TANJUNGPINANG TERKINI
Pemko Tanjungpinang Targetkan Kasus Stunting Turun 14 Persen Tahun 2024
Kasus stunting di Tanjungpinang yang mencapai ratusan orang menjadi perhatian Pemko Tanjungpinang. Mereka menargetkan angka stunting turun tahun 2024.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Stunting pada anak menjadi atensi Pemerintah Kota atau Pemko Tanjungpinang.
Pemko Tanjungpinang berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di daerah mereka.
Salah satu langkah Pemko Tanjungpinang untuk menurunkan angka stunting di Tanjungpinang adalah melakukan identifikasi audit kasus stunting atau AKS.
Pemko Tanjungpinang berencana target angka stunting prevalensi menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Hingga 1 November 2022, angka stunting di Tanjungpinang berjumlah 478 kasus untuk wilayah Tanjungpinang.
Baca juga: Cegah Stunting, Ketua PKK Lingga Harap Remaja Bisa Jaga Diri Dari Pernikahan Dini
Dengan melakukan audit kasus stunting (AKS), penanggulangan kasus stunting di suatu wilayah bisa menurun.
“Audit Kasus Stunting merupakan upaya penguatan deteksi dan intervensi spesifik yang tepat bagi kelompok sasaran masyarakat yang berisiko mengalami stunting,” ucap Wakil Walikota Tanjungpinang, Endang Abdullah, Senin (5/12/2022).
Audit kasus stunting juga sebagai upaya identifikasi risiko dan penyebab pada kelompok sasaran berdasarkan survei atau sumber data lainnya.
“Mulai dari mengindentifikasi masalah dasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui atau nifas dan balita,” kata Endang Abdullah.
Selain itu, tahapan pelaksanaan AKS setelah mengidentifikasi risiko stunting adalah mengetahui penyebab pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus serupa.
Baca juga: Wakil Wali Kota Batam Kumpulkan Kepala Puskesmas hingga Lurah Bahas Masalah Stunting
“Misalnya menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada balita, kemudian diperoleh rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan. Terakhir memberikan respon atau tindak lanjut rekomendasi,” terangnya.
Wakil Walikota Tanjungpinang Endang Abdullah berharap seluruh tim TPPS berperan aktif sehingga penanganan dan jumlah kasus stunting dapat menurun.
“Program penyelesaian stunting tidak bisa ditangani oleh satu pihak tetapi keikutsertaan berbagai pihak. Tim Pendamping Keluarga diharapkan dapat menekan angka stunting dan mengejar target,” harapnya.
Selain itu Pemko Tanjungpinang juga mengevaluasi bersama puskesmas tentang intervensi yang telah dilakukan, evaluasi pemantauan, rencana tindak lanjut, dan kendala pada kasus stunting anak usia bawah dua tahun (Baduta) serta kasus bumil Kurang Energi Kronis (KEK).
DATA BKKBN