FEATURE
Redy Abdi Terharu, Motor Puluhan Juta Hasil Nabung yang Hilang Akhirnya Ditemukan
Redy Abdi Septian, korban curanmor di Batam senang. Motor Yamaha RX King miliknya yang hilang September 2022 lalu, bisa ditemukan polisi
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Redy Abdi Septian, warga Batam ini mendadak tersenyum lebar. Raut wajahnya semringah.
Korban pencurian motor atau curanmor di Batam ini tak bisa menutupi kegembiraan di hatinya. Lantaran motor kesayangannya Yamaha RX-King yang sempat hilang, akhirnya ditemukan.
Kedua bola mata karyawan di Batam ini pun berkaca-kaca dan nyaris mengeluarkan air mata.
Sesekali ia mengucek-ucek matanya dengan tangan sebelah kanan. Redy tak mau air matanya jatuh.
Pasalnya saat itu dirinya tengah berada di Polsek Bengkong dan tidak sendirian. Ada belasan orang berada di sekitar Redy dan mata mereka tengah tertuju padanya.
Sesekali terdengar ucapan 'Yes, terima kasih' keluar dari mulutnya.
Baca juga: Pelaku Curanmor di Batam Saling Kenal, Polisi Kembali Ringkus Pencuri dan Penadah
Ucapan itu spontan diucapkan Redy, setelah mendengar motornya yang sempat dicuri orang sudah ditemukan polisi.
"Saya begitu terharu dan senang setelah mendapatkan kabar dari Polsek Bengkong, bahwasanya motor Yamaha RX-King warna biru tahun 2005 milik saya yang hilang sudah ditemukan," kata Redy kepada Tribun Batam, Minggu (2/10/2022).
Warga Bengkong Kolam Mas itu seperti bermimpi. Ia mengira motor kesayangannya itu sudah tidak bisa ditemukan lagi.
Kejadian itu sempat membuat dirinya bersedih hingga hampir sepekan lamanya.
Bagaimana tidak, motor kesayangan itu ia beli dari hasil jerih payahnya bekerja di sebuah perusahaan di Batam.
Motor itu dibelinya seharga Rp 25 juta, empat tahun lalu, dan pertama kali beli masih baru.
Dengan nominal itu, baginya sangat banyak. Namun karena hobi dan suka dengan motor itu, ia berjuang untuk mengumpulkan uang.
"Dari dulu saya sangat menyukai motor RX King. Untuk mendapatkan motor itu saya harus menabung hingga berbulan-bulan," ungkapnya.
Setiap bulan ia harus mengumpulkan Rp 2 juta selama 12 bulan. Sisanya waktu itu dibantu orangtuanya.