NATUNA TERKINI
PANTAI di Ranai Natuna Penuh Sampah, Diduga Kiriman dari Luar Negeri Termasuk Vietnam
Sampah berupa botol bekas yang diduga kiriman dari luar negeri seperti Vietnam dan negara lainnya terdampar dan mengotori pantai di Ranai Natuna.
NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Tingginya gelombang di perairan Natuna akibat musim utara dan cuaca ekstrem akhir tahun ini, membuat bibir pantai di wilayah Ranai, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) dipenuhi sampah.
Gelombang tinggi yang melanda Kabupaten Natuna sejak sepekan terakhir ini membuat banyak sampah terdampar di bibir pantai.
Sampah itu berupa dahan kayu dan sampah non organik berupa botol minuman bermerk yang diduga dari negara tetangga Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Salah satunya adalah sampah botol minuman dengan merk Thach yang diduga produk negara Vietnam.
"Sudah seminggu ini cuaca dan gelombang tinggi terjadi di wilayah kita, gelombang tersebut banyak membawa sampah dari luar," kata Suharmin warga Ranai yang sedang membersihkan lahan di pinggir pantai Jemengan, Kamis (22/12/2022).
Baca juga: PROMO Holiday, Aneka Minuman Bube Boba Batam Cuma Rp 10.000 per Cup
Suharmin menyampaikan, sampah yang menumpuk di bibir pantai ini rata-rata sampah botol mineral dan batang kayu yang hanyut dibawa gelombang.
"Kalau dilihat dari merk sampah botol mineral itu dari negara tetangga. Dan dari tulisannya bukan merek dari Indonesia," ungkapnya.
Hal senada juga diakui Salman, seorang warga Ranai Kota, ia mengaku, sampah kiriman dari luar negara ini sudah menjadi langganan rutin bagi warga Natuna setiap masuk musim utara yang disertai gelombang tinggi.
"Setiap tahun sering terjadi seperti ini, saat memasuki akhir tahun mulai dari bulan September hingga Desember, dengan cuaca tidak menentu sampah-sampah seperti itu sering naik ke bibir pantai," ujarnya.
Bahkan menurut Salman, terkadang sampah-sampah itu tidak hanya botol-botol bekas namun juga produk makan kaleng.
"Apalagi di Sedanau, kadang juga ada makanan kaleng yang terdampar di pantai," ucapnya.
Karenanya, ia berharap adanya peran pemerintah dalam mengantisipasi dampak sampah kiriman tersebut supaya wilayah Natuna bebas dari sampah yang sudah menjadi langganan setiap tahunnya.
"Ya semoga saja ada solusi terbaik dari pemerintah guna mengantisipasi dampak sampah kiriman ini," harapnya. (TRIBUNBATAM.id/Muhammad Ilham)