove, mata kita akan dimanjakan dengan luasnya hamparan laut di sisi kiri dan kanan jembatan semen panjang.
Dipenghujung jembatan, saat memasuki pelantar kayu wisata manggrove terpasang gapura papan bercat warna-warni dan bertuliskan kalimat selamat datang dan sejumlah kalimat motivasi lainnya.
Akses pelantar kayu yang ada membelah kawasan wisata mangrove menjadi dua sisi kiri dan juga kanan.

Itu menjadikannya sebagai obyek swafoto atau hunting bagi para pengunjung keluarga, pasangan muda-mudi atau pun kelompok kawanan yang datang berekreasi.
Selain itu pengunjung juga kerap berfoto dibingkai hias berbentuk love dan persegi bercat warna warni yang terbangun di area manggrove.
Hasilnya dokumentasi itu terbilang instagramable untuk dibagikan ke dalam story aktivitas sosial media pribadi.
Meski terbilang baru, wisata manggrove Air Nangak sangat worth it untuk dijadikan destinasi rekreasi akhir pekan atau hari libur nasional.
Fasilitas umum di sana juga diperlengkapi dengan toilet dan satu unit pendopo.
Kepala Desa Teluk Siantan, Ismaya Lokadi mengatakan, nantinya oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang baru terbentuk akan mengupakan kembali membangun konsep wisata air dan arena bermain ramah anak.
"Jadi karena banyak pengunjung yang datang ziarah ke makam bawa anak-anaknya maka kita akan mengupayakan bangunan itu untuk dapat dinikmatilah," ucapnya.
Untuk makanan yang dapat dijadikan cemilan oleh pengunjung lanjutnya, dapat mencicipi makanan khas Air Nangak seperti Lemang dan Lekup.
Lemang sendiri terbuat dari beras pulut yang dicampur santan kelapa dengan rasa sedikit asin yang dimasukkan kedalam batang bambu.
"Harganya bervariasi mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.
Sedangkan Lekup ialah jenis makanan laut dari kerang besar yang ke dalam cangkangnya dimasukkan sagu lalu dikukus.
"Kalau harga per bijinya Rp 5 ribu dan itu makanan yang paling banyak dicari oleh pengunjung yang datang ke Air Nangak," terangnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Wisata Anambas