BATAM TERKINI

Dinkes Batam Siaga Monkeypox, Gelar Rapat dengan KKP dan Pihak Terkait Lainnya

Batam siaga monkeypox, Dinkes undang KKP, BTKL PP dan perwakilan rumah sakit bahas kesiapsiagaan Batam sebagai pintu masuk wisman dari Singapura

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari (kiri), dan Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Survei Lan Evidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Batam, Romel Simanungkalit saat berada di Kantor Pemko Batam, Rabu (3/8/2022) setelah rapat bahas pencegahan Monkeypox. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam menggelar rapat bersama stakeholder terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Monkeypox di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Rapat Dinkes Batam itu dilangsungkan di Aula Lantai IV, Gedung Pemko Batam, Rabu (3/8/2022) sore.

Dinkes mengundang KKP, BTKL PP, dan perwakilan rumah sakit (RS) di Batam. Rapat ini sebagai kesiapsiagaan Batam sebagai pintu masuk wisatawan asing dari Singapura.

"Kalau ada kasus ciri-cirinya demam di atas suhu 38 derajat, ada ruam, kita tetap memantau. Kalau berat kita rujuk ke rumah sakit terdekat. Di Batam ada 20 rumah sakit," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Batam, Melda Sari.

Tahapan selanjutnya, apabila kondisi pasien dinyatakan mirip gejala Monkeypox, RS akan melaporkan ke Dinkes Batam. Kemudian pihaknya akan melanjutkan ke BTKL PP Batam.

"Dari rumah sakit dan Dinkes wajib kita laporkan ke Kementerian," katanya.

Baca juga: Mengenal Virus Monkey B, Penyakit Menular yang Bisa Sebabkan Kematian

Adapun keluhannya Monkeypox atau cacar monyet ini seperti cacar. Yaitu, demam, ada ruam di kulit dan masa inkubasinya 2 hingga 4 minggu.

Melda menyebutkan, sebelumnya ada satu orang yang gejala kasusnya mirip Monkeypox. Pasien dirawat di salah satu rumah sakit di Batam.

Namun syukurnya, dari hasil tes yang keluar hari ini yang bersangkutan negatif Monkeypox.

"Hasil sampelnya 5 hari. Kasus ini tak melakukan perjalanan dan tak melakukan hubungan suami istri," katanya.

Pengawasan di Pelabuhan Diperketat

Sementara itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Batam menyatakan sudah melakukan pengetatan pengawasan di pintu masuk seluruh pelabuhan internasional terkait pencegahan monkeypox.

Pasalnya Batam merupakan pintu masuk di Indonesia yang berdekatan dengan Singapura.

Pengawasan ketat terhadap orang yang masuk dari luar negeri ini melalui pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan kulit.

"Selama ini sudah kita lakukan pengetatan di pintu masuk dengan pemeriksaan gejala, pemasangan alat deteksi di pintu masuk. Tak ada bedanya dengan penanganan Covid-19," ujar Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Survei Lan Evidemiologi KKP Batam, Romel Simanungkalit saat berada di Kantor Pemko Batam, Rabu (3/8/2022).

Diakuinya apabila suhu tubuhnya diatas 37 derajat celsius dan ada ruam-ruam di wajah, leher atau di kulit orang pendatang, maka akan diperiksa lebih lanjut.

"Kalau ada kasus kita rujuk ke rumah sakit dan kita koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Batam," katanya.

Ia mengatakan, tak ada alat khusus di pelabuhan untuk mendeteksi Monkeyfox ini. Pendeteksian awal yang dilakukan hanya dari suhu tubuh dan ruam-ruam.

Baca juga: Singapura Tetangga Kepri Temukan Kasus Cacar Monyet, Dinkes Sebar SE Khusus

"Dilihat dan diperiksa saja. Alat khususnya di laboratorium. Setelah ada tersangka, diambil spesimennya baru dibawa ke laboratorium," katanya.

Romel juga menegaskan tidak ada perlakuan khusus kepada wisman atau WNA yang datang dari Singapura. Tak ada pembatasan perjalanan karena kasus Monkeypox, berbeda dengan Covid-19.

"Keputusan itu tak boleh kita ambil," ujarnya.

Ia menambahkan, sejauh ini belum ditemukan kasus Monkeyfox di Batam. Apabila di pelabuhan ada terdeteksi akan diberitahukan ke Dinkes Batam.

"Sebagai pencegahannya hindari dululah perjalanan keluar negeri. Lantaran penularannya melalui kontak langsung," kata Romel.

Seperti diketahui, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Monkeyfox dengan gejala karakteristik, ruam akut dengan derajat berat.

Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun dapat terjadi derajat berat atau kematian.

Kematian terjadi pada 11 persen dari seluruh kasus, dan paling umum terjadi pada usia muda.

(TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved