LINGGA TERKINI

TRADISI Turun Temurun di Lingga, Makan Ketupat Bareng saat Rabu Terakhir Bulan Safar

Warga Kampung Suak Rasau, Desa Sungai Buluh, Singkep Barat, Lingga, berkumpul dan makan ketupat bareng di Rabu terakhir di bulan Safar.

Penulis: Febriyuanda |
TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda
Warga Kampung Suak Rasau, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Lingga, Kepri makan ketupat bersama di penghujung bulan Safar, Rabu (21/9/2022) pagi 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Suara kentongan terdengar  pagi-pagi sekali di Kampung Suak Rasau, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (21/9/2022).

Biasanya bunyi kentongan bersumber dari pos ronda, namun lain halnya di kampung yang satu ini.

Kentongan itu dipukul dari Musala atau Surau setempat untuk memanggil warga di kampung ini.

Hening dan dinginnya pagi masih terasa, satu persatu warga keluar dengan menenteng sebuah hidangan untuk dibawa ke surau.

Mereka mengenakan pakaian baju kurung, batik, atau pakaian sopan lainnya sembari berjalan atau menaiki sepeda motor di tengah-tengah wilayahnya yang masih asri.

Kalangan laki-laki mengenakan peci di kepala mereka, sementara perempuan memakai pakai muslim tertutup saat itu.

Sekira pukul 06.30 WIB, puluhan warga pun berkumpul di dalam Surau Al-Istiqomah itu untuk memanjatkan doa bersama.

Berkumpulnya warga itu tepat di Rabu terakhir bulan Safar 1444 Hijriah.

Baca juga: Tradisi Rabu Terakhir Bulan Safar, Ratusan Pengunjung Kunjungi Wisata Resun Lingga

Tokoh agama saat itu memimpin doa, dengan bersama mengadahkan tangan.

Sebelum berdoa, warga akan mengumpulkan minuman air yang ditaruh dalam botol untuk dibacakan doa.

Puluhan warga pun berkumpul menyantap hidangan yang telah mereka bawa dari rumah, setelah doa selesai dibacakan.

Menariknya, ketupat saat itu dihidangkan dalam makan bersama ini layaknya seperti merayakan lebaran.

Para ibu sudah menyiapkan ketupat ini beberapa hari, sebelum acara ini berlangsung.

Seperti salah satunya Basira, dia sibuk membuat ketupat dan lauk pauk tiga hari sebelum pelaksanaan tradisi ini.

"Ini memang ada pohon kelapa sendiri, jadi daunnya gak beli, langsung diambil dari pohonnya di belakang rumah," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved