BERITA KECELAKAAN

Kecelakaan Tewaskan Tiga Pelajar Buat Polisi Simalakama, DPR RI Bereaksi

Kecelakaan yang menewaskan tiga pelajar di Kabupaten Landak membuat polisi dilematis. Peristiwa ini menjadi potret buram dunia pendidikan Indonesia.

TribunBatam.id via Tribunnews.com/TribunPontianak.co.id
Kolase kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang merenggut 3 pelajar di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis (25/8/2022). Polisi serba dilematis dengan kondisi transportasi pengangkut pelajar di daerah itu. 

LANDAK, TRIBUNBATAM.id - Kecelalakaan yang menewaskan tiga pelajar di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi atensi polisi.

Polisi mengaku dilematis dengan kecelakaan yang terjadi Dusun Runut, Desa Tonang, Kecamatan Sengah Temila, pada Kamis 25 Agustus 2022 siang itu.

Kejadian kecelakaan melibatkan mobil truk dengan nomor polisi KB 9451 EA dengan kendaraan mobil pick up Grand Max dengan nomor polisi KB 8301 AP yang membawa anak-anak pulang sekolah, serta dengan kendaraan mobil grand max KB 8395 BB.

Kapolres Landak AKBP Stevy Frits Pattiasina SIK SH MH melalui Kasat Lantas Iptu Teguh Supriyadi menyebut, di satu sisi mobil pickup tidak layak untuk mobil penumpang.

Tapi di sisi lain anak-anak sekolah akan kesulitan mencari transportasi dari kampung ke sekolah.

Baca juga: KECELAKAAN DI TANJUNGPINANG, Motor Terjun Masuk Parit, Seorang Remaja Tewas 

"Ini menjadi masalah untuk kita semua, dan harus kita pikirkan ke depannya. Selain itu harapan kami, untuk ke depannya bagi masyarakat yang menggunakan kendaraannya untuk menjadi mobil angkutan, mohon untuk tidak mengangkut berlebihan," ucap Kasat Lantas Polres Landak, Jumat (26/8/2022).

Iptu Teguh Supriyadi menngungkap dua pelajar meninggal dunia di lokasi kejadian.

Sementara satu pelajar meninggal dunia setelah berada di rumah sakit.

Selain korban meninggal dunia, polisi juga mendata 3 luka berat dan lima luka ringan.

Mereka mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Landak.

Selain itu, pasca kejadian pada malam harinya barang bukti sudah dibawa ke Polres Landak.

Sementara itu Kapolsek Sengah Temila Iptu Yulius Kartono menambahkan, kendaraan mobil truck KB 9451 EA berjalan dari arah Pontianak menuju Ngabang.

Baca juga: KECELAKAAN DI LAUT, Akibat Cuaca Buruk, Sebuah Pancung Terbalik di Belakang Padang Batam

Sesampai di TKP kondisi jalan lurus setelah menikung ke kanan, secara tiba-tiba kendaraan mobil truck KB 9451 EA berjalan mengarah ke sebelah kanan.

Sehingga menabrak kendaraan mobil grand max KB 8301 AP yang yang datang dari arah berlawanan di jalur jalan sebelah kanan dari Pontianak menuju Ngabang.

Kendaraan mobil grand max KB 8301 AP tersebut membawa muatan anak sekolah.

"Meninggal ada 3 orang, luka-luka ada 30 orang. Ada yang dirawat di Puskesmas Senakin, Rumah Sakit Landak, Rumah Sakit Antonius Pontianak," ungkap Kapolsek.

Sopir truk dan mobil bak terbuka juga sudah diperiksa oleh pihak kepolisian.

"Sopir berikut kendaraan sudah kita amankan serta dibawa ke Polres, kemudian dilakukan penyidikan. "Kami menyatakan turut berduka cita, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucapnya.

Baca juga: KECELAKAAN DI BATAM, Gegara Menoleh saat Berkendara, Seorang Pelajar Tabrak Motor Orang

Selain itu Ipda Yulius Kartono juga menghimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk mematuhi aturan lalulintas. "Keselamatan nomor satu, jangan remehkan berkendaraan di jalan raya, sayangi nyawa anda karena keluarga menunggu di rumah," pungkasnya.

KOMENTAR DPR RI

Peristiwa maut ini menjadi sedikit gambaran jika masih banyak pekerjaan rumah untuk memperbaiki akses pendidikan di tanah air.

“Kami menyampaikan duka mendalam atas peristiwa kecelakaan maut angkutan sekolah di Landak, Kalimantan Barat. Betapa anak didik kita rentan terhadap berbagai ancaman dan kendala dalam proses mencari ilmu di berbagai pelosok nusantara,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Jumat (26/8/2022).

Huda mengatakan dari video dan foto yang dia terima dari masyarakat diketahui jika angkutan sekolah yang ditumpangi puluhan siswa tersebut sangat tidak layak.

Baik dari sisi keselamatan maupun kenyamanan.

Apalagi pikap tersebut sudah pasti tidak sesuai dengan kapasitas (overload) karena memaksakan untuk mengangkut puluhan siswa.

Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Garut, Seorang Siswi Meninggal dan 6 Terluka

“Peristiwa ini harus diselidiki dengan tuntas. Kenapa siswa harus menumpang angkutan tak layak seperti itu. Apakah tidak ada angkutan lain yang lebih proper baik dari sisi keselamatan dan kenyamanan para siswa,” katanya.

Dari sisi layanan pendidikan, kata Huda, juga harus diselidiki apakah memang letak sekolah dengan domisili para siswa begitu jauh sehingga harus menggunakan angkutan umum untuk mencapainya.

Apakah belum diberlakukan system zonasi dalam proses pendaftaran agar memastikan akses siswa ke sekolah tidak terlalu jauh.

“Atau ada faktor lain seperti minimnya anggaran untuk membangun sekolah yang mudah dijangkau oleh para siswa. Sehingga mereka terpaksa menempuh perjalanan jauh agar bisa belajar,” tukasnya.

Huda mengungkapkan anggaran pendidikan dalam bentuk transfer keuangan daerah dan dana desa (TKDD) mendapatkan porsi terbesar.

Di tahun 2021 saja anggaran pendidikan untuk TKDD mencapai 299,06 triliun atau setara 54 persen dari total 20 persen anggaran pendidikan dari APBN.

Baca juga: Kecelakaan di Laut Anambas, KKP Natuna Lanjutkan Cari Nelayan Bagan Hari Ini

“TKDD ini salah satunya untuk memastikan ketersediaan sarana prasarana fisik bagi kepastian penyelenggaraan pendidikan di daerah. Nah ini harus dipastikan betapa besaran anggaran pendidikan yang ditransfer ke daerah tetapi potret pendidikan di daerah masih begitu memprihatinkan,” ujarnya.

Politisi PKB ini berharap agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi melakukan investigasi kasus ini secara mendalam.

Dengan demikian bisa diketahui apakah peristiwa ini merupakan akibat dari ketidaklayakan layanan pendidikan di daerah atau karena faktor lain.

“Kami berharap ada investigasi khusus agar ke depan peristiwa ini tidak kembali terjadi. Betapa memprihatinkannya kalau peristiwa ini terjadi karena keterbatasan akses layanan pendidikan sehingga anak-anak kita harus bertaruh nyawa untuk bisa sekolah,” pungkasnya.(TribunBatam.id) (TribunPontianak.co.id/Alfon Pardosi) (Tribunnews.com)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: TribunPontianak.co.id, Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved