PENEMBAKAN DI RUMAH KADIV PROPAM
Keberadaan Baju Terakhir dan Ponsel Brigadir J yang Hilang Dijawab Polri
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pakaian terakhir yang digunakan Brigadir J saat kejadian dan handphonenya kini sudah berada di tangan
Satu di antaranya mengenai mengenai bercak darah hingga bekas luka tembakan.
"Kalau ditembak berarti bajunya bolong dan berdarah. Kalau ditembak dari belakang otaknya darahnya bercucuran kena ke baju."
"Kemudian dilukai di pundak kanan tentu bajunya juga rusak karena sampai luka terbuka apakah itu karena golok atau sayatan kita belum tahu," kata Kamaruddin.
Ia juga mengatakan nantinya darah di pakaian Brigadir J bisa dicocokan DNA-nya dengan kedokteran forensik.
Hal itu untuk mencocokan apakah darah tersebut benar milik Brigadir J.
"Kita cocokan DNA-nya kepada dokter forensik ini saya ambil DNAnya, simpan DNA-nya siapa tau menemukan bajunya supaya dicocokan dengan DNA yang diambil dokter forensik dengan luka yang ada di baju," ungkapnya.
Karena itu, ia mempertanyakan keberadaan pakaian terakhir Brigadir J.
Dia menduga kuat bahwa pakaian itu kini berada di penguasaan pihak kepolisian.
"Saya kira bajunya sudah dikuasai oleh penyidik. Ini kan harus dapat kalau ada kehilangan baju siapa yang menghilangkan. Kemungkinan cuman 2, ada dirumah dinas itu atau RS Polri," katanya.
Bila baju itu hilang di RS Polri, tentu akan menjadi pertanyaan apa kepentingan dari dokter yang menangani Brigadir J untuk menghilangkannya.
Apakah brigadir J dibawa ke RS dalam kondisi telanjang tidak mungkin. Atau mungkin bajunya dibuka di rumah dinas. Karena itu baju dan hanphone adalah barang bukti yang sangat perlu," ujarnya.
Penyidik, disebut Kamaruddin tidak transparan dalam menangani kasus tersebut.
"Mereka tertutup, hal yang sederhana saja kita tanya bajunya sudah di mana sekarang, tidak ada yang berani jawab," ujar Kamaruddin.
Ponsel Brigadir J
Tak hanya baju, kata Kamaruddin, pihaknya juga mempertanyakan keberadaan ponsel milik Brigadir J yang tak kunjung ditemukan.