Nobar Piala Dunia 2022, Warga di Perbatasan NKRI Anambas Harap Listrik, Sinyal Lancar
Suasana kemeriahan Piala Dunia 2022 di wilayah perbatasan NKRI di Anambas bisa dibilang hanya terasa sekadar dan biasa saja. Warga harap sinyal lancar
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Hampir sepekan liga sepak bola Piala Dunia 2022 Qatar berlangsung.
Pembukaan pesta akbar empat tahunan itu terhitung dimulai sejak 21 November hingga 18 Desember 2022.
Hampir sejumlah wilayah di Tanah Air, Indonesia pun menggelar nonton bareng (nobar) di cafe, warung kopi hingga hotel dan tempat lainnya.
Seperti yang sudah-sudah, dalam pertandingan piala dunia, euforia dari pecinta sepak bola adalah momentum yang paling dinanti-nanti.
Sejumlah fans dari masing-masing negara yang dibela, biasanya akan mengenakan seragam atau jersey dari klub pemain negara yang didukung.
Belum lagi, mereka akan menggelorakan yel-yel dukungan saat suasana nobar berlangsung.
Sorak-sorai gemuruh dipandu tepuk tangan hingga alat gendang dan pengeras suara juga kerap kali ditampilkan dalam suasana tersebut.
Namun suasana euforia itu, kebanyakan hanya berlaku di wilayah perkotaan dan pusat keramaian.
Baca juga: Tips Bisa Nonton Piala Dunia 2022 Gratis di TV Digital dan Analog
Sementara seperti di Kabupaten Kepulauan Anambas, euforia piala dunia tidak berpengaruh signifikan bagi pecinta sepak bola.
Suasana kemeriahan Piala Dunia 2022 di wilayah perbatasan NKRI itu, hanya terasa sekadar dan biasa saja.
Tempat-tempat yang menyediakan nobar piala dunia seperti kedai kopi pun dapat dihitung jari dan terhitung tiga sampai empat warung kopi saja.
Ditambah lagi dengan rentang kendali Anambas yang berpulau-pulau, membuat akses layanan telekomunikasi di sana masih serba terbatas.
Pemerataan jaringan sinyalnya pun belum optimal.
Hal itu pula yang membuat aktivitas digital masyarakat kerap terganggu dan terbatas.
Hingga di tempat-tempat yang menyediakan nobar piala dunia pun terlihat hanya segelintir pengunjung yang datang.
Bahkan, bila gangguan listrik terjadi atau padam ditambah cuaca hujan, jaringan internet pun akan ikut berimbas menjadi blank spot.
Meski demikian, sejumlah pemilik warung kopi tetap menyediakan nobar piala dunia di sana untuk meraup pundi-pundi perekonomian.
"Bagi saya piala dunia ini adalah momentum untuk meningkatkan perekonomian bagi masyarakat, khususnya para pedagang seperti kami," ucap Nasrul, pemilik Kedai Kopi Tiam, Batu Tambun.
Nasrul mengatakan, dengan momentum piala dunia giat perekonomian seperti di wilayah Batu Tambun yang sepi penduduk dibanding pusat kota Tarempa harus lebih dikembangkan.
Baca juga: Timnas Jepang Permalukan Jerman, Modal Hadapi Kosta Rika di Piala Dunia 2022
"Saya buat nobar piala dunia ini, selain untuk dapat diakses oleh pecinta sepak bola juga untuk menghidupkan ekonomi bangkit. Pemukiman kami ini masih terasa sepi dibanding pusat kota Tarempa, tapi dengan piala dunia ini semoga semakin ramailah," terangnya, sebelum kick off Jerman vs Jepang berlangsung, Rabu (23/11/2022).
Disinggung mendukung negara apa pada piala dunia tahun ini, Nasrul tidak punya pilihan tertentu.
Namun ia berharap juara dunia kali ini dapat diraih dari perwakilan Asia.
"Kalau dukungan negara tidak ada, hanya berharap dari Asia yang juara tahun ini," ujarnya dengan senyum sumringah.
Sementara itu, Een warga Batu Tambun yang sekaligus pendukung negara Inggris pada piala dunia tahun ini, berharap selama pertandingan piala dunia berlangsung nantinya dapat berjalan aman dan lancar.
"Piala dunia ini kan bisa dikatakan empat tahun sekali, meskipun kita di perbatasan paling tidak euforia itu dapat dirasakan. Semoga saja listrik maupun sinyal di Anambas ini bisa lancar," katanya. (Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google