BERITA KRIMINAL
Buruh Bangunan Jembatan Mojo Demo, Singgung Walikota Solo Gibran Rakabuming
Walikota Solo Gibran Rakabuming menjadi harapan sejumlah buruh bangunan yang mengerjakan proyek Jembatan Mojo, agar gaji mereka bisa dibayarkan.
SOLO, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah buruh bangunan yang menggelar aksi menyebut nama Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk membantu menyelesaikan persoalan mereka.
Buruh bangunan yang sebelumnya mengerjakan Jembatan Mojo ini berharap Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka bisa memberikan solusi karena hak keuangan pekerja belum juga mereka terima.
Sementara Jembatan Mojo yang dikerjakan sejumlah buruh bangunan ini yang menghubungkan akses Kota Solo dimana Walikota Solo Gibran Rakabuming sebagai kepala daerahnya dengan wilayah Sukoharjo.
Koordinator pekerja bangunan, Sandi mengungkap jika gaji mereka belum dibayar oleh koordinator pekerjaan.
Menurut Sandi, pihak perusahaan sudah memberikan sejumlah uang kepada mandor.
Baca juga: Gibran Rakabuming Enggan Laporkan Penghina Iriana Jokowi ke Polisi

Namun setelah uang turun, mandor menurut Sandi kabur membawa uang yang menjadi hak pekerja bangunan itu.
Dalam aksinya pada Sabtu (10/12/2022) di atas Jembatan Mojo, sejumlah pekerja bangunan membawa kardus yang bertuliskan isi hati mereka.
Mulai dari 'Bosnya Kabur, mana gajiku, taruhannya nyawa', 'Bayar Gaji Kami Untuk Bertahan Hidup', 'Mas Gibran, Tolong Bantu Kami', dan lainnya.
"Hak keuangan kami tidak dibayarkan sama mandor," ucap Sandi yang ditemui di sela-sela aksi.
Total ada 13 pekerja yang tak dibayarkan gajinya dengan total sekitar Rp 70 juta.
Jumlah tersebut untuk gaji pengerjaan Jembatan Mojo selama 3 pekan. Sandi menjelaskan, pembangunan Jembatan Mojo dilakukan sejak Juni 2022.
Baca juga: Seorang Remaja di Batam Ngaku ke Orangtuanya Telah Dinodai Buruh Bangunan
Dengan perjanjian awal, pembayaran dilakukan setiap 2 pekan dengan nominal Rp 30 juta yang dibagi rata pada 13 pekerja.
Namun karena pekerjaan diminta dipercepat, para pekerja diminta lembur dan gaji dibayar pasca-jembatan rampung.
"Diresmikan tanggal 2 Desember, katanya tanggal 7 gajian, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang diserahkan kepada kami," beber dia.
Hingga aksi ini, belasan pekerja bangunan itu tidak dibayar gajinya.